OLIGOHIDRAMNION KELAINAN LIKUOR AMNII A.

punksi mengenai plasenta dan infeksi. Untuk mencegah terjadinya bahaya-bahaya tersebut diatas, diperhatikan hal-hal berikut : amniosintesisdilakukan dengan bimbingan USG, aseptic dan dilakukan secara perlahan-lahan sedikit demi sedikit. Pada persalinan untuk menghindari terjadinya inersia uteri dan prolaps tali pusat, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut : ketuban dipecahkan pada fase aktif, kemudian air ketuban dikeluarkan perlahan sedikit demi sedikit sambil bagian terendah janin ditekandimasukkan ke dalam pintu atas panggul. Perlu juga diberikan uterotonika profilaksis. Sebenarnya, tujuan dari amnisintesis adalah mengurangi penderitaan ibu tetapi jika amnisintesis dilakukan maka resiko untuk memulai proses persalinan walau hanya sebagian kecil cairan amnion yang dikeluarkan. Jika tidak dilakukan, maka ibu semakin menderita karena tidak bisa berbaring. Kasus-kasus yang menjalani amniosintesis satu kali dengan pengeluaran cairan amnion yang banyak, segera melahirkan bayi imatur sehingga tidak dapat bertahan hidup. Sedang yang menjalani amniosintesis berkali-kali tapi sedikit demi sedikit, ternyata melahirkan bayi yan cukup matur untuk terus bertahan hidup. Tindakan mengeluarkan amnion secara perlahan-lahan seperti di atas, membantu mengurangi bahaya prolaps, solusio dan sebagainya. Namun tindakan tersebut sulit dilakukan melalui kanalis servikalis karena tusukan kecil pada selaput ketuban biasanya dengan cepat akan menjadi robekan yang besar. Komplikasi yang jarang ditemukan pada amniosintesis abdominal untuk mengatasi hidramnion adalah tertusuknya pembuluh darah janin dan infeksi bakteri. Jadi pemeriksaan sonografi tidak hanya menemukan hidramnion dan anomaly janin yang menyertainya tetapi juga untuk menentukan letak plasenta sehingga memungkinkannya dilakukan amniosintesis pada tempat yang jauh dari plasenta.

B. OLIGOHIDRAMNION

Pada oligohidramnion, volume air ketuban sedikit hanya 100 cc – beberapa cc saja. Biasanya, cairan viskus kental, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan karena bercampur dengan mekonium. B.1 Etiologi Etiologi olihidramnion 1. Ketuban pecah dini 2. Fetal detect yang menyebabkan anuria a. Obstruksi traktus urinarius b. Renal agenesis 3. Fetal distress pada post maturitas Pada janin post matur sering terjadi gangguan sirkulasi fetoplasma karena ukuran janin yang terlalu besar. Gangguan ini, akan menurunkan hemodinamika janin. Akibatnya janin mengalami hipoksia ini yang menyebabkan mekonium dalam air ketuban yang sedikit. Akibat lainnya adalah turunnya produksi urin yang akhirnya menimbulkan oligohidramnion. B.2.Gejala Gejala oligohidramnion • Perut ibu kurang buncit • Ibu merasa nyeri di perut setiap gerakan janin • Partus lama 149 • Sewaktu his terasa nyeri sekali • Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar • DJJ sudah terdengar sebelum bulan kelima dan terdengar lebih jelas. B.3.Prognosis Oligohidramnion yang terjadi pada kehamilan muda akan menyebabkan gangguan bagi pertumbuhan janin seperti deformitas dan amputasi ekstremitas, bahkan dapat terjadi aborsi. Juga dapat terjadi foetus papyreceous yaitu tipis seperti kertas karena tekanan-tekanan. Gangguan pertumbuhan terjadi karena kurangnya air ketuban yang sedianya menjadi media yang memberikan keleluasaan tumbuh bagi janin. Sebelum terjadi amputasi ekstremitas, terlebih dahulu terjadi amniotic bands, sabuk ini lama kelamaan semakin mengecil sehingga akhirnya ekstremitas putus. Ini terjadi akibat perlekatan bagian tubuh janin tersebut dengan amnion. Deformitas yang terjadi umumnya akibat tekanan dari segala penjuru biasanya terjadi pada kehamilan tua, dapat berupa wry neck, perubahan tulang tengkorak, ataupun club foot dan kulit janin kering kering, kasar dan tebal leathery appearance. B.4.Hipoplasi Paru Pada keadaan oligohidramnion sering terjadi hiplasia paru-paru. Ada 3 kemungkinan penyebab hipoplasia paru-paru : 1. Kompresi pada dada, mencegah pengembangan dinding dada dan perluasan paru-paru. 2. Kurangnya pergerakan pernapasan janin mengurangi aliran udara masuk ke paru-paru. 3. Kurangnya cairan ketuban yang terinspirasi. Secara teoritis, ketuban yang terinspirasi turut berperan dalam pengembangan dan pertumbuhan paru. Kemungkinan yang ke-3 ini yang paling banyak diterima. Kelainan paru intrinsik sehingga paru gagal mengekskresikan cairan yang diperlukan untuk mempertahankan volume cairan ketuban.

C. ERITROBLASTOSIS FETALIS