Diksi Pemilihan Kata Pencitraan

53 Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama- Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan. Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi ”Doa” sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya. Perhatikan kutipan larik berikut : 1 Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh 2 Aku hilang bentuk remuk 3 Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya denganTuhan. Kata `Tuhan´ yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

b. Nada dan Suasana

Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan feeling atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi `Doa´tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Oleh karenanya, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah pengembaraan di negeri `asing´.

c. Makna dan Rasa

Makna yang ingin disampaikan pengarang dalam puisi tersebut adalah tentang seseorang yang sedang mengalami kesusahan yang mendalam dan dia merasa jauh dengan Tuhannya. Dia merasa Tuhan sudah tidak lagi sayang padanya karena tuhan membiarkan dia dalam kebingungan bak mengembara ke negeri asing. Tokoh aku mewakili 54 orang-orang yang hampir melupakan tuhannya karena alasan sesuatu. Dalam penyesalannya tokoh aku berpasrah pada Tuhannya. Hal itu membuktikan bahwa kita sebagai makhluk Tuhan tidak bisa lepas dari tuhan. Rasa susah yang mendalam dan penuh dengan kebingungan dirasakan oleh tokoh aku. Perasaan seperti itu ikut dirasakan oleh pembaca saat membaca puisi tersebut dan memahami makna yang ada di dalamnya. Makna dan rasa itu akan menyatu dalam hati dan memberikan pesan yang positif maupun negatif kepada pembaca. Itulah tujuan pengarang menghadirkan puisi semacam itu, agar kita selalu ingat pada Tuhan, karena sesungguhnya hidup ini diatur oleh-Nya.

d. Amanat

Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ´Doa´ ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung termenung seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ´pengembaraan di negeri asing´ yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut: Tuhanku, Di Pintu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Adapun analisis puisi “Doa” karya Chairil Anwar berdasarkan fisik puisi adalah sebagai berikut:

a. Diksi Pemilihan Kata

Untuk menghidupkan lukisan dan memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan gagasan sesuai dengan gagasan yang ingin dikemukakan oleh penyair dalam puisi “Doa” banyak memanfaatkan kata konotatif disamping kata konkret. Kata konotatif mempunyai arti yang tidak langsung yang bersifat tambahan atau menimbulkan asosiasi tertentu. Kata konotatif sekaligus untik menciptakan bahasa kias.