Tema-tema dan Bahasa Evangelisasi Baru

BAB VIII TANTANGAN DAN TUGAS GEREJA terhadap nilai-nilai tertentu yang berakar dari kekristenan dan dapat dipandang sebagi suatu orientasi religius membangun batu loncatan positif bagi karya evangelisasi baru.

8.1.3. Tema-tema dan Bahasa Evangelisasi Baru

Secara substansial, evangelisasi baru tidak berbeda dengan evangelisasi ad gentes kepada para bangsa. Seperti diungkapkan dalam Ensiklik Redemptoris Missio tentang Amanat Misioner Gereja: “Di lain pihak, batas-batas antara reksa pastoral kaum beriman, evangelisasi yang baru dan kegiatan misioner yang khusus tidak dapat dipisah-pisahkan secara jelas, dan tidak masuk akallah untuk menciptakan tembok-tembok pemisah di antara mereka ataupun untuk menempatkan mereka dalam kotak-kotak yang mutlak saling tersekat” RM 34. Kecuali itu, hal yang dikatakan oleh Redemptoris Missio berkaitan dengan misi atau perutusan ad gentes kepada para bangsa, berlaku juga bagi evangelisasi baru. Meskipun sama kadar kemendesakannya maupun tujuannya, penerapan evangelisasi baru tidak bisa sejalan secara penuh dengan apa yang ada dalam misi atau tugas perutusan ad gentes. Sebenarnya, “situasi-situasi tidaklah sama di mana-mana. Sembari mengakui bahwa pernyataan- pernyataan tentang tanggung jawab misioner Gereja tidaklah dapat dipercaya, jikalau mereka tidak didukung oleh suatu komitmen yang serius terhadap evangelisasi baru di negara-negara secara tradisional Kristen, tampaklah tidak dapat dibenarkan menyamakan situasi dari orang yang tidak pernah mengenal Yesus Kristus dengan situasi orang yang telah mengenal Dia, menerima Dia dan yang kemudian menolak Dia, sementara terus tinggal dalam suatau kebudayaan yang sebagian besarnya telah diresapi oleh asas-asas dan nilai-nilai Injil. Dari sudut iman, ini adalah dua situasi yang berbeda secara mendasar” RM 37. Tujuan dari evangelisasi baru – seperti yang ditegaskan dalam Ensiklik tersebut – bukan hanya ditemukan dalam “daerah-daerah yang memiliki akar-akar Kristen lama dan kadang- kadang di Gereja-gereja lebih muda juga, di mana seluruh kelompok yang dibaptis telah kehilangan makna iman dalam kehidupan, atau bahwa tidak lagi memandang diri mereka sendiri sebagai anggota Gereja, serta mengarungi suatu kehidupan yang jauh menyimpang dari Kristus dan InjilNya. Dalam hal ini apa yang diperlukan adalah suatu ‘evangelisasi yang baru’ atau ‘proses penginjilan kembali re-evangelisasi’” RM 33. Kadar atau tingkat evangelisasi baru identik atau sama dengan misi tugas perutusan ad gentes, yaitu mengikuti Kristus. “Efektivitas hanya dapat ditemukan dalam Kristus, yakni sebagai batu yang kokoh di mana dibangun atau didirikan hidup dan seluruh masyarakat, menjadikan kaum beriman supaya tidak takut dari segala bentuk kesulitan dan hambatan. Rumah itu tidak akan roboh di bawah terpaan hujan, banjir yang menerjang dan angin kencang penuh ancaman, ketika didirikan di atas batu yang kokoh itu”. 7 Tetapi kepada kadar atau tingkat itu mengikuti Kristus hanya dapat dicapai setelah manusia menjalani tahap-tahap penting dan tahap-tahap itu adalah: pembangunan kembali manusia dan pertobatan. a. Proto-evangelisasi: pembangunan kembali manusia. Dengan mempelajari kondisi spiritual