Jumlah Anak Karakteristik Warga Belajar .1 Umur

40 Warga belajar yang temasuk dalam kategori belum menikah dan memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi atau masih mampu membaca, menulis, dan berhitung yaitu sebesar 100 persen 1 orang, karena tingginya motivasi warga belajar dan banyaknya waktu luang yang dapat digunakan untuk mempertahankan kemampuan aksara yang di miliki. Hal ini membuktikan semakin rendah tanggung jawab yang dimiliki oleh warga belajar, maka kemampuan mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki oleh warga belajar semakin tinggi.

6.1.3 Jumlah Anak

Keterbatasan warga belajar yang mayoritas ibu rumahtangga adalah jumlah anak mereka, terutama jika memiliki anak balita. Sebaran responden warga belajar sesuai jumlah anak adalah sebagai berikut: 64,4 persen 29 orang memiliki jumlah anak tiga sampai lima anak dan tidak memiliki balita, 20 persen 9 orang memiliki jumlah anak maksimal dua dan tidak memiliki balita, 2,2 persen 1 orang memiliki jumlah anak enam sampai delapan orang dan tidak memiliki balita, dan ada 13,3 persen 6 orang memiliki balita. Warga belajar yang memiliki balita, berarti memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengasuh anaknya. Hubungan antara jumlah dan umur anak dengan tingkat mempertahankan kemampuan aksara disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan, bahwa tidak terdapat pengaruh antara jumlah dengan kemampuan warga belajar untuk mempertahankan kemampuan aksara. Mayoritas warga belajar sebesar 72,5 persen 21 orang memiliki jumlah tiga sampai lima anak dan tidak memiliki balita, memiliki kemampuan mempertahankan aksara rendah. Warga belajar yang memiliki jumlah enam sampai delapan anak dan tidak memiliki balita, namun memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi yaitu sebesar 100 persen 1 orang. Hal ini dikarenakan, walaupun jumlah anak yang dimiliki banyak namun usia anak tersebut sudah memasuki usia dewasa bahkan sudah ada yang menikah, sehingga banyaknya anak yang dimiliki tidak mempengaruhi warga belajar dalam mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki. 41 Tabel 7 Pengaruh Jumlah Anak terhadap Kemampuan Warga Belajar Desa Citapen dalam Mempertahankan Kemampuan Aksara Tahun 2011 Jumlah Anak Kemampuan Mempertahankan Aksara Rendah Tinggi Memiliki Balita 2 33,3 4 66,7 0 sampai 2 tidak memiliki balita 5 55,6 4 44,6 3 sampai 5 tidak memiliki balita 21 72,5 8 27,6 6 sampai 8 tidak memiliki balita 1 100,0 Jumlah 28 100,0 17 100,0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2011 Warga belajar yang memiliki balita dan memiliki kemampuan mempertahankan aksara rendah yaitu sebesar 33,3 persen 2 orang. Pada kenyataannya terdapat warga belajar yang memiliki balita namun memiliki kemampuan mempertahankan aksara tinggi yaitu sebesar 66,7 persen 4 orang, bahkan warga belajar yang memiliki anak balita lebih banyak yang mampu mempertahankan keaksaraannya dibandingkan dengan warga belajar yang tidak memiliki balita. Hal ini karena warga belajar tersebut mengasuh anaknya sekaligus belajar mempertahankan aksaranya yaitu ketika mereka belajar sekaligus mengajari anaknya yang balita untuk membaca dan berhitung, sehingga mereka mampu mempertahankan kemampuan aksaranya, serta adanya dukungan dari suami mereka untuk mempertahankan kemampuan aksara yang dimiliki.

6.1.4 Pendidikan Formal

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI WARGA BELAJAR DALAM PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KELURAHAN ANTIROGO KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

1 16 44

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DENGAN KEMAMPUAN CALISTUNG WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL

2 5 97

Hubungan Antara Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Keunggulan Lokal Dengan Kemampuan Calistung Warga Belajar Keaksaraan Fungsional (Studi Pada Program Keaksaraan Fungsional Kelompok Kenitu Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Ta

0 15 3

IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (UPAYA PENINGKATA KEBERDAYAAN WARGA BELAJAR KEAKSARAAN RAFLESIA DI DESA GAPLEK KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG)

0 5 3

PENYELENGGARAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR: Studi Deskriptif Pada Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Di PKBM Tunas Harapan Subang.

0 6 32

MOTIVASI BELAJAR WARGA KELOMPOK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERSADA BANTUL.

2 3 215

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).

0 1 210

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM TANJUNGSARI, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO.

0 0 141

UPAYA TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM MANDIRI KRETEK BANTUL.

4 38 162

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (DI PKBM HANDAYANI, DESA RAKITECAMATAN RAKITABUPATEN BANJARNEGARA)

0 0 76