Gereja Asia adalah Gereja inkulturatif. Isu inkulturasi berhubungan erat dengan identitas Metode pewartaan. Untuk konteks Asia, hal yang dianggap penting adalah cara pewartaan

BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA

c. Gereja Asia adalah Gereja inkulturatif. Isu inkulturasi berhubungan erat dengan identitas

Gereja sebagai ‘Gereja Asia’ atau ‘orang-orang Kristen Asia’ EA 5 – ‘kekristenan’ dan ‘ke- asia-an’, umat beriman kristiani yang menghidupi imannya dalam masyarakat dan budaya Asia EA 21. Dokumen ini juga menyebutkan ranah-ranah kunci inkulturasi seperti teologi, liturgi, formatio klerus dan biarawan-biarawati, katekese dan spiritualitas EA 22. Inkulturasi adalah bagian inti dari hidup dan peziarahan Gereja dalam sejarah, karena iman kristiani tidak dapat dibatasi dalam batas-batas pengertian dan ungkapan satu kebudayaan saja EA 20. - dalam inkulturasi teologi secara khusus disebut bidang kristologi; - dalam liturgi: mempertahankan nilai-nilai budaya, simbol-simbol dan ritual tradisional; - dalam formatio para misionaris, perlu penyesuaian dengan konteks kebudayaan Asia. Dalam hal ini peran awam dipandang sangat penting EA 22, tanpa mengecualikan peran klerus dan para ahli dalam disiplin ilmu-ilmu profan dan teologi. Pelaku utama inkulturasi adalah Roh Kudus EA 21 bersama Gereja lokal. 3. Missio misi baru ad extra a. Misi pewartaan. Isi pewartaan adalah Yesus Kristus. EA menegaskan bahwa tidak mungkin ada evangelisasi yang benar bila tidak ada pewartaan eksplisit tentang Yesus sebagai Tuhan EA 19, satu-satunya Juru Selamat EA 10, 16, Kabar Gembira EA 14, 19. Lantas, mengapa pewartaan ditekankan? Paus Yohanes Paulus II memberi alasan: karena setiap orang berhak untuk mendengarkan Kabar Gembira Allah yang mewahyukan dan memberikan diriNya dalam Kristus EA 10, 20.

b. Metode pewartaan. Untuk konteks Asia, hal yang dianggap penting adalah cara pewartaan

itu sendiri. Perlu dicari dan didapatkan cara yang menjawab “sensibilitas orang Asia” EA 20. EA menggarisbawahi cara yang cocok untuk Asia adalah sikap hormat, kesaksian hidup EA 42 dan kontak personal EA 20, 23, 42. Mengenai sikap hormat, yang dimaksudkan adalah hormat kepada para pendengar. Pertama, dengan menghargai hak dan kebebasan hati nurani mereka yang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai hidupnya, dan kedua, hormat kepada karya Roh yang berada dan berkarya dalam diri manusia EA 20. Erat dengan metode ini, gambaran-gambaran Yesus Kristus sebagai “Guru Kebijaksanaan, Sang Penyembuh dan Pembebas, Penuntun Rohani, Dia yang Diterangi, Sahabat yang berbelarasa bagi rakyat miskin, Orang Samaria yang baik hati, Gembala yang baik, Dia yang taat” EA 20 menjadi sangat penting. c. Misi dengan semangat dialogal. Cara baru menggereja dalam konteks Asia adalah hidup misioner dengan semangat dialogal dan logika inkarnasi. Tugas utama Gereja Asia – seperti juga ditegaskan oleh FABC sejak 1974 – adalah tetap pewartaan kerygma. Cara atau bagaimana pewartaan itu dijalankan, adalah dengan jalan dialog EA 29. Ada dialog rangkap tiga: - dialog dengan kebudayaan-kebudayaan Asia misalnya, dengan meneladan Rasul Paulus EA 20: inkulturasi; - dialog dengan agama-agama di Asia, yaitu ekumene dan dialog antar umat beragama EA 30-31: ekumene; 193 BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA - dialog dengan orang-orang Asia sendiri, khususnya solidaritas dengan kaum miskin, kaum migran, penduduk asli, kaum perempuan dan anak-anak; pendek kata dengan kelompok- kelompok marginal EA 32-34. Sejalan dengan dialog terakhir ini dan dengan logika inkarnasi solidaritas dan pelayanan, Gereja melibatkan diri dalam perjuangan untuk mempertahankan kehidupan manusia, pelayanan kesehatan, pendidikan, keadilan, penghapusan hutang luar negeri dan perlindungan lingkungan hidup EA 35-41.

d. Gereja yang profetis. Cara baru “menggereja-memasyarakat” di Asia adalah cara kenabian,