26
Pencabutan perizinan kegiatan belajar mengajar yang di lakukan oleh pemerintah setempat kepada PKBM SLIM yaitu karena persaingan dari program KF yang di adakan di
Desa Citapen. Dalam hal ini, pemerintah desa juga memiliki proyek program KF, melihat keberhasilan yang dilakukan oleh PKBM SLIM membuat pemerintah desa mencabut
perizinan kegiatan belajar mengajar pada PKBM tersebut, dengan alasan pemerintah tersebut ingin mengembangkan penduduk desanya dengan program yang di adakan oleh
pemerintah desa itu sendiri. Beberapa warga belajar yang mengikuti program KF PKBM SLIM, pada akhirnya
diambil alih untuk mengikuti program KF yang di lakukan oleh pemerintah desa. Kegiatan program KF yang di lakukan oleh pemerintah desa tidak membuahkan hasil, terbukti
kegiatan belajar yang di lakukan hanya sampai pada Tahap I dan tidak ada keberlanjutannya lagi hingga saat ini.
4.2.2 Program Keaksaraan Fungsional PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri SLIM
Program Keaksaraan Fungsional KF PKBM SLIM merupakan kelompok belajar program KF yang berada di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Terbentuknya PKBM ini
dilatarbelakangi oleh banyaknya penduduk Kecamatan Ciawi yang mengalami buta huruf, yaitu sebanyak 3.000 warga. Pengukuhan PKBM SLIM pertama kali dilaksanakan pada
tanggal 21 Maret 2009, dengan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Bidang Pendidikan Non Formal PNF Kasi Pendidikan Kemasyarakatan Nomor 421
4318 – Diklus, meskipun PKBM ini masih terbilang baru namun PKBM ini telah memiliki akreditasi A. Sumber dana yang dipakai oleh PKBM SLIM yaitu dana dekonsentrasi.
Susunan PKBM SLIM terdiri dari pembina, pelindung, pembina teknis, serta pengurus PKBM SLIM Gambar 2 yang memiliki tugas pokok masing-masing yang merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan guna menuju pada satu tujuan yaitu memberantas buta huruf pada perempuan usia 15 tahun keatas di Kecamatan Ciawi,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antusias penduduk sangat besar terhadap hadirnya PKBM SLIM, terbukti dengan
terbentuknya 56 kelompok belajar yang dimiliki oleh PKBM SLIM, di beberapa di desa Kecamatan Ciawi. Dalam satu kelompok belajar memiliki satu orang tutor yang bertugas
untuk menunjang aktivitas kegiatan warga belajar dalam kegiatan belajar mengajar. Kriteria
27
tutor dalam PKBM SLIM yaitu pendidikan tutor minimal SMA. Tutor yang terpilih akan melalui tahap pembekalan mengenai pengajaran KF terlebih dahulu selama dua minggu,
setelah itu para tutor diperbolehkan untuk langsung turun ke tempat warga belajar. Para tutor dibekali beberapa modul yang harus dipelajari dan dijadikan acuan untuk mengajar,
sebagian besar tutor yang terpilih yaitu tutor yang pernah atau masih mengajar Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Tema-tema yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu
tema pendidikan keluarga dan anak, kesehatan, ekonomi dan pendapatan, serta kesadaran berwarga negara.
Program KF seharusnya melalui tiga tahapan, yaitu Tahap I tahap pemberantasan, Tahap II tahap pembinaan, dan Tahap III tahap pelestarian. Setiap tahapan yang dilewati
oleh warga belajar akan dilakukan ujian, setelah melewati ujian warga belajar berhak mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara SUKMA I, II, II di setiap tahapan yang
dilalui oleh warga belajar sebagai bukti bahwa mereka telah melek aksara. Banyaknya permasalahan dan hambatan di lapangan, menyebabkan hanya terdapat
tiga kelompok belajar yang melewati ketiga tahapan diatas, selebihnya kelompok belajar hanya sampai pada Tahap I atau sampai pada Tahap II. Kelompok belajar yang berada di
Desa Citapen terdapat tiga kelompok belajar, yaitu kelompok belajar Dahlia 2 hanya sampai Tahap I, Dahlia 8 Tahap I-III, dan Dahlia 15 Tahap I dan Tahap II. Tempat
kegiatan belajar mengajar PKBM SLIM di Desa Citapen yaitu dilaksanakan di mushola terdekat atau mushola yang memadai dan rumah warga belajar yang luasnya mampu
menampung banyaknya warga belajar yang ada dalam satu kelompok. Hal ini menegaskan tidak adanya perhatian dari pemerintah untuk menyediakan tempat kegiatan belajar
mengajar untuk program KF.
28
Kelompok belajar yang pertama adalah kelompok belajar Dahlia 2, kelompok belajar ini hanya melalui Tahap I atau tahapan pemberantasan. Tutor pada kelompok
belajar ini bernama Teti. Jumlah warga belajar pada kelompok ini sebanyak 16 orang, selain itu kegiatan belajar mengajar dilakukan di mushola terdekat yaitu mushola Al-Iklas
karena tidak ada rumah warga yang mencukupi kapasitas warga belajar, mushola ini berada dipinggri jalan raya. Kegiatan belajar mengajar pada kelompok ini berjalan selama tiga
bulan. Terhentinya kelompok belajar hanya pada Tahap I dikarenakan rendahnya motivasi Gambar 2 Struktur Organisasi Penyelanggara PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri
PEMBINA
Kasi PLS Dinas Pendidikan Kab. Bogor
Drs. Tata Karwita, M.Pd
PELINDUNG
Camat Kec. Ciawi HS. Zaenal
PEMBINA TEKNIS
Penilik PLS Kec. Ciawi Drs. Entub Kurtubi
PENGURUS PKBM SARAGA LEKAS INSAN MANDIRI
Ketua :
Aziz Muslim
Sekertaris : Hendriawan
Bendahara : H. Asep Hambali
KEAKSARAAN FUNGSIONAL
Noni
LIFE SKILL
Lilis
Sumber: Data PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri 2009
29
warga belajar untuk melanjutkan kegiatan belajar ke tahap yang selanjutkan, sehingga kegiatan belajar mengajar terhenti hanya pada Tahap I.
Kelompok belajar yang kedua yaitu kelompok belajar Dahlia 15, kelompok belajar ini hanya melalui dua tahapan yaitu tahapan pemberantasan dan tahapan pembinaan.
Kelompok belajar ini memiliki tutor bernama Zumairah Rizky. Jumlah warga belajar pada kelompok ini sebanyak 17 orang. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah salah satu
warga belajar yang luas rumahnya mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar. Pada Tahap II, warga belajar dibekali berbagai keterampilan oleh program KF pada yaitu keterampilan
menjahit dan memasang payet pada kerudung. Kegiatan belajar mengajar pada kelompok ini berjalan selama 4 sampai 5 bulan. Tidak lengkapnya tahapan yang dilalui oleh
kelompok belajar ini dikarenakan adanya masalah dengan aparat desa setempat yang tidak mengizinkan adanya keberlanjutan dari kegiatan PKBM SLIM. Hal ini sangat disayangkan
oleh warga belajar Dahlia 15, karena antusias warga belajar saat itu masih tinggi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Kelompok belajar yang terakhir yaitu kelompok belajar Dahlia 8. Kelompok belajar ini melalui semua tahapan yang harus dilalui oleh kegiatan KF yaitu tahap pemberantasan,
tahap pembinaan, dan tahap pelestarian. Tutor dalam kelompok belajar ini bernama Noni. Jumlah warga belajar pada kelompok ini sebanyak 17 orang selain itu kegiatan belajar
mengajar dilakukan di rumah salah satu warga belajar. Pada Tahap II, warga belajar dibekali berbagai keterampilan oleh program KF pada kelompok ini yaitu membuat coklat,
membuat tas manik, dan memasang payet pada kerudung. Kegiatan yang dilakukan pada tahap terakhir yaitu tahap pelestarian, tahap tersebut bertujuan mempertahankan
kelanggengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang telah dimiliki warga belajar. PKBM SLIM menyediakan taman bacaan pada tahap ketiga yang diperuntukan
warga belajar untuk mencari informasi-informasi yang diinginkan sambil melatih dan melanggengkan kemampuan membaca, selain itu diadakan pula kegiatan arisan, kegiatan
ini diharapkan dapat menumbuhkan percaya diri warga belajar dalam bersosialisasi dan memperlancar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Tutor masih disediakan pada
tahap ketiga untuk mengevaluasi kemampuan warga belajar dan siap sedia apabila dibutuhkan warga belajar untuk menanyakan sesuatu hal yang berkaitan dengan
kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Ketiga tahapan tersebut dapat dilalui karena
30
adanya motivasi yang tinggi dari tutor itu sendiri untuk membangkitkan semangat warga belajar dalam memelekhurufkan warga belajar. Kegiatan belajar mengajar pada kelompok
ini berjalan selama 5 sampai 6 bulan. Kelompok belajar yang telah melewati tahapan kedua yaitu kelompok belajar
Dahlia 15 dan Dahlia 8 telah diberikan berbagai keterampilan. Setelah warga diberikan keterampilan-keterampilan tersebut, pihak PKBM bekerjasama dengan pabrik-pabrik
industri kerajinan yang ada di Desa Citapen untuk menyalurkan kemampuan tersebut. Di sini warga ditugaskan memasang payet pada kerudung yang dikerjakan di masing-masing
rumah warga belajar. Pekerjaan tersebut akan diserahkan pada pabrik di setiap minggunya. Warga belajar akan mendapatkan upah sesuai dengan banyaknya kerajinan yang dapat
diselesaikan dalam per minggunya, satu kerajinan yang dihasilkan akan diupah sebesar Rp 3.000,00 namun kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu sesuai jadwal pengajaran
yang ada. Hal ini dilakukan agar warga belajar dapat lebih mahir dalam keterampilan tersebut dan memberikan pengalaman bekerja terhadap warga belajar itu sendiri.
Program KF PKBM SLIM telah memiliki pencapaian yang baik dalam mengentaskan buta aksara warga Desa Citapen. Hal ini karena PKBM SLIM memiliki satu
kelompok belajar yang telah melewati ketiga tahapan yang ada pada program KF dan mayoritas warga belajar tersebut masih melek aksara hingga saat ini. Hambatan program
KF PKBM SLIM yaitu terletak dari perizinan yang telah dicabut dari pemerintah desa setempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sejatinya apabila pemerintah
setempat tidak mencabut perizinan kegiatan belajar, program KF memiliki keyakinan dapat memberantas buta aksara di Desa Citapen secara bertahap dan kontinu.
31
4.2.3 Ringkasan