Motivasi Warga Karakteristik Warga Belajar .1 Umur

44 Di sisi lain, ada pula warga belajar yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, namun memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi, yaitu sebesar 39,5 persen 15 orang. Hal ini dapat terjadi karena warga belajar tersebut memiliki motivasi yang tinggi untuk mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki dimana warga belajar belajar membaca, menulis, dan berhitung kembali di rumah, belajar bersama anak di rumah, membaca koran setiap pagi, serta tidak malu untuk bertanya kepada tutor. Warga belajar memiliki pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga 100 persen 5 orang memiliki kemampuan mempertahankan aksara rendah, karena pekerjaan mereka berlangsung dari pagi hari hingga sore hari. Setelah selesai dari bekerja pun mereka masih harus melakukan pekerjaan domestik di rumahnya, sehingga mereka sulit meluangkan waktu untuk belajar atau mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki Warga belajar yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang, memiliki kemampuan mempertahankan aksara yang tinggi atau masih mampu membaca, menulis dan berhitung yaitu sebesar 100 persen 1 orang. Hal ini dikarenakan ia menerapkan kemampuan aksara yang dimiliki saat berdagang, seperti mengukur takaran minyak, menimbang makanan, membaca tulisan dikemasan, menghitung uang, dan menulis nota belanjaan setiap harinya, sehingga warga belajar tersebut berdagang sekaligus belajar untuk mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki. Warga belajar yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran, dan memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi yaitu masih mampu membaca, menulis, dan berhitung yaitu sebesar 100 persen 1 orang. Tidak adanya pekerjaan yang dimiliki dikarenakan warga belajar tersebut mengalami lumpuh dan berstatuskan belum menikah. Warga belajar tersebut mengakui dirinya memiliki motivasi yang kuat dan banyak waktu luang untuk belajar kembali membaca, menulis, dan berhitung dirumahnya agar menutupi kekurangan fisik yang ia miliki.

6.1.6 Motivasi Warga

Motivasi warga belajar adalah kemauan dari dalam diri warga belajar untuk mau belajar dan mempertahankan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Motivasi belajar dikategorikan menjadi motivasi rendah dan motivasi tinggi. Motivasi diukur dengan tidak ada dan banyaknya usaha yang dilakukan oleh warga belajar dalam mempertahankan 45 kemampuan aksaranya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,2 persen 28 orang responden bermotivasi rendah, dan hanya 37,8 persen 17 orang bermotivasi tinggi. Diduga semakin tinggi motivasi warga belajar maka semakin tinggi pula kemampuan untuk mempertahankan kemampuan aksaranya. Tabel 10 menyatakan, bahwa motivasi warga belajar berpengaruh pada kemampuan mempertahankan kemampuan aksara. Hal ini dibuktikan semakin tinggi motivasi warga belajar, maka semakin tinggi pula kemampuan warga belajar dalam mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki, begitu juga sebaliknya. Sebesar 100 persen 28 orang warga belajar yang masuk dalam kategori motivasi rendah, memiliki kemampuan mempertahankan kemampuan aksara rendah. Hal ini menunjukkan warga belajar yang memiliki motivasi rendah telah mengalami buta aksara kembali. Tabel 10 Pengaruh Motivasi Warga Belajar terhadap Kemampuan Warga Belajar Desa Citapen dalam Mempertahankan Kemampuan Aksara Tahun 2011 Motivasi Warga Kemampuan Mempertahankan Aksara Rendah Tinggi Rendah 28 100,0 Tinggi 17 100,0 Jumlah 28 100,0 17 100,0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2011 Warga belajar yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi, memiliki kemampuan mempertahankan kemampuan aksara tinggi, yaitu masih dapat mempertahankan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yaitu sebesar 100 persen 17 orang. Warga belajar yang memiliki motivasi tinggi berarti mempunyai kemauan yang tinggi atau usaha yang maksimal dalam mempertahankan kemampuan aksara, seperti yang dikemukakan salah satu warga belajar berikut: “walaupun saya cacat, gak bisa jalan, tapi saya punya tekat yang kuat buat bisa membaca,menulis, dan berhitung. Setiap hari saya selalu belajar sendirian, baca modul yang dikasi tutor, dan sekarang saya masih lancar membaca, menulis, dan berhitung.” Ynh, 25thn 46 Bentuk motivasi yang dilakukan oleh warga belajar yaitu belajar membaca, menulis, dan berhitung kembali di rumah, belajar bersama anak di rumah, membaca koran setiap pagi, serta tidak malu untuk bertanya kepada tutor.

6.2 Dukungan Lingkungan Tempat Tinggal

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI WARGA BELAJAR DALAM PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KELURAHAN ANTIROGO KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

1 16 44

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DENGAN KEMAMPUAN CALISTUNG WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL

2 5 97

Hubungan Antara Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Keunggulan Lokal Dengan Kemampuan Calistung Warga Belajar Keaksaraan Fungsional (Studi Pada Program Keaksaraan Fungsional Kelompok Kenitu Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Ta

0 15 3

IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (UPAYA PENINGKATA KEBERDAYAAN WARGA BELAJAR KEAKSARAAN RAFLESIA DI DESA GAPLEK KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG)

0 5 3

PENYELENGGARAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR: Studi Deskriptif Pada Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Di PKBM Tunas Harapan Subang.

0 6 32

MOTIVASI BELAJAR WARGA KELOMPOK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERSADA BANTUL.

2 3 215

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).

0 1 210

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM TANJUNGSARI, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO.

0 0 141

UPAYA TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM MANDIRI KRETEK BANTUL.

4 38 162

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (DI PKBM HANDAYANI, DESA RAKITECAMATAN RAKITABUPATEN BANJARNEGARA)

0 0 76