Latar Belakang Trophic structure and population biology of fishes in Semak Daun Island, Kepulauan Seribu.
kemudian sekunder, tersier, dan seterusnya dan diakhiri dengan predator puncak Gallopin 1972; Odum 1998; Kennish 2000; Jenning et al. 2003; Widodo dan
Suadi 2006. Dasar dari jenjang trofik adalah autotrof yang memfiksasi C karbon melalui fotosintesa dan menyediakan enegi untuk organisme konsumer
yaitu heterotrof. Pada urutan jenjang trofik berikutnya yang lebih tinggi, konsumer primer akan berlaku sebagai sumber makanan bagi konsumer sekunder
yang selanjutnya dimangsa oleh konsumer tersier yaitu organsime karnivor. Dekomposer yaitu bakteri saprobik dan alga akan mengasimilasi material hewan
dan tumbuhan yang mati, mentransformasikannya ke dalam DOM Dissolved Organic Matter untuk mendapatkan keperluan energi mereka dengan melepaskan
nutrien energi yang berguna bagi pertumbuhan autotrof. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa jenjang trofik adalah setiap jenjang dari transfer
energi atau setiap stadia dari rantai makanan Nontji 1993. Jenjang trofik pertama ditempati oleh fitoplankton sebagai produser primer,
jenjang trofik ke dua ditempati oleh zooplankton herbivor, dan jenjang trofik ke tiga ditempati oleh organisme karnivor Nontji 1993; Piska Naik 2007
Tumbuhan hijau menduduki jenjang trofik pertama, pemakan tumbuhan menduduki jenjang trofik ke dua tingkat konsumen primer pertama, karnivor
yang memakan herbivor menduduki jenjang trofik ke tiga tingkat konsumen tersier. Pada umumnya dari jenjang trofik rendah menuju ke tingkat yang lebih
tinggi, ukuran biotanya semakin besar tetapi total seluruh biomasa pada jenjang trofik semakin kecil. Hal ini karena pengalihan atau transfer energi dari satu
jenjang trofik ke jenjang trofik berikutnya sangat kecil, pada umumnya dianggap sekitar 10. Dilihat dari segi biomasanya, jenjang trofik ini dapat digambarkan
sebagai piramida dengan fitoplankton sebagai fundamennya dan karnivor puncak berada pada paling atas Gambar 2. Jenjang trofik dapat bersifat sederhana,
dimana rantai makanan pendek sehingga transfer energi langsung dari fitoplankton ke predator puncak, namun dapat pula bersifat kompleks, dimana
satu spesies dapat memanfaatkan lebih dari satu jenjang trofik. Jenjang trofik di ekosistem laut biasanya hanya sampai jenjang V atau VI
Gambar 2 Piramida makanan dengan lima jenjang trofik. Contoh jenjang trofik dikemukakan oleh Hiatt Donald 1980 yang
mendapatkan bahwa rantai makanan pada ekosistem terumbu karang di Laut Marshall terdiri atas lima jenjang trofik Gambar 3. Contoh lain dikemukakan
oleh Nurhakim 2005 tentang jenjang trofik ekosistem di Pantai Utara Pantura Jawa Tengah. Ekosistem Pantura Jawa Tengah terdiri atas empat jenjang trofik,
dengan jenjang trofik Cetacean dan perikanan sebagai predator tertinggi. Penyebaran kelompok fungsional diantara jenjang trofik relatif sama antara
jenjang trofik terendah nilai jenjang trofik 2,5 dan jenjang trofik sedang nilai jenjang trofik 2,5
– 3,5. Terdapat 11 kelompok yang termasuk jenjang trofik rendah dan 12 kelompok termasuk jenjang trofik sedang. Lima kelompok lainnya
merupakan jenjang trofik tertinggi nilai jenjang trofik 3,5. Tingginya kelompok yang ada dalam jenjang trofik yang sama menunjukkan suatu kompetisi
yang kuat terhadap sumberdaya. Hal ini dapat dijadikan petunjuk adanya dampak langsung dari suatu perikanan dan pengaruhnya terhadap keseluruhan ekosistem,
baik melalui interaksi langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian pengkajian tentang jenjang trofik di suatu perairan dapat digunakan untuk
menganalisis status sumberdaya perikanan. Dalam pengkajian stok sumberdaya ikan demersal di Pantai Utara Pantura Jawa Tengah didapatkan bahwa ikan
sumberdaya demersal di Pantura telah mengalami over-eksploitasi Nurhakim 2005.
Photosynthesis
Benthic algae Phytoplankton
Detritus
Algal feeders Detritus feeders
Small benthic carnivores Omnivore
Corals Small mid-water
plankton feeders
Large benthic omnivores
Coral feeders Large mid-water
carnivore
Transient carnivores
Zoooplankton
Trofik level:
1 2
3 4
Gambar 3 Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Marshall Hiatt Donald, 1980.
5
15