Pertobatan. Sementara kita mengupayakan pembangunan manusia dan masyarakat, Mengikuti Kristus. Bertobat berarti kembali kepada Kristus. Sebagai tema utama, pusat dan

BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA Bagian dari proto-evangelisasi di atas secara langsung merupakan pembangunan kembali manusia individu atau menyangkut pribadi manusia. Ada bagian lain yang secara khusus merujuk beberapa aspek dari kelompok manusia, yaitu societas atau masyarakat. Di sini perlu disadari fakta bahwa hubungan masyarakat sekarang ini telah berkembang dan meluas melewati batas-batas: umat manusia telah menjadi bagaikan satu keluarga. Sekarang ini, Gereja harus menjadi promotor dan pendukung suatu proyek kultural yang berdimensi global atau mendunia. Masih menyangkut proto-evangelisasi masyarakat societas, Gereja harus menjadi penggerak dan pembela konsep pembangunan yang baru, didasarkan atas kebenaran dan keadilan sehingga dapat menyumbangkan kebaikan bagi semua anggota masyarakat secara merata. Ensiklik Redemptoris Missio 59 menegaskan bahwa “melalui pesan Injil, Gereja memberikan suatu daya kekuatan untuk pembebasan yang mendorong memajukan pembangunan justru karena dia mengarah menuju pertobatan hati dan pertobatan cara berpikir, membantu memajukan pengakuan akan martabat setiap orang, mendorong kesetiakawanan, komitmen dan pelayanan akan sesamanya, dan memberikan tempat kepada setiap orang dalam rencana Allah, yaitu membangun Kerajaan perdamaian dan keadilan, yang telah dimulai dalam kehidupan ini. [...]. Pembangunan manusia berasal dari Allah, berasal dari model Yesus Kristus – Allah dan manusia – dan mesti kembali lagi kepada Allah” RM 59. Kemudian Ensiklik juga menambahkan bahwa “sumbangan Gereja dan evangelisasi kepada pembangunan manusia tidak saja menyangkut perjuangan melawan kemiskinan material dan keterbelakangan di dunia Selatan belaka, melainkan juga mencakup dunia Utara, yang cenderung terperangkap ke dalam kemiskinan moral dan kemiskinan spiritual, yang disebabkan oleh ‘kemajuan yang berlebih-lebihan’. Sebuah jalan pikiran tertentu, yang tidak dipengaruhi oleh suatu pandangan keagamaan dan yang tersebar luas di beberapa bagian dari dunia dewasa ini, didasarkan pada gagasan bahwa meningkatnya kekayaan dan kemajuan ekonomi dan pertumbuhan teknik adalah cukup bagi manusia untuk dapat berkembang pada tataran manusiawi. Namun suatu pembangunan yang tanpa jiwa semacam itu tidak dapat memuaskan umat manusia dan suatu kemewahan yang berlebih- lebihan adalah sama berbahayanya seperti kemiskinan yang berlebih-lebihan” RM 59.

b. Pertobatan. Sementara kita mengupayakan pembangunan manusia dan masyarakat,

evangelisasi baru memberi jalan pada saat yang sama kepada aksi yang pada akhirnya harus bermuara dalam pertobatan, yaitu kembalinya manusia kepada Kristus. Pertobatan adalah karya Allah, seperti diajarkan oleh teologi. Tetapi dalam karya Allah memerlukan Gereja dan para pembawa pesan Injil pewarta. Dan karena itu, pertobatan merupakan anugerah, tetapi sekaligus juga suatu keharusan dan tugas bagi semua.

c. Mengikuti Kristus. Bertobat berarti kembali kepada Kristus. Sebagai tema utama, pusat dan

tujuan dari evangelisasi baru, sama seperti evangelisasi ad gentes kepada para bangsa, tidak bisa lain selain Kristus. Sebagaimana dikatakan dalam Ensiklik Redemptoris Missio: “Inti pokok pewartaan adalah Kristus yang disalibkan, wafat dan bangkit: melalui Dia kita benar- benar dibebaskan secara penuh dari kejahatan, dosa dan kematian; melalui Dia Allah memberikan ‘hidup yang baru’ yaitu hidup yang ilahi dan abadi. Inilah ‘Kabar Baik’ yang mengubah manusia dan sejarahnya dan yang semua orang berhak untuk mendengarkannya”. 172 BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA Dan sebelumnya telah dikatakan: “Semua bentuk kegiatan misioner diarahkan kepada pewartaan ini, yang menyingkapkan dan memberikan jalan masuk ke dalam misteri yang tersembunyi selama berabad-abad dan diperkenalkan dalam Kristus bdk. Ef 3: 3-9; Kol 1: 25-29, misteri yang ada di inti terdalam dari tugas perutusan dan hidup Gereja, sebagai tempat bergantung dan kembalinya semua karya penginjilan” RM 44. Bertobat kepada Kristus berarti juga mengakui bahwa Dia adalah satu-satunya Penyelamat, sumber Kasih, sumber hidup dan kedamaian; berarti juga mengenal bahwa hanya Dia yang memiliki Sabda kehidupan kekal. Bertobat kepada Yesus Kristus berarti mempercayakan diri untuk mengikutiNya, dengan perlu selalu menyadari bahwa mengikuti Kristus harus dibayar “dengan harga mahal” seperti dikatakan oleh Bonhoffer: adalah suatu keikutsertaan yang meminta penyangkalan diri dan pengurbanan. Perhatian kepada evangelisasi baru kepada kebudayaan, terutama kebudayaan yang mulai mengalami krisis iman Kristen di seluruh belahan bumi, diangkat secara hidup dalam Ensiklik Centesimus Annus tentang Ajaran Sosial Gereja Masa Kini 1 Mei 1991. Dalam Ensiklik ini ditegaskan bahwa Gereja memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran sosialnya benar- benar atas nama evangelisasi baru terhadap kebudayaan dan masyarakat. “’Evangelisasi baru’, yang dewasa ini sangat dibutuhkan oleh dunia dan yang seringkali kami tekankan, di antara unsur-unsurnya yang paling pokok harus mencakup pewartaan ajaran sosial Gereja”CA 5. Tetapi sebenarnya meliputi apa saja evangelisasi kebudayaan itu? Secara substansial meliputi purifikasi pembersihan dan pengangkatan kebudayaan masa kini, misalnya “budaya” materialistik, hedonistik dan egoistik ke arah nilai-nilai kemanusiaan, individual dan sosial, seperti yang diwartakan dan dijalankan oleh Yesus Kristus: kebenaran, kemurahan hati, keutamaan, kasih, keadilan, kemiskinan, penghargaan akan hidup, martabat pribadi manusia, solidaritas dll. Singkatnya suatu kebudayaan kembali kepada kekristenan di mana manusia menjadi anak Allah dan dicintai sebagai saudara. “Dalam konteks itu, - tulis Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Centesimus Annus, - perlu diingat pula bahwa evangelisasi pewartaan Injil pun meresap dalam kebudayaan bangsa-bangsa, dengan mendukung kebudayaan dalam perjalanannya menuju kebenaran dan dalam proses penjernihan dan pengayaannya. Akan tetapi bila kebudayaan mengungkung diri dan berusaha melestarikan unsur-unsur yang sudah usang, serta menolak segala pertukaran pandangan dan diskusi mengenai kebenaran tentang manusia, kebudayaan itu mandul dan mulai merosot” CA 50. Hal ini tidak berarti bahwa evangelisasi baru yang dilakukan Gereja mau melenyapkan kebudayaan lokal, kebudayaan nasional atau benua-benua, yang dilestarikan sebagai warisan paling luhur dari masyarakat, tetapi justru hendak memasukkan atau meresapi kedalamnya jiwa kristiani yang selalu merupakan jiwa Katolik, artinya universal: ini adalah tantangan besar dalam evangelisasi baru di dunia. Evangelisasi baru itu juga hendak membuka lebar- lebar pintu bagi Kristus dari sisi kebudayaan, suatu kebudayaan baru yang tidak lagi sempit, melainkan bersifat universal. 173 BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA