PENYESUAIAN DIRI LANSIA PASCA BERCERAI

37 sering menjaga hubungan dengan keluarga mantan pasangan dibandingkan dengan pihak yang tidak mendapatkan hak asuh. i. Pindah ke lokasi baru Pindah ke lokasi baru dapat menjadi salah satu bentuk penyesuaian. Biasanya di awal perceraian seseorang akan pindah ke rumah orang tuanya, lalu kemudian pindah ke tempat baru dan meninggalkan teman-temannya. Hal ini dilakukan untuk melupakan kenangan bersama mantan pasangan. Dampak dari perceraian tidak hanya mempengaruhi individu namun juga orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya. Untuk itu penyesuaian perceraian tidak hanya meliputi aspek personal, tetapi juga sosial. Walaupun melakukan penyesuaian terhadap perceraian lebih sulit dibandingkan dengan penyesuaian pernikahan, tetapi hal ini akan terasa lebih mudah jika didukung oleh lingkungan sekitar individu.

D. PENYESUAIAN DIRI LANSIA PASCA BERCERAI

Perceraian yang terjadi di masa lansia dapat dijelaskan dari sudut pandang sosiologis maupun psikologis. Penyebab terjadinya perceraian di usia lansia menurut ilmu sosiologis adalah terjadinya fenomena baby boomers sehingga meningkatkan jumlah lansia Brown Lin, 2012. Sedangkan dari sisi psikologis faktor penyebabnya adalah kurangnya emosi positif ketika menikah serta kemunduran kondisi fisik dan psikologi yang mengarah pada timbulnya permasalahan pada pasangan Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN, 2012. Universitas Sumatera Utara 38 Perceraian tersebut pun berdampak terhadap permasalahan emosional dan sosial lansia Hurlock, 1996; Burgess Locke, 1960. Perceraian tentu saja berpengaruh pada tugas perkembangan lansia dalam menyesuaikan diri terhadap hubungan sosial dengan teman sebaya dan peran sosial yang dimilikinya. Setelah perceraian terjadi, individu hendaklah melakukan penyesuaian. Penyesuaian diri dapat membantu individu untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri individu dan lingkungan sekitarnya. Tidak mampu menyesuaikan diri dapat mengarahkan seseorang berperilaku maladjustive seperti frustrasi maupun munculnya konflik mental Schneiders, 1964. Burgess dan Locke 1960 serta Hurlock 1996 mengemukakan penyesuaian-penyesuaian yang banyak berfokus pada penyesuaian personal dan sosial, seperti misalnya mengatasi rasa trauma, mengatur keuangan, dan melakukan penyesuaian baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Berinteraksi dengan keluarga dapat memberikan lansia dukungan. Selain itu berbicara dengan orang lain dinilai Locke dalam Burgess Locke, 1960 sebagai suatu cara lansia untuk meluapkan perasaan kepada orang lain. Penyesuaian diri didukung oleh beberapa faktor, di antaranya faktor kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis, lingkungan, dan agama serta budaya Schneiders, 1964. Faktor-faktor ini dapat berpengaruh terhadap penyesuaian diri lansia. Faktor lingkungan dapat membantu lansia untuk meningkatkan kualitas pola perilaku lansia dimana penyesuaian diri lansia yang baik adalah jika lansia terlibat dalam berbagai kegiatan activity theory. Selain itu faktor kematangan, terutama kematangan emosional, dapat membantu lansia Universitas Sumatera Utara 39 untuk mengatur perilaku emosionalnya. Bagi lansia yang memandang poositif perceraiannya maka akan lebih mudah untuk melakukan penyesuaian Burgess Locke, 1960. Seluruh faktor penyesuaian diri di atas mengarah kepada indikator penyesuaian diri yang normal. Schneiders 1964 mengemukakan indikator dari individu yang mampu melakukan penyesuaian diri adalah tidak memiliki emosi yang berlebihan, tidak mempunyai pertahanan psikologis, tidak ada perasaan frustrasi, berpikir rasional dan mampu mengarahkan diri, mampu untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman, serta bersikap realistis dan objektif. Sikap yang realistis merupakan faktor penunjang kebahagiaan lansia seperti yang dikemukakan oleh Hurlock 1996. Universitas Sumatera Utara 40

E. DINAMIKA PENELITIAN