Status Pernikahan Karakteristik Warga Belajar .1 Umur

38 Tabel 5 menunjukkan bahwa umur warga belajar memiliki pengaruh dengan kemampuan warga belajar dalam mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki. Sebesar 64,3 persen 18 orang termasuk dalam katagori umur tidak produktif dan memiliki kemampuan mempertahan aksara rendah artinya warga belajar tersebut telah mengalami buta aksara kembali. Hal ini karena mayoritas dari mereka tidak memiliki motivasi diri yang rendah, minimnya pengingatan di usia mereka, dan faktor kesehatan sehingga sulit untuk mempertahankan kemampuan aksara. Di sisi lain ada pula warga belajar yang masuk dalam kategori umur tidak produktif, namun memiliki kemampuan mempertahan aksara tinggi, yang artinya warga belajar tersebut masih mampu membaca menulis dan berhitung yaitu sebesar 41,2 persen 7 orang, karena warga belajar memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya untuk mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki. Warga belajar yang masuk dalam kategori umur produktif lebih mampu mempertahankan kemampuan aksara. Terbukti Warga belajar yang masuk dalam kategori umur produktif dan memiliki kemampuan mempertahan aksara tinggi atau masih mampu membaca, menulis, dan berhitung yaitu sebesar 58,8 persen 10 orang. Selebihnya warga belajar yang masuk dalam kategori umur produktif, namun memiliki kemampuan mempertahan aksara rendah yaitu sebesar 35,7 persen 10 orang. Hal ini karena rendahnya motivasi dari warga belajar untuk mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki.

6.1.2 Status Pernikahan

Status pernikahan adalah keterkaitan dan tanggung jawab warga belajar terhadap perannya dalam keluarga. Warga belajar dibatasi dengan status belum menikah, menikah, dan janda. Warga belajar yang belum menikah berarti memiliki tanggung jawab terhadap perannya dalam keluarga yaitu rendah, warga belajar yang telah menikah dan janda berarti memiliki tanggung jawab terhadap perannya dalam keluarga tinggi, karena mereka harus mengurusi keluarga mereka. Mayoritas warga belajar memiliki status menikah yaitu menikah sebesar 93,4 persen 42 orang. Sisanya belum menikah 2,2 persen 1 orang, dan janda sebesar 4,4 persen 2 orang. Tabel 6 menunjukan, bahwa status pernikahan berpengaruh dengan kemampuan warga belajar untuk mempertahankan kemampuan aksara. Sebesar 61,9 persen 26 orang tergolong dalam kategori berstatuskan telah menikah dan memiliki kemampuan 39 mempertahankan kemampuan aksara rendah atau telah mengalami buta aksara kembali. Hal ini karena sibuknya pekerjaan domestik, sehingga sulit meluangkan waktu untuk belajar kembali di rumah, serta beberapa dari warga belajar tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan tempat tinggal, yaitu tidak adanya izin dari para suami mereka untuk mengikuti program KF sehingga warga belajar mengikuti kegiatan belajar mengajar secara diam- diam. Warga belajar yang berstatuskan menikah dan mengalami buta aksara kembali dua kali lipat lebih banyak daripada warga belajar yang telah menikah dan mampu mempertahankan kemampuan aksara. Hal ini menegaskan bahwa status menikah mempengaruhi kemampuan mempertahankan kemampuan aksara warga belajar. Tabel 6 Pengaruh Status Pernikahan terhadap Kemampuan Warga Belajar Desa Citapen dalam Mempertahankan Kemampuan Aksara Tahun 2011 Status Pernikahan Kemampuan Mempertahankan Aksara Rendah Tinggi Belum Menikah 1 100,0 Menikah 26 61,9 16 38,1 Janda 2 100,0 Jumlah 28 100,0 17 100,0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2011 Seperti halnya warga belajar yang berstatuskan menikah, mayoritas warga belajar yang masuk dalam kategori janda juga memiliki kemampuan mempertahankan aksara rendah atau telah buta aksara kembali yaitu sebesar 100 persen 2 orang. Hal ini dikarenakan warga belajar yang berstatuskan janda memiliki pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, pekerjaan mereka berlangsung dari pagi hari hingga sore hari. Setelah selesai dari bekerja pun mereka masih harus melakukan pekerjaan domestik di rumahnya, sehingga mereka sulit meluangkan waktu untuk belajar atau mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki, seperti yang dikemukakan oleh salah satu warga belajar sebagai berikut: “saya kan kerja dirumah bu H. Embed dari pagi sampai sore, sampai rumah juga masih ada aja kerjaan yang harus diselesain, jadikan udah kecapean duluan, jadi gak ada waktu buat belajar lagi” Yyt, 60thn 40 Warga belajar yang temasuk dalam kategori belum menikah dan memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi atau masih mampu membaca, menulis, dan berhitung yaitu sebesar 100 persen 1 orang, karena tingginya motivasi warga belajar dan banyaknya waktu luang yang dapat digunakan untuk mempertahankan kemampuan aksara yang di miliki. Hal ini membuktikan semakin rendah tanggung jawab yang dimiliki oleh warga belajar, maka kemampuan mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki oleh warga belajar semakin tinggi.

6.1.3 Jumlah Anak

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI WARGA BELAJAR DALAM PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KELURAHAN ANTIROGO KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

1 16 44

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DENGAN KEMAMPUAN CALISTUNG WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL

2 5 97

Hubungan Antara Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Keunggulan Lokal Dengan Kemampuan Calistung Warga Belajar Keaksaraan Fungsional (Studi Pada Program Keaksaraan Fungsional Kelompok Kenitu Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Ta

0 15 3

IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (UPAYA PENINGKATA KEBERDAYAAN WARGA BELAJAR KEAKSARAAN RAFLESIA DI DESA GAPLEK KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG)

0 5 3

PENYELENGGARAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR: Studi Deskriptif Pada Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Di PKBM Tunas Harapan Subang.

0 6 32

MOTIVASI BELAJAR WARGA KELOMPOK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERSADA BANTUL.

2 3 215

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).

0 1 210

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM TANJUNGSARI, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO.

0 0 141

UPAYA TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM MANDIRI KRETEK BANTUL.

4 38 162

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (DI PKBM HANDAYANI, DESA RAKITECAMATAN RAKITABUPATEN BANJARNEGARA)

0 0 76