Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Pendekatan Ekosistem

Variabel yang diukur Variabel yang diukur pada saat pengumpulan data terdiri dari kepadatan dan trofik level. Kepadatan dihitung berdasarkan jumlah individu, trofik level berdasarkan kebiasaan makanannya. Metode Pengukuran 1. Kepadatan Kepadatan yang diukur terdiri dari kepadatan numerik numerical density dan kepadatan berdasarkan biomasa biomass density. Kepadatan numerik dihitung berdasarkan metode UVC yang dilakukan pada masing-masing titik pengambilan contoh atau stasiun. Kepadatan masing-masing spesies dihitung berdasarkan jumlah individu yang dijumpai pengamat per stasiun, dengan rumus sebagai berikut: Kepadatan ikan ind.m 2 : D = N L W dengan keterangan: D = densitas kepadatan individu suatu jenis ikan; L = panjang garis transek 50 m; N = jumlah individu suatu jenis ikan hasil sensus; W = lebar area observasi 5m. Kepadatan berdasarkan biomasa diestimasi berdasarkan hasil pengambilan contoh menggunakan eksperimental gillnet. Gillnet sepanjang 35 cm dioperasikan oleh dua orang dengan cara ditarik perlahan pada sisi kiri dan kanannya dengan kecepatan rata-rata 3 m menit -1 selama 50 menit. Biomasa diestimasi berdasarkan jumlah yang tertangkap dibagi dengan volume air yang tersaring gillnet setelah dikoreksi sebesar 50. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan luas permukaan jaring ketika berada di dalam perairan.

2. Kebiasaan Makanan dan Trofik level

Kebiasaan makanan dianalisis berdasarkan hasil identifikasi jenis makanan dalam saluran pencernaan ikan. Jenis makanan yang teridentifikasi dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu krustase, hewan karang, invertebrata bentik, dan alga. Identifikasi masing-masing kelompok jenis makanan dilakukan hingga genus dan komposisi jenis makanan dihitung berdasarkan Indeks Bagian Terbesar dalam Effendie 1979. Ikan dikelompokkan berdasarkan jenis makanan utamanya dan trofik level. Formula perhitungan kebiasaan makanan mengikuti persamaan sebagai berikut: IP i = 100  VixOi VixOi Keterangan: IPi = Index of preponderance kelompok makanan ke-i Vi = Persentase volume satu macam makanan Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan ∑ViOi = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan Pengukuran trofik level menggunakan persamaan Christensen Pauly 1992; Froese Pauly 2000 in Bozec et al. 2011: TL i = 1+∑{T ij x I pj 100} dengan keterangan: TL i = trofik level kelompok ikan-i, T ij = trofik level kelompok pakan ke-j, Ipj = indeks of preponderance dari kelompok pakan ke-j. Biomasa ikan pada masing-masing trofik level dihitung dengan cara menjumlahkan biomasa ikan per spesies dalam satu trofik level. Analisa Data Struktur kelimpahan dan struktur trofik dianalisis secara deskriptif melalui penyajian tabel dan grafik. Analisis yang dilakukan adalah: - Struktur biomasa dalam satu trofik level - Struktur trofik dalam komunitas Parameter Populasi dan Eksploitasi Metode dan Desain Penelitian Parameter populasi dan eksploitasi dikaji terhadap ikan dominan pada masing-masing trofik level. Pengambilan contoh dilakukan 1 kali per bulan bersamaan dengan pengambilan contoh untuk analisa struktur trofik. Variabel yang diukur Variabel yang diukur untuk keperluan analisis ini adalah panjang dan berat ikan, pengkurannya dilakukan secara langsung di lapangan. Metode Pengukuran Ikan hasil tangkapan per pengambilan contoh ditimbang beratnya lalu dilakukan pengukuran panjang dan berat masing-masing individu setiap spesies. Metode pengukurannya adalah sebagai berikut: - Panjang ikan yang diukur adalah panjang total, yaitu panjang mulai dari ujung mulut hingga ujung ekor. Panjang ikan diukur menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm. - Berat ikan diukur dengan timbangan digital berketelitian 0, 1 gram Analisa Data Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis sebagai berikut: 1. Struktur ukuran, dievaluasi berdasarkan distribusi frekwensi panjang dengan menggunakan Metode NORMSEP. 2. Analisis parameter populasi, yaitu parameter pertumbuhan K, L ∞ , t , laju mortalitas total Z dan laju mortalitas alami M sebagai berikut: - Parameter pertumbuhan yaitu kurvatur pertumbuhan von Bertalanffy K, panjang asimtotik L ∞, dan umur ketika panjang ikan sama dengan nol t , diestimasi berdasarkan distribusi frekwensi panjang bulanan dan diolah menggunakan program Electronic Length Frequencys Analysis I ELEFAN I yang tersedia dalam program FAO-ICLARM Stock Assessment Tool II FISAT II. Populasi ikan di lokasi penelitian diasumsikan mengikuti pola pertumbuhan von Bertalanffy sehingga mengikuti persamaan: Lt = L ∞ [ 1 – exp -K t – to ] - Pendugaan mortalitas total Z dengan metode kurva hasil tangkapan yang dikonversi ke panjang length converted catch curve. Metode ini merupakan suatu penyajian grafis logaritma jumlah ikan yang tertangkap lalu diplot terhadap umur yang dikonversi ke panjang berdasarkan persamaan von Bertalanffy Sparre and Venema 1999. Nilai Z ditunjukkan oleh kemiringan kurva. - Mortalitas alami M diestimasi berdasarkan persamaan empiris Pauly, yaitu dengan menghubungkan M dengan L ∞ , K dan rata-rata suhu lingkungan, dengan persamaan: Ln M = -0,152 – 0,279lnL ∞ + 0,6543ln K + 0,463 ln T - Mortalitas penangkapan F diperoleh dengan cara mengurangi mortalitas total dengan mortalitas alami. 3. Laju eksploitasi E dihitung berdasarkan perbandingan nilai mortalitas akibat penangkapan F terhadap nilai mortalitas total Z Hasil Tangkapan dan Intensitas Penangkapan Metode dan Desain Penelitian Pengumpulan data hasil tangkapan dan intensitas penangkapan nelayan dilakukan selama penelitian melalui pengamatan dan pencatatan ikan hasil tangkapan nelayan, serta penelusuran data sekunder. Pencatatan hasil tangkapan nelayan dilakukan setiap hari di Kelurahan Pulau Panggang. Data sekunder bersumber dari laporan maupun publikasi dari Kantor Kelurahan Pulau Panggang dan Suku Dinas Perikanan Kabupaten Adminstratif Kepulauan Seribu. Variabel yang diukur Data yang dikumpulkan berasal dari dua sumber, yaitu nelayan dan laporan atau publikasi. Data yang dikumpulkan dari nelayan meliputi: - jenis alat tangkap yang digunakan - hasil tangkapan per jenis alat per trip berupa data jumlah dan berat hasil tangkapan masing-masing jenis ikan - teknik pengoperasian alat tangkap - waktu pengoperasian alat dan lama penangkapan per trip - jumlah trip per bulan - lokasi penangkapan dan karakteristiknya Data sekunder yang bersumber dari laporan atau publikasi terdiri dari data produksi hasil tangkapan 3 tahun terakhir dan jenis alat tangkap serta jumlahnya, yaitu: - jenis alat tangkap dan jumlahnya - produksi hasil tangkapan per jenis ikan - daerah penangkapan Metode Pengukuran - Berat total hasil tangkap per jenis ikan diukur dengan timbangan berketelitian 0,1 kg. - Komposisi jenis ikan hasil tangkapan per jenis alat diukur dengan cara menghitung jumlah hasil tangkapan per jenis ikan setiap jenis alat tangkap. Analisa Data Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan. Intensitas penangkapan dievaluasi berdasarkan pendekatan produksi hasil tangkapan dan produksi per unit alat tangkap. Aliran Biomasa pada Trofik Level Metode dan Desain Penelitian Penelitian didasarkan pada hasil pengukuran biomasa, trofik level dan parameter populasi jenis-jenis ikan dominan. Jenis ikan yang digunakan adalah jenis-jenis ikan dominan per trofik level berdasarkan hasil analisis tahap sebelumnya. Variabel yang diukur Variabel yang diukur terdiri dari: - Kebiasaan makanan dan trofik level - Parameter populasi dan eksploitasi Analisis Data Aliran biomasa antar kelompok ikan berdasarkan analisis regresi dan korelasi, dianalisis menggunakan paket program SPSS 16. Ikan dikelompokkan berdasar kebiasaan makanannya menjadi empat kelompok trofik level Lopez et al. 2005 yaitu: - Kelompok 1 yaitu jenis-jenis ikan yang memiliki trofik level 2,00 – 2,50 - Kelompok 2 yaitu jenis-jenis ikan yang memiliki trofik level 2,51 – 3,00 - Kelompok 3 yaitu jenis-jenis ikan yang memiliki trofik level 3,01 – 3,50 - Kelompok 4 yaitu jenis-jenis ikan yang memiliki trofik level 3,51 – 4,00 Setiap kelompok dijadikan sebagai komponen utama kompartemen sehingga memiliki sub-model tersendiri. Berdasarkan sub-model yang didapat lalu dibuat aliran jalur berdasarkan kebiasaan makanannya. Komponen Lingkungan Komponen lingkungan yang diukur yaitu plankton, fauna bentik, dan parameter fisik-kimiawi perairan. Pengukuran dilakukan pada masing-masing stasiun sebanyak 3 kali, yaitu pada awal, tengah dan akhir penelitian. Pengambilan contoh plankton dilakukan secara vertikal hingga kedalaman 3 meter. Pengambilan contoh fitoplankton menggunakan plankton net berukuran 25µm sedangkan untuk zooplankton menggunakan plankton net berukuran 90 µm. Air yang tersaring dimasukkan dalam botol sampel volume 150 ml dan diawetkan dengan lugol sebanyak 10 tetes, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Pengambilan contoh fauna bentik dilakukan dengan metode transek kuadrat ukuran 1 m x 1 m dioperasikan secara acak pada masing-masing stasiun. Pencacahan dilakukan pada masing-masing transek untuk menghitung kepadatan individu per spesies. Selanjutnya diambil contoh secara acak untuk ditimbang dan diidentifikasi di laboratorium. Pengukuran parameter fisik-kimiawi perairan dilakukan bersamaan dengan pengukuran komponen lingkungan lainnya dan metode pengukurannya tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter fisik-kimiawi perairan, peralatan dan metode pengukurannya No. Parameter Metode Analisis dan Alat Keterangan Fisika 1 Suhu C Pemuaian, Termometer In situ 2 Kecerahan m Visual, Secchi disk In situ 3 Arus cm.dt -1 Current meter In situ 4 Kedalaman m Tongkat penduga In situ Kimia 1 pH Potensiometrik, pH meter In situ 2 Salinitas ppt Refraktometer In situ 3 Nitrat ppm Brusin sulfat, Spektrofotometer Laboratorium 4 Orthophosphat ppm Asam molibdate, Spektrofotometer Laboratorium

3.4 Analisis Statistik

Nilai-nilai yang didapat dari analisis yang telah dilakukan merupakan nilai dugaan. Untuk mengetahui keandalan dari nilai-nilai tersebut maka dilakukan beberapa uji sebagai berikut: 1. Perbedaan kelimpahan antar stasiun diuji menggunakan analisis ragam Mann-Whitney. 2. Perbedaan biomasa antar kelompok trofik level dianalisis menggunakan oneway-ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. 3. Hubungan antara parameter populasi dengan biomasa ikan dianalisis menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. 4. Korelasi antara kelompok trofik level dianalisis menggunakan Analisis Korelasi Pearson. 5. Untuk mengetahui inter-relasi trofik digunakan analisis Regresi dan Korelasi. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Jenis Ikan

Dua pendekatan digunakan untuk melihat komposisi jenis ikan di sekitar Pulau Semak Daun, yaitu berdasarkan pengambilan contoh menggunakan alat tangkap dan pengambilan contoh berdasarkan metode underwater visual census metode UVC, di masing-masing stasiun. Hasil pengambilan contoh menggunakan alat tangkap didapatkan 99 spesies yang termasuk dalam 22 famili Gambar 8 dan Lampiran 1, sedangkan berdasarkan metode UVC diperoleh 78 spesies yang termasuk dalam 15 famili Tabel 2 dan Lampiran 2. Berdasarkan Jumlah Individu Berdasarkan Berat Berdasarkan Jumlah Jenis Scaridae Serranidae Labridae Pomacentridae Holocentridae Lutjanidae Nemipteridae Siganidae Pomacanthidae Mullidae Hemirhamphidae Lainnya Chaetodontidae Gambar 8 Komposisi jenis ikan hasil pengambilan contoh berdasarkan eksperimental fishing di semua stasiun selama penelitian. Berdasarkan jumlahnya, komposisi hasil pengambilan contoh berdasarkan eksperimental fishing menggunakan gillnet dan bubu didominasi oleh ikan dari Famili Labridae, Pomacentridae, Scaridae, dan Nemipteridae, masing-masing 2.012 ekor, 1.282 ekor, 1.253 ekor, dan 784 ekor, atau sebesar 55.36 dari jumlah total individu yang tertangkap. Sedangkan berdasarkan beratnya, berturut-turut didominasi oleh ikan dari Famili Scaridae, Serranidae, Labridae dan Pomacentridae, masing-masing 111,092kg; 95,749kg;, 95,269kg dan 63,676kg 58,13 dari total berat hasil tangkapan. Berdasarkan keragaman spesiesnya,