4. Gejala Hidramnion 5. Diagnosis KELAINAN LIKUOR AMNII A.

A. 3. Etiologi

Pada prinsipnya, kelainan terjadi akibat gangguan pengaturan jumlah air ketuban. Pada Atresia esophagus hidramnion terjadi karena tidak adanya air ketuban yang ditelan. Pada ancenchephaly spina bifida, transudasi dari meningen yang berada di luar meningkat, pada anenchephaly spina bifida juga tidak ada gangguna menelan tetapi jumlah urin meningkat, terjadi karena stimulasi hormon anti diuretik pada center cerebrospinal terhambat. Urinasi yang berlebihan disebabkan oleh stimulasi pusat-pusat serebrospinal yang tidak mempunyai penutup untuk melindunginya atau mungkin tidak terdapatnya hormon anti diuretic. Hidramnion bukan disebabkan oleh kelainan epiitel selaput ketuban, ini terbukti dengan tidak adanya kelainan histology pada sel epitel selaput ketuban dan kelainan biokimia dari air ketuban. Sebab lain hidramnion: 1. Monozigotic twins Pada keadaan ini terjadi bahwa pada janin yang menggunakan bagian terbesar dari sirkulasi darah bagi kedua janin, akan mengalami hipertripfi jantung yang selanjutnya akan mengakibatkan peningkatan pengeluaran urin. Jumlah urin yang meningkat terbukti dengan: tubulus renalis yang melebar dan pembesaran kandung kencing. Selain itu dibuktikan dengan urine output bayi selama periode neonatal dini meningkat, sebagai respon terhadap hidramnion. 2. Kehamilan dengan DM Hidramnion yang agak sering dijumpai pada diabetes maternal selama trimester ke tiga tetap tidak jelas penyebabnya. Pada pemeriksaan sonografi menunjukkan bahwa kecepatan pembentukan urin pada kasus tersebut berada pada batas normal. 3. Hiperplastic Lung Hasil penelitian menunjukkan bahwa paru-paru hiperplastik sering ditemukan pada neonatus dengan hidramnion dan paru-paru janin yang normal mempunyai potensi untuk pertukaran cairan dengan volume yang relative besar akibat inspirasi cairan amnion, tetapi pada paru-paru yang hiperplastik dapat mengganggu lintasan pengeluaran cairan amnion ini. 4. Berat Plasenta Berat plasenta cenderung tinggi pada sebagian kasus hidramnion. Plasenta yang membesar tersebut turut menyebabkan peningkatan jumlah cairan amnion. 5. Prolaktin Prolaktin dicurigai berperan dalam pengendalian amnion. Konsentrasi prolaktin dalam cairan amnion bila dibandingkan kadarnya dalam plasma maternal. Penelitian membuktikan bahwa pengikatan reseptor prolaktin lebih sedikit pada kasus-kasus hidramnion idiopatic daripada keadaan normal, dan dikatakan bahwa resistensi prolaktin yang disebabkan defisiensi reseptor mungkin menjadi penyebab yang mendasari hidramnion kronis.

A. 4. Gejala Hidramnion

Gejala timbul akibat penekanan uterus yang membesar over distended uterus pada organ-organ sekitarnya. Penekanan pada diafragma menyebabkan sesak napas dyspnea. Penekanan pada system vena abdominalis akan menyebabkan edema pada kaki, vulva dan dinding perut. 147 Hidramnion akut sering terjadi pada kehamilan awal: 4-5 bulan dan meningkat dengan cepat serta menyebabkan janin lahir sebelum 28 minggu premature. Gejala utama yang menyertai hidramnion terjadi karena sebab-sebab murni tekanan mekanis yaitu tekanan yang ada di dalam dan sekitar uterus dengan distensi berlebihan tersebut pada organ-organ sekitarnya. Kadangkala terjadi oliguria berat akibat obstruksi ureter oleh uterus. Pada hidramnion yang kronis, penumpukan cairan berlangsung secara bertahap dan pasien dapat mengadaptasi distensi abdomen yang berlebihan itu sehingga tidak begitu merasa terganggu. Hidramnion akut terjadi lebih dini dalam kehamilan daripada bentuk yang kronis, seringnya usia kehamilan 16-20 minggu dan hidramnion yang akut menyebabkan ekspansi uterus yang hipertonik sehingga mencapai ukuran yang luar biasa besarnya. Tanpa penanganan, rasa nyeri kemungkinan menjadi begitu intensif dan gejala dispnoe menjadi begitu berat sehingga pasien tidak dapat berbaring terlentang. Biasanya hidramnion akut menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu.

A. 5. Diagnosis

Diagnosis hidramnion ditegakkan bila ditemukan uterus yang lebih besar dari usia kehamilan, bagian kecil bayi sukar diraba dan denyut jantung janin kurang jelas, serta adanya edema pada ibu. Pada USG terlihat janin yang kecil di antara bayangan hitamecholusen air ketuban yang besar. Pada pemeriksaan rontgen tampak adanya tulang janin yang lebih kecil dari normal. Pembesaran uterus yang disertai dengan kesulitan untuk melakukan palpasi terutama bagian kecil janin dan kesulitan untuk mendengar bunyi jantung janin merupakan petunjuk diagnosis yang utama untuk hidramnion. Pada kasus yang berat, bahkan dikatakan mustahil untuk melakukan palpasi janin di seluruh bagian janin. Jika hal tersebut ditemukan, segera lakukan pemeriksaan USG guna menentukan jumlah cairan amnion dan menemukan janin yang mungkin berjumlah lebih dari satu atau mungkin menemukan anomaly janin.

A. 6. Prognosis