Identifikasi dan Perumusan Masalah
Photosynthesis
Benthic algae Phytoplankton
Detritus
Algal feeders Detritus feeders
Small benthic carnivores Omnivore
Corals Small mid-water
plankton feeders
Large benthic omnivores
Coral feeders Large mid-water
carnivore
Transient carnivores
Zoooplankton
Trofik level:
1 2
3 4
Gambar 3 Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Marshall Hiatt Donald, 1980.
5
15
Jejaring makanan pada ekosistem terumbu karang sangat kompleks, beberapa hubungan keterkaitan trofik utama disajikan pada Gambar 4.
Berdasarkan tingkat trofiknya, Allen Steene 1990 membagi jejaring makanan yang terdapat di ekosistem terumbu karang dalam empat trofik level, yaitu:
1. Tumbuhan Produsen, terutama jenis alga sebagai produsen utama yang memanfaatkan secara langsung energi matahari untuk pertumbuhan jaringan
melalui proses fotosintesa. Pada trofik level pertama ini ekosistem terumbu karang harus menyediakan energi yang cukup besar untuk digunakan pada
trofik level berikutnya. 2. Herbivor Konsumer yang mengkonsumsi organisme tumbuhan. Kelompok
terpenting dari ikan karang herbivor adalah famili Mullidae mullet, Scaridae parrotfishes, Acanthuridae surgeonfishes, Kymposidae rudderfishes,
Blenniidae blennies, Siganidae rabbitfishes, Balistidae triggerfishes, Monacanthidae filefishes, Ostraciotidae boxfishes dan Tetraodontidae
puffer. Ikan pemakan alga dapat digolongkan menjadi pemakan tumbuhan grazer dan pemakan polip atau tunas browser. Kelompok pertama
mengumpulkan makannya di sekitar dasar perairan seperti ikan surgeon, damsel, blennies dan trigger. Selebihnya adalah browser yang memiliki gigi
untuk memotong daun yang terdapat di permukaan terumbu karang. 3. Ikan karnovor kecil yang makan zooplankton, ikan-ikan kecil dan
invertebrata. Termasuk golongan ini adalah damselfishes dari genus Cromis, famili Synodontidae lizardfishes, Muraenidae moray eel, Holocentridae
squirrefishes, Apogonidae
cardinalfishes, Serranidea
grouper, Lutjanidae snapper dan Labridae wrasses.
4. Kelompok predator besar yang termasuk dalam kelompok hiu, famili Carrangidae, Scombridae, Sphyraenidae barracuda dan kelompok ikan-ikan
omnivor yang memakan tumbuhan dan biota-biota kecil. Spesies penting yang termasuk kategori ini adalah jenis damselfishes, parrotfihses, gobies,
wrasses, trigerfishes dan puffer.
Gambar 4 Inter-relasi trofik utama antar ikan di terumbu karang, terdapat 5 trofik level Mc. Conell, 1987.
Beberapa penelitian yang dirangkum oleh Mc.Conell 1987 menunjukkan bahwa proporsi herbivor hingga karnivor berbeda pada berbagai tipe koral.
Berdasarkan penelitian di Eniwetok Atoll di Kepulauan Marshall ditulis bahwa biomasa herbivor ikan dan invertebrata diperkirakan 4 hingga 5 kali karnivor.
Di Tatia Reef, ikan herbivor ditemukan kurang dari saparuh total biomasa herbivor 39, karnivor 61. Proporsi relatif dari kategori trofik yang berbeda
telah dipelajari di Greet Barrier Reef. Secara keseluruhan, total sampel biomasa hampir 54 adalah piscivore, 18 pemakan invertebrata bentik, 18 grazer, dan
10 planktivor. Ikan-ikan karnivor adalah 3 hingga 4 kali biomasa grazer, tetapi karnivor tersebut juga memakan invertebrata pada trofik level ke 2 hingga 3.
CORAL FEEDERS LARGE PISCIVORES
SMALL FISH-FEEDERS MIDWATER PISCIVORES
BENTHIC INVERTEBRATE- FEEDERS
MIDWATER INVERTEBRATE- FEEDERS
DETRITUS-FEEDERS HERBIVORES
benthic algae benthic invertebrates
phytoplankton
zooplankton corals
detritus
Pada ekosistem terumbu karang dengan tingkat ekskploitasi rendah, biomasa ikan didominasi oleh predator puncak, bisa mencapai 54 dari total biomasa,
sedangkan pada terumbu karang dengan tingkat eksploitasi tinggi dominasi herbivor hingga 55 Friedlander 2002.
Sebagaimana diketahui bahwa rantai makanan klasik menggambarkan transfer energi dalam bentuk bahan organik dari satu kelompok jenjang ke
kelompok berikutnya dan transfer tersebut berjalan hanya pada satu arah, yang dimulai dengan produser primer, hingga predator puncak. Pada setiap jenjang
trofik, sekitar 80 hingga 90 dari energi potensial hilang sebagai panas, sehingga membatasi rantai makanan kedalam tiga atau empat jenjang trofik Kennish
1990. Diketahui pula bahwa bagian dari energi yang memasuki jenjang trofik tersedia di jenjang trofik berikutnya atau yang disebut dengan efisiensi ekologis
umumnya kecil, sehingga energi yang tersedia di jenjang berikutnya cepat habis. Sebagai contoh pada efisiensi 10, NPP Net Primary Productivity = 104
kcal.waktu
-1
luas
-1
hanya cukup untuk empat jenjang, dan tidak cukup energi untuk mendukung jenjang trofik berikutnya. Dengan demikian alternatif spesies pada
jenjang trofik ke lima harus memakan area yang luas untuk mencukupi energinya, dan area tersebut lama kelamaan juga akan habis. Efisiensi transfer energi di
perairan laut berkisar 10, sisanya dilepaskan untuk berbagai kegiatan metabolisme seperti bernafas, berenang, makan, reproduksi dan hilang sebagai
energi bahang panas. Peristiwa makan memakan tidak sesederhana seperti pada pertingkatan
trofik diatas. Dalam kenyataannya tiap individu sebenarnya berkaitan satu dengan lainnya dalam jaringan makanan yang amat kompleks atau disebut sebagai
jejaring makanan food web. Didalam jejaring makanan terdapat mekanisme saling mempengaruhi antara tingkatan trofik paling atas terhadap tingkatan trofik
di bawahnya top down effect dan sebaliknya dari tingkatan trofik paling bawah ke tingkatan trofik di atasnya bottom up effect Chassot et al. 2005. Seekor
ikan misalnya bisa mengkonsumsi berbagai jenis plankton. Bahkan dapat juga mengkonsumsi fitoplankton dan zooplankton sekaligus. Hal ini merupakan
kenyataan bahwa beberapa spesies memangsa lebih dari satu jenjang trofik Rice 2008. Suatu organisme atau spesies seringkali tidak dapat dikategorikan ke dalam