satu jenjang trofik karena jenjang trofik organisme berkaitan dengan kebiasaan makanannya. Kompleksitas kebiasaan makanan dari suatu organisme
menyebabkan ikan mungkin saja menduduki hampir setiap jenjang trofik. Pemangsaan dapat mempengaruhi kepadatan populasi pada tingkatan trofik yang
berbeda Odum 1998; Jennings et al. 2003, sedangkan ketersediaan makanan dapat mempengaruhi tingkat trofik di atasnya Chassot et al. 2005.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Struktur Trofik
Trofik level
sering diaplikasikan
untuk menggambarkan
posisi spesiesindividu dalam suatu rantai makanan. Pengaruh manusia terhadap
ekosistem perairan, perubahan iklim, perubahan biota, degradasi habitat dan aktifitas penangkapan berpengaruh besar terhadap populasi hewan air Lopez et
al. 2005; Jaureguizar Millesi 2008; Singh et al. 2010. Adanya penangkapan dapat merubah distribusi spasial dan kelimpahan ikan dan selanjutnya
berpengaruh penting terhadap interaksi spesies dan struktur trofik pada umumnya Garisson Lingk 2000 in Lopez et al. 2005. Oleh karena itu pengetahuan
tentang evolusi spasial dan temporal komunitas ikan dapat membantu untuk memahami pengaruh aktivitas anthropogenik tersebut. Lopez et al. 2005 dalam
penelitiannya di Laguna Pesisir Terminos Lagoon Mexico mendapatkan adanya perubahan struktur trofik komunitas ikan di perairan tersebut. Terdapat suatu
indikasi re-alokasi yaitu biomasa dari spesies-spesies yang termasuk dalam trofik level menengah menjadi spesies karnivorus dan herbivorus-detrivorus. Gambar 5
menunjukkan pola spatio-temporal komunitas ikan berdasarkan trofik level di Laguna pesisir di Mexico, sebagai suatu indikator potensial ekosistem akibat
adanya berbagai faktor yang berpengaruh. Pada gambar tersebut terlihat bahwa di Zona C, peningkatan spesies
predator laut lebih nyata dibanding zona yang berada dibawah pengaruh aliran air sungai A dan E dan zona yang berada di bagian dalam kepulauan B. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan hasil tangkap sampingan by catch dari perikanan tradisional udang yang berkembang di sekitar zona A dan E, atau oleh
perubahan kondisi hidrologi, karena tampak adanya peningkatan pemasukan air laut ke laguna. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan terbatasnya distribusi
spesies estuarine. Selanjutnya, peningkatan pengaruh kondisi lautan, yaitu adanya konstruksi artificial reef di timur paparan pantai dekat Zona C, juga dapat
meningkatkan kesempatan masuknya spesies predator laut khususnya snapper dan schooller kecil.
Selanjutnya dikemukakan bahwa peningkatan spesies detritivor spesies gerreid di Terminos Lagoon merupakan respon hilangnya vegetasi air karena
kerusakan fisik yang disebabkan oleh penggunaan trawl pada penangkapan udang intensif sekitar tahun 1980 atau oleh bahan pencemar yang mengalir ke laguna.
Peningkatan spesies detritivor tersebut juga sesuai dengan dugaan penyesuaian komunitas ikan dalam merespon tingginya tekanan penangkapan dan perubahan
habitat. Penyesuaian komunitas ikan terhadap perubahan habitat dapat ditunjukkan dengan penurunan yang signifikan dari spesies yang berasosiasi
dengan vegetasi air.
Gambar 5 Biomasa relatif pada berbagai trofik level di Terminos Lagoon, Mexico garis bersambung adalah tahun 1980-1981; garis putus -
putus, 1998 – 1999. Sumber: Lopez et al. 2005.
Secara keseluruhan gambar tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara dua periode dan adanya indikasi perubahan struktur trofik dalam ekosistem.
Secara spesifik, biomasa omnivor dan spesies estuari yang berada pada trofik level menengah dalam rantai makanan dan semula dominan telah digantikan oleh
spesies karnivor dan herbivor-detritivor. Sebagai konsekuensinya, bentuk sigmoid