Pengertian Intertekstual Aspek-aspek Intertekstual

8 karyanya. Trasformasi juga sebagai proses aktualisasi ide penyair. Sehingga faktor individual subjektivitas penyair menjadi penting.

B. Hakikat Puisi

1. Pengertian Puisi

Banyak pendapat yang memberikan pengertian tentang puisi. Biasanya berhubungan dengan struktur fisiknya saja atau struktur batinnya saja, namun ada juga yang memberikan batasan yang meliputi keduanya. Untuk lebih memperluas pandangan kita tentang pengertian puisi, penulis mengemukakan beberapa pengertian tentang puisi berdasarkan etimologinya. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani pioetas, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan. 6 Puisi biasa dibuat oleh pengarang dengan tiga sasaran yaitu pertama, untuk dirinya sendiri sebagai sarana pengungkapan perasaan dan pendapat- pendapat pengarang terhadap sesuatu; kedua, untuk redaksi maksudnya setelah puisi itu dibuat maka redakturlah yang memiliki kewajiban menyebarluaskan puisi tersebut kepada masyarakat; ketiga, untuk penikmat dan kritikus, bagi mereka puisi digunakan sebagai objek pengamatan ataupun hanya sekedar bahan bacaan. Ada beberapa pengertian puisi, diantaranya adalah pendapat Panuti Sudjiman yang menyatakan bahwa puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 7 Sedangkan Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa puisi mengajarkan 6 Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung : Angkasa ,1993, h. 4 7 Antilan Purba, Sastra Indonesia Konteporer,Surabaya: Graha Ilmu, 2000, h. 10 9 sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. 8 Pendapat lain dikemukakan oleh Samuel Johnson, menurutnya bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, bercikal- bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. 9 Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa puisi adalah ragam sastra yang ungkapannya secara implisit peluapan yang spontan dari perasan-perasaan ekspresi yang kongkret melalui rekaman diri saat-saat yang paling baik dan senang.

2. Jenis-jenis Puisi

a. Puisi Lama Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : 1 Jumlah kata dalam 1 baris 2 Jumlah baris dalam 1 bait 3 Persajakan rima 4 Banyak suku kata tiap baris 5 Irama Ciri puisi lama: 1 Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 2 Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 3 Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis-jenis puisi lama antara lain: 1 Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 2 Mantra Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Hal ini dianggap dapat mempermudah untuk berhubungan dengan Tuhan, dewa-dewi ataupun penguasa alam. Contoh: 8 Ibid. h.3 9 Ibid, h. 5 10 Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 3 Pantun Pantun diguanakan untuk menyatakan berbagai perasaan serta untuk menasehati. pantun merupakan puisi lama asli Indonesia dan termasuk jenis sastra yang sangat terikat oleh aturan. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agamanasihat, teka-teki, jenaka. Contoh: Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukkan ke dalam hati 4 Karmina Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Contoh: Dahulu parang sekarang besi a Dahulu sayang sekarang benci a 5 Seloka Seloka adalah puisi yang susunan kalimatnya berisi nasihat, sindiran ataupun seluruh. Tiap bait seloka terdiri atas 4 larik. Perbedaannya dengan pantun adalah seloka bersajak akhir sama a-a-a-a. ada sebagian pakar yang berpendapat bahwa seloka merupakan pantun berkait.