Koefisien Teknis Usaha Penggemukan Sapi Potong

tersebut sangat membantu penelitian saat ini dalah hal penentuan lokasi dan komoditi penelitian serta berhubungan dalam hal pengkajian kelayakan usaha dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial serta aspek finansial. Berdasarkan kriteria investasi usaha penggemukan domba dan kambing ini layak untuk dijalankan karena nilai yang diperoleh sesuai dengan kriteria investasi.Nilai Net Present Value NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar 1.201.056 rupiah dengan umur usaha delapan tahun.Nilai Net Benefit Cost Ratio Net BC lebih besar dari satu yaitu 1,012. Nilai Internal Rate of Return IRR adalah 12 persen, sama dengan tingkat Discount Rate DR yang ditentukan yaitu 12 persen. Payback Period PP yang dihasilkan dari analisis tersebut adalah delapan tahun atau sama dengan umur ekonomis usaha yaitu delapan tahun. Berdasarkan hasil analisis switching value, usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno masih tetap layak dijalankan dan mendapatkan keuntungan apabila terjadi peningkatan harga bakalan kambing 0,29 persen dan penurunan harga penjualan kambing sebesar 0,14 persen.

2.5 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam analisis kelayakan pengembangan usaha. Rincian perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Lampiran 4. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Muzayin 2008, Rivai 2009 dan Bahmat 2012 adalah mengenai tujuan penelitian, lokasi penelitian, komoditas yang dikaji dalam penelitian, skala usaha ternak yang dijalankan dan parameter yang diukur dalam analisis switching value. Sedangkan persamaannya dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini mengkaji tentang analisis kelayakan pengembangan usaha dimana kriteria alat analisis yang digunakan yaitu analisis finansial, analisis non finansial dan analisis sensitivitas. Dari hasil penelitian terdahulu dapat memberikan masukan bagi penulis mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya tentang studi kelayakan pengembangan usaha. Hal ini dapat memberikan gambaran bagi penulis sebagai referensi dalam melakukan penelitian dengan topik pengembangan usaha penggemukan sapi potong di Peternakan Bapak Sarno. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan landasan teori atau kumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah. Keseluruhan teori tersebut diacu sebagai pedoman dalam mengidentifikasi masalah yang ditemukan dilapangan dan kemudian diolah serta diharapkan menjadi suatu pemikiran yang dapat menjadi solusi pemecahan masalah tersebut. Berikut adalah teori-teori yang dapat digunakan dan relevan dengan penelitian ini:

3.1.1 Ketahanan Pangan

Program Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014 difokuskan pada 5 lima komoditas pangan utama yaitu : padi beras, jagung, kedelai, tebu gula dan daging sapi. Dalam rangka mencukupi kebutuhan bahan pangan utama dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor pangan maka Pemerintah telah mencanangkan program pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Swasembada berkelanjutan ditargetkan untuk komoditas padi dan jagung, dengan sasaran peningkatan produksi dapat dipertahankan minimal sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Sedangkan pencapaian swasembada yang ditargetkan untuk Tahun 2014, untuk tiga komoditas pangan utama yaitu kedelai, gula dan daging sapi. Pedoman Teknis KKP-E, 2013 Upaya percepatan swasembada daging sapi melalui : a Peningkatan produksi daging sapi, unggas dan ketersediaan susu dalam negeri. b Peningkatan ketesediaan pakan dan bibit sapi. c Peningkatan mutu bibit ternak sapi potong dan sapi perah ditempuh dengan pengembangan mutu genetik dengan pendekatan bioteknologi, inseminasi buatan dan atau embrio transfer. d Peningkatan populasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia melalui penerapan Good Farming Practices GFP e Pengembangan pakan sapi potong melalui perbaikan padang pengembalaan dan pemanfaatan hasil sampling industry pertanian maupun pengembangan industri pakan ternak. f Pengendalian gangguan reproduksi dan penyakit hewan menular melalui pemantauan terhadap kesehatan ternak khususnya kesehatan reproduksinya, serta penanganan kesehatan hewan mulai dari pedet hingga ternak melahirkan. g Peningkatan mutu daging sapi potong dengan melengkapi sarana pendukung Rumah Potong Hewan RPH dengan melengkapi sarana pendukung Rumah Potong Hewan RPH dengan melengkapi sarana pendukungnya dalam upaya penyediaan Aman Sehat Utuh dan Halal ASUH. h Pencegahan pemotongan sapi betina produkstif. i Optimalisasi pemanfaaatan Penguatan Modal Usaha Kelompok PMUK, Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat LM3, Sarjana Mmembangun Desa SMDPemuda Membangun Desa PMD, Kredit Usaha Pembibitan Sapi KUPS dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E

3.1.2 Bank Pelaksana

Bank Pelaksana KKP-E meliputi 21 Bank yaitu 8 delapan Bank Umum : Bank BRI, Mandiri, BNI, Bukopin, CIMB Niaga, BRI Agroniaga, BCA, dan BII serta 14 empat belas Bank Pembangunan Daerah BPD yaitu : BPD Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Papua , Riau, Nusa Tenggara Barat dan Jambi.