Ruang Lingkup Penelitian Trophic structure and population biology of fishes in Semak Daun Island, Kepulauan Seribu.

tangkapan memperlihatkan bahwa perairan sekitar Pulau Semak Daun didominasi oleh ekosistem terumbu karang. Berdasarkan dua metode tersebut, hanya 15 spesies yang sama yang ditemukan baik berdasarkan penangkapan maupun metode UVC. Dari 15 spesies tersebut, keragaman dan kelimpahan tertinggi berasal dari famili Pomacentridae. Secara keseluruhan, keragaman dan kelimpahan jenis ikan di lokasi penelitian, menunjukkan bahwa kelimpahan tertinggi ikan di lokasi penelitian terdiri atas jenis-jenis ikan yang termasuk dalam famili Labridae. Keragaman tertinggi terdiri atas spesies yang termasuk dalam Famili Labridae dan Pomacentridae, sedangkan beratnya yang tertinggi adalah dari Famili Scaridae. Sesuai pengelompokan ikan yang dilakukan oleh Sale 1991, ketiga famili tersebut Labridae, Pomacentridae, Scaridae merupakan kelompok Labroid yang sangat erat berasosiasi dengan terumbu karang. Pomacentridae damselfishes merupakan salah satu famili yang paling penting yang hidup di lingkungan terumbu karang dan memiliki keragaman spesies yang sangat tinggi 340 spesies Lecchini and Galzin 2005 in Fre´de´rich et al. 2009. Kelompok ikan ini memanfaatkan terumbu karang sebagai habitat sepanjang daur hidupnya, mulai dari pembesaran larva, peremajaan hingga reproduksi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa karakteristik lokasi penelitian merupakan perairan karang dalamgosong dengan substrat pasir berkarang, baik karang mati maupun karang hidup, sehingga sesuai bagi kehidupan jenis-jenis ikan kelompok Labroid. Sesuai dengan fakta tersebut, pengolahan data hasil penelitian Siregar et al. 2008 juga mendapatkan kelompok Labroid sebagai ikan dominan di Pulau Semak Daun. Hasil pengolahan data tersebut mendapatkan bahwa 64,10 jenis ikan yang ditemukan di Karang Lebar Pulau Semak Daun terdiri dari kelompok Labroid yang didominasi oleh famili Pomacentridae 24 spesies dengan komposisi kelimpahan sebesar 81,17 Tabel 3. Jumlah individu dominan pada famili Pomacentridae adalah Pomacentrus alexanderae 39,42 dan Amblyglyphidodon curacao 18,20. Pada famili Labridae, 69,58 individu dalam famili ini terdiri atas Thalassoma lunare, Halichoeres trimaculatus, Labroides dimidiatus dan Choerodon fasciatus. Tabel 3 Jumlah spesies dan kelimpahan ikan yang dijumpai berdasarkan famili di Karang Lebar Pulau Semak Daun No. Famili Jumlah spesies Komposisi kelimpahan 1. Pomacentridae 24 68,78 2. Labridae 17 8,71 3. Scaridae 9 3,67 4. Nemipteridae 7 1,17 5. Pomacanthidae 5 3,41 6. Lutjanidae 3 0,57 7. Chaetodontidae 3 2,34 8. Caesionidae 2 5,88 9. Serranidae 1 0,03 10. Gobiidae 2 0,17 11. Siganidae 1 0,20 12. Apogonidae 1 4,91 13. Aulostomatidae 1 0,10 14. Lethrinidae 1 0,03 15. Mullidae 1 0,03 Jumlah spesies 78 100,00 Sumber: diolah dari Siregar et al.2008 Hasil yang sama didapatkan oleh Sensusiwati 2001 bahwa jumlah spesies terbanyak di Pulau Semak Daun juga berasal dari famili Labridae 23 spesies, Pomacentridae 22 spesies dan Scaridae 12 spesies. Hasil penelitian ini mendapatkan 129 spesies dan 55,7 diantaranya berasal dari famili Labridae dan Pomacentridae.

4.2 Spesies Dominan

Spesies dominan yang dimaksudkan dalam hasil penelitian ini merupakan hasil penjumlahan secara urut, total individu dan hasil penjumlahan berat spesies, yang masing-masing mencapai 50 lebih dari total pengambilan contoh. Berdasarkan jumlah individu hasil pengambilan contoh menggunakan alat tangkap, spesies dominan terdiri atas 28 spesies yang berasal dari 15 famili Lampiran 4. Jumlah individu dari 28 spesies ini mencapai 50,09 dari jumlah semua individu hasil pengambilan contoh tersebut. Adapun berdasarkan beratnya, spesies dominan terdiri atas 15 spesies yang berasal dari sembilan famili Lampiran 5. Jumlah individu terbanyak berasal dari Famili Scaridae dan Labridae masing-masing 1.191 ekor dan 1.066 ekor, sedangkan berdasarkan beratnya yang tertinggi adalah dari Famili Scaridae 105,172kg dan Serranidae 64,570kg. Adapun berdasarkan metode UVC, kepadatan ikan didominasi oleh Famili Pomacentridae 53,59 dari total kepadatan, yang terdiri atas lima spesies yaitu Pomacentrus alexanderae, Amblyglyphidodon curacao, Pomacentrus moluccensis, Neoglyphidodon melas, Chromis atripectoralis. Berdasarkan pendekatan tersebut, diperoleh jenis ikan dominan di lokasi penelitian yang terdiri atas 32 spesies dan termasuk dalam 15 famili Gambar 9. Spesies dominan ini dianggap dapat mewakili komunitas ikan di lokasi penelitian dan dianalisis lebih lanjut untuk mencapai tujuan penelitian. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 100 200 300 400 500 600 700 A b u d e fd u f se xf a sci a tu s A p o g o n p o e cil o p te ru s A th e ri n a sp . C a ra n x sp . C e p h a lo p h o lis m icr o p ri o n C h e ili n u s fa sci a tu s C h lo ro u ru s so rd id u s C h o e ro d o n a n ch o ra g o D isch it o d u s d a rw ie n si s D isch it o d u s p ro so p o ta e n ia E p ib u lu s sp . E p in e p h e lu s fa sci a tu s E p in e p h e lu s fu sco g u tt a tu s E p in e p h e lu s q u o ya n u s H a lich o e re s m a rg in a tu s H e m yg im n u s m e la p te ru s L u tj a n u s lu tj a n u s N e o g lyp h id o d o n m e la s O xy ch e ili n u s ce le b icu s P a ra ca h e to d o n sp . P le ct o rh in ch u s m u lt ivi tt a tu m P o m a ca n th u s se xst ri a tu s S a rg o ce n tr o n it o d a i S ca ru s g h o b b a n S ca ru s g lo b ice p s S ca ru s sp . S co lo p si s m o n o g ra m m a S ig a n u s ca n a licu la tu s S ig a n u s d o lia tu s S te th o ju lis st ri g ive n te r U p e n e u s sp . V a le n ci e n n e a lo n g ip in n is B e ra t T o ta l k g J u m la h I n d iv id u Spesies Jumlah Individu Berat Total Gambar 9 Jenis-jenis ikan dominan di sekitar Pulau Semak Daun berdasarkan tiga metode pengambilan contoh. Dominasi spesies Chlorourus sordidus tampak jelas berdasarkan grafik pada gambar diatas, baik berdasarkan jumlah individu maupun beratnya. Spesies lainnya yang mendominasi berat total adalah Scarus sp. yang juga merupakan anggota Famili Scaridae. Dominasi kelimpahan spesies Chlorourus sordidus dan Scarus sp. juga terjadi di Great Barrier Reef Gust et al. 2002. Sesuai dengan hasil penelitian ini, pengolahan data yang dilakukan terhadap penelitian Siregar et al. 2008, juga menunjukkan bahwa kelimpahan spesies dalam famili Scaridae hampir merata dan kelimpahan tertinggi adalah spesies Chlorourus sordidus 27,27. Scaridae atau dikenal sebagai ikan kakak tua parrotfishes, merupakan ikan karang tropis utama di terumbu karang dangkal di seluruh dunia, karena daya adaptasinya yang tinggi terhadap jenis makanan Brawner et al. 2007. Distribusi ikan per spesies berdasarkan stasiun diuji menggunakan statistik uji Mann-Whitney pada taraf nyata 5 Lampiran 6. Hasilnya menunjukkan adanya beberapa stasiun yang berbeda nyata, yaitu antara stasiun 1 dengan stasiun 3, stasiun 1 dengan stasiun 4, stasiun 1 dengan stasiun 5, stasiun1 dengan stasiun 7, serta stasiun 2 dengan stasiun 4. Secara keseluruhan berdasarkan uji tersebut disimpulkan bahwa hampir semua stasiun penelitian berbeda nyata dengan stasiun 1 berdasarkan kelimpahan ikannya. Hal ini kemungkinan karena stasiun 1 yang berada di lokasi terumbu karang dengan luas penutupan lebih dari 75 kondisi terumbu karang sangat baik. Jika memperhatikan hasil pengambilan contoh selama penelitian pada Lampiran 1, kelimpahan yang berbeda tampak di stasiun 7. Stasiun ini merupakan stasiun yang berada di perairan lebih dalam dengan substrat dasar berpasir sehingga memiliki ragam spesies dan kelimpahan yang lebih rendah dibanding stasiun lainnya. Berdasarkan uraian ini menunjukkan bahwa distribusi spesies dipengaruhi oleh karakteristik habitat dasar. Sebagaimana hasil penelitian berdasarkan metode UVC Siregar et al. 2008, kelimpahan ikan di Karang Lebar Pulau Semak Daun berbeda berdasarkan kondisi tutupan karangnya, dan jumlah individu terbanyak ditemukan pada kondisi karang sedang 1.831 ekor atau 60 dari total individu Gambar 10. Kekayaan famili pada habitat dengan kondisi karang sedang juga lebih besar dibanding pada kondisi karang lainnya. Jumlah famili jenis ikan yang ditemukan pada kondisi karang sedang sebanyak 12 famili. Gambar 10 Komposisi jumlah individu yang ditemui pada masing-masing kondisi karang kondisi karang sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk. Sumber: diolah dari Siregar et al.2008. 7 23 60 10 sangat baik baik sedang buruk sangat buruk

4.3 Densitas Ikan

Densitas ikan dianalisis terhadap 32 spesies dominan yang dipilih berdasarkan beberapa pendekatan pada sub bab sebelumnya. Estimasi densitas ikan dominan tersebut dikarenakan 32 spesies tersebut telah mewakili komunitas ikan di lokasi penelitian, baik berdasarkan kepadatan, kelimpahan dan beratnya. Densitas ikan digunakan sebagai pendekatan untuk menduga biomasa ikan, dan diestimasi berdasarkan hasil tangkapan gillnet. Pendekatan ini dilakukan karena tidak didapatkannya data panjang rata-rata dari jenis-jenis ikan yang dijumpai menggunakan metode UVC sehingga tidak bisa dilakukan konversi panjang ke berat. Hasil tangkapan gillnet digunakan sebagai pendekatan dengan asumsi bahwa hasil tangkapan gillnet per setting dapat mencerminkan kelimpahan ikan di perairan. Artinya pada perairan yang kelimpahan ikannya tinggi maka juga memberikan hasil tangkapan yang lebih tinggi. Selanjutnya dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman jaring, serta dengan memperhatikan faktor koreksi 0,5 maka dapat diduga densitas ikan biomass density di lokasi penelitian. Hasil estimasi densitas tersebut disajikan pada Gambar 11 dan Lampiran 7. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa Chlorourus sordidus dan Scarus sp. sangat mendominasi densitas biomasa ikan di lokasi penelitian. Densitas masing-masing spesies tersebut adalah 2,243 kg.m -3 dan 1,603 kg.m -3 . Sedangkan densitas terendah adalah ikan Apogon poecilopterus dan Stethojulis strigiventer, dengan densitas masing-masing 0,020 kg.m -3 dan 0,022 kg.m -3 . Chlorourus sordidus dan Scarus sp. merupakan anggota Famili Scaridae. Menurut Bellwood 1994 in Bachtiar 2009 dan Stockwell et al. 2009, Chlorourus spp. dan Scarus spp. merupakan kelompok utama ikan yang berperan dalam proses herbivori herbivory di terumbu karang. Sebelumnya, Brawner et al. 2007 juga menyatakan bahwa Scaridae merupakan grazer utama di terumbu karang di Dominica, dan didominasi oleh spesies Scarus iseri. Herbivori merupakan proses kegiatan hewan mengkonsumsi tanaman tetapi tanaman tersebut tidak mati karena kegiatan tersebut, yang didalam istilah ekologi sering disebut sebagai grazing perumputan. Di dalam publikasi ilmiah tentang ekologi terumbu karang istilah herbivori lebih sering digunakan dibanding grazing , karena hewan tersebut tidak hanya memakan “rumput” melainkan juga memakan makroalga dan tanaman lainnya. Di eksosistem terumbu karang, herbivori ini merupakan proses ekologis yang sangat penting, karena merupakan satu-satunya proses pengendali kelimpahan makroalga Lefevre Bellwood 2011; Vincent et al. 2011. Ketika terjadi pengkayaan nutrien, dimana makroalga tumbuh pesat, kehadiran herbivori ini sangat berperan dalam mengontrol tumbuhnya makroalga yang memiliki peluang tumbuh pesat, sehingga karang tidak berkompetisi spasial dengan makroalga. Gambar 11 Densitas ikan dominan di perairan Pulau Semak Daun. Tingginya biomasa Famili Scaridae yaitu Chlorourus sordidus dan Scarus sp., menunjukkan bahwa sumber makanan bagi ikan-ikan tersebut cukup melimpah. Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa perairan Pulau Semak Daun telah terjadi pencemaran berupa pengkayaan nutrien sehingga makroalga berkembang dengan baik, yang merupakan makanan utama dari kelompok herbivori. Makroalga perlu dikontrol pertumbuhannya, karena walaupun makroalga sebagai produsen primer yang penting dalam meningkatkan daya dukung ekosistem terumbu karang, namun karena pertumbuhannya yang cepat, maka kelimpahannya dapat berdampak negatif terhadap komunitas karang, terutama karang batu. Dampak negatif tersebut adalah dalam hal memperkecil ruang bagi penempelan planula karang dan juga memperkecil ruang bagi anakan karang untuk mendapatkan cahaya matahari, sehingga pertumbuhan dan rekrutmen karang terganggu Vincent et al. 2011.

4.4 Kebiasaan Makanan dan Trofik Level

Analisa kebiasaan makanan dilakukan terhadap 32 spesies yang dianggap mewakili komunitas ikan di lokasi penelitian, menggunakan metode Indeks Bagian Terbesar. Jenis makanan yang teridentifikasi dikelompokkan ke dalam 5 kelompok makanan yaitu krustase, hewan karang, makroinvertebrata bentik, alga dan moluska. Hasil analisa kebiasaan makanan tersebut disajikan pada Gambar 12. Gambar tersebut menunjukkan adanya tiga kelompok ikan yang berbeda berdasarkan kebiasaan makanannya. Terdapat 10 spesies yang memanfaatkan krustase sebagai makanan utama, 9 sembilan spesies yang memanfaatkan makroinvertebrata bentik sebagai makanan utama, 1 satu spesies memanfaatkan krustase dan alga sebagai makanan utama, 1satu spesies memanfaatkan krustase dan makroinvertebrata bentik, dan 11 spesies lainnya memanfaatkan alga sebagai makanan utamanya. Jenis makroinvertabrata bentik yang ditemukan terutama terdiri atas Krustase dan Polychaeta. Pengelompokan spesies dengan makanan utamanya disajikan pada Tabel 4. Gambar 12 Kebiasaan makanan dan trofik level 32 spesies ikan dominan di sekitar Pulau Semak Daun. Keterangan: N=jumlah contoh; TL=trofik level Keragaman spesies ikan di perairan Pulau Semak Daun tertinggi berturut- turut terdiri atas jenis-jenis ikan pemakan alga, pemakan krustase dan pemakan makroinvertebrata bentik. Tingginya ragam spesies ikan ini menunjukkan bahwa sumberdaya makanan tersebut di lokasi penelitian cukup melimpah Al-Zibdah 2009. Fre´de´rich et al. 2009 telah meneliti kebiasaan makanan jenis-jenis ikan dari Famili Pomacentridae dan menyatakan bahwa kebiasaan makanan berkaitan dengan tingkah laku ikan. Bagi ikan pemakan bentik makroalga danatau invertebrata kecil biasanya bersifat soliter dan teritorinya terbatas di bagian dasar perairan; sedangkan pemakan zooplankton biasanya berkelompok dan berada di sekitar terumbu dan di kolom air. N=42 TL=2,10 N=25 TL=2,11 N=19 TL=2,11 N=36 TL=2,15 N=33 TL=2,19 N=12 TL=2,20 N=13 TL=2,30 N=25 TL=2,36 N=22 TL=2,42 N=20 TL=2,45 N=43 TL=2,80 N=28 TL=2,94 N=38 TL=3,03 N=24 TL=3,07 N=26 TL=3,08 N=23 TL=3,16 N=36 TL=3,21 N=25 TL=3,25 N=42 TL=3,29 N=38 TL=3,37 N=14 TL=3,44 N=41 TL=3,47 N=22 TL=3,47 N=22 TL=3,48 N=21 TL=3,73 N=32 TL=3,82 N=13 TL=3,86 N=15 TL=4,00 N=11 TL=4,00 N=16 TL=4,00 N=11 TL=4,00 N=23 TL=4,00 20 40 60 80 100 Abudefduf sexfasciatus Scarus sp. Siganus canaliculatus Dischitodus darwiensis Scarus globiceps Pomacanthus sexstriatus Plectorhinchus multivittatum Siganus doliatus Chlorourus sordidus Dischitodus prosopotaenia Scarus ghobban Stethojulis strigiventer Oxycheilinus celebicus Apogon poecilopterus Valenciennea longipinnis Upeneus sp. Choerodon anchorago Hemygimnus melapterus Halichoeres marginatus Atherina sp. Paracahetodon sp Cheilinus fasciatus Epibulus sp. Scolopsis monogramma Sargocentron itodai Caranx sp. Cephalopholis microprion Epinephelus fasciatus Epinephelus fuscoguttatus Epinephelus quoyanus Lutjanus lutjanus Neoglyphidodon melas Indeks Bagian Terbesar Kelompok Makanan S p es ies Crustaceae Hewan karang Makroinvertebrata bentik Alga Molusca TL 2,00 -2,50 TL 2,50 -3,00 TL 3,00 -3,50 TL 3,50 -4,00 Tabel 4 Makanan utama komunitas ikan di perairan sekitar Pulau Semak Daun Makanan Utama Spesies Krustase Atherina sp, Caranx sp,Cephalopholis microprion, Cheilinus fasciatus, Epinephelus fasciatus, Epinephelus fuscoguttatus, Epinephelus quoyanus, Lutjanus lutjanus, Neoglyphidodon melas, Sargocentron itodai Makroinvertebrata bentik Apogon poecilopterus, Choerodon anchorago, Epibulus sp, Halichoeres marginatus, Hemygimnus melapterus, Oxycheilinus celebicus, Paracahetodon sp, Stethojulis strigiventer, Valenciennea longipinnis Alga Abudefduf sexfasciatus, Chlorourus sordidus, Dischitodus darwiensis, Dischitodus prosopotaenia, Plectorhinchus multivittatum, Pomacanthus sexstriatus, Scarus ghobban, Scarus globiceps, Scarus sp, Siganus canaliculatus, Siganus doliatus Krustase dan Alga Upeneus sp Krustase dan Makroinvertebrata bentik Scolopsis monogramma Hasil analisis kebiasaan makanan dilanjutkan dengan analisis trofik level terhadap komunitas ikan di lokasi penelitian. Hasil analisis diperoleh rentang trofik level komunitas ikan mulai 2,11 hingga 4,00 Gambar 12. Ragam spesies didominasi oleh ikan yang berada pada trofik level 2,51 hingga 3,50, berarti bahwa spesies omnivor lebih beragam dibanding spesies lainnya. Hasil analisis ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode UVC Siregar et al. 2008, yang mendapatkan bahwa kelompok ikan omnivor mendominasi kelimpahan jenis ikan di Karang Lebar Pulau Semak Daun Tabel 5 , didominasi oleh spesies Pomacentrus alexanderae 47,21 dan Amblyglyphidodon curacao 21,80, serta jenis plankton feeder yaitu Caesio cuning dan Apogon compressus. Kelimpahan jenis ikan herbivor didominasi oleh Pomacentrus moluccensis dan Dischistodus prosopotaenia. Adapun ikan karnivor didominasi oleh Neoglyphidodon melas, Thalassoma lunare, Neoglyphidodon thoracotaeniatus dan Neoglyphidodon crossi. Tabel 5 Jumlah individu dan kepadatan ikan berdasarkan kebiasaan makanan di Pulau Semak Daun No. Kebiasaan makanan Jumlah individu Kepadatan ind.m -2 1. Herbivor 354 0,708 2. Omnivor 1720 3,440 3. Karnivor 507 1,014 4. Plankton feeder 385 0,770 blm diketahui 29 0,058 Jumlah 2995 5,990 Sumber: diolah dari Siregar et al.2008 Dominasi kepadatan ikan menurut kategori kebiasaan makanannya tidak berbeda berdasarkan kondisi terumbu karang Tabel 6. Pada kondisi terumbu karang sangat baik, sedang dan sangat buruk, seluruhnya didominasi oleh jenis ikan omnivor. Namun bila diperhatikan kepadatan ikan setiap kategori kebiasaan makanan terlihat bahwa kepadatan ikan herbivor dan omnivor lebih banyak dijumpai pada lokasi dengan kondisi karang sedang luas penutupan karang hidup 31 – 50, sedangkan kepadatan ikan karnivor lebih banyak di lokasi dengan kondisi terumbu karang sangat baik luas penutupan karang hidup 76 – 100. Vincent et al. 2011 menyatakan adanya hubungan yang nyata antara kelimpahan ikan herbivor dengan kondisi tutupan karang, yaitu kelimpahan herbivor secara keseluruhan meningkat seiring dengan peningkatan tutupan karang keras. Di lain pihak, Sandin et al. 2008 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara kebiasaan makanan ikan dengan kondisi tutupan karang hidup, namun terdapat korelasi positif antara tutupan makroalga dengan biomasa ikan herbivor. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut, diduga tingginya kepadatan ikan pada kondisi terumbu karang sedang disebabkan adanya tutupan makroalga sehingga meningkatkan kepadatan ikan herbivor dan omnivor di lokasi penelitian pada kondisi terumbu karang sedang.