jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya dan manfaat. Atau dengan kata lain analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat
melihatpengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Menurut Nurmalina et al. 2009, perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam
menjalankan bisnis umumnya disebabkan oleh perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya Cost Over Run, dan ketidaktepatan dan perkiraan
hasil produksi.
Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan
komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan
NPV sama dengan nol Nurmalina et al., 2009. Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas
besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik dan dilihat bagaimana dampaknya terhadap hasil analisis kelayakan.Sedangkan pada perhitungan
switching value justru perubahan tersebut dicari, berapa besar perubahan yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pada ruang lingkup peternak penggemukan sapi potong skala rakyat pun seperti Pak Sarno tidak mampu memenuhi permintaan daging sapi tiap tahunnya.
Maka beliau berencana untuk menambah investasi 1 kandang baru dengan memanfaatkan Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP_E yang
diberikan oleh pemerintah. Lokasi yang akan dipilih untuk usaha tesebut yakni di Desa Citapen. Hal ini disebabkan karena pada wilayah Desa Citapen secara
topografi beriklim tropis atau basah dengan suhu rata-rata antara 20
C-32 C.
Bangsa sapi yang mempunyai kesesuaian dengan iklim tersebut untuk dipilih sebagai bakalan yakni sapi Ongole dan Brahma. Bakalan yang dipilih yang
berumur 2-3 tahun. Kemudian tipe kandang yang digunakan tipe kandang individual atau lebih dikenal dengan istilah kereman. Dalam kandang tipe ini
setiap ekor sapi dibatasi satu sama lain. Batasnya berupa sekat-sekat. Sapi ditambatkan dengan tali pada patok yang disediakan dan dibuat secara berderet.
Sehingga gerakan sapi dibatasi hanya gerakan ke depan dan ke belakang serta rebah. Sistem penggemukan yang akan dipakai sistem kereman. Lama waktu
penggemukan sapi yang dilakukan yakni selama tiga bulan. Bobot potong dan pertambahan bobot per hari yang diharapkan yaitu Sapi Ongole dan Sapi Brahma
300 kg dan 0,7 kgekorhari.
Kemudian dilakukan analisis kelayakan usaha dan dianalisis berdasarkan aspek non finansial dan aspek finansia. Dalam analisis aspek non finansial, yang
dianalisis terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hokum, aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan. Sedangkan dalam penentuan aspek
finansial menggunakan kriteria investasi yaitu NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, Net BC Net Benefit Cost Ratio dan PP Payback
Period.
Untuk menghadapi peningkatan harga bakalan dan penurunan PBBH yang selalu mengalami perubahan-perubahan maka diperlukan kewaspadaan terhadap