Nada dan Suasana Makna dan Rasa

56 bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhan, sehingga timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung menyebut nama Tuhannya.

c. Kata Konkret

Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa yang dilukiskanoleh penyair. Dalam puisi “Doa”, penyair: 1 Memilih kata “termangu”, untuk memperkonkret bahwa penyair sering ragu terhadap Tuhan 2 Memilih kata “tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”, untuk memperkonkret bahwa penyair mengalami krisis iman. 3 Memilih kata “aku hilang remuk”, untuk memperkonkret gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa. 4 Memilih kata ”Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling”, untuk memperkonkret bahwa tekad penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan.

d. Bahasa Figuratif

1 Majas Majas yang digunakan dalam puisi “Doa” a Metafora “kepada pemeluk teguh” “aku mengembara di negeri asing” b Hiperbola “Aku hilang bentuk remuk” c Personifikasi “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi” 2 Perlambangan Selain majas puisi juga memerlukan perlambangan. Penyair merasa bahwa kata-kata dari kehidupan sehari-hari belum cukup untuk mengungkapkanmakna yang hendak disampaikan kepada pembaca. Perlambangan yang terdapat dalam puisi “Doa” : 57 a Lambang benda Perlambangan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk nama benda untuk menggantikan sesuatu yang ingin diucapkan penyair. Adapun dalam puisi “Doa” penyair melambangkannya dengan: Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi, Aku mengembara di negeri asing, dan di Pintu-Mu aku mengetuk. b Lambang suasana Suatu suasana dapat dilambangkan pula dengan suasana lain yang dipandang lebih konkret. Adapun penyair dalam puisi “Doa” melambangkan suasana sedih digunakan lambang “Biar susah sungguh, Mengingat Kau penuh seluruh ”. Selain itu penyair juga melambangkan suasana sepi digunakan lambang: “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi ” Adapun analisis hubungan intertekstual puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut: a. Persamaannya Puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah dan puisi “Doa” karya Chairil Anwar, keduanya banyak menggunakan kata ungkapan dan majas pada diksi, bahasa figuratif, dan kata konkret. Selain itu kedua puisi tersebut digolongkan kepada puisi modern berjenis himne dan bertemakan kegundahan hati terhadap Tuhan. b. Perbedaannya Susunan bait pada p uisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah didominasi oleh 4 empat bait, sedangkan pada puisi “Doa” karya Chairil Anwar baitnya tidak tersusun secara beraturan.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Analisis Data Hasil Angket

Angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang penulis sebarkan kepada responden sebanyak 15 item soal dengan 5 opsi jawaban. Hasil angket yang telah disebarkan selanjutnya dianalisis dengan