Karakteristik Penyesuaian Diri yang Baik Penyesuaian Diri Lansia

18 Konsistensi nilai, sikap, peraturan, dan moral yang dianut dalam masyarakat akan diidentifikasi oleh individu sehingga juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri. e. Agama dan budaya Agama berkaitan erat dengan budaya. Agama memberikan sumbangan nilai- nilai dan keyakinan yang sangat mendalam sehingga mempengaruhi tujuan, kestabilan, serta keseimbangan hidup individu. Berdasarkan penjabaran di atas, kita dapat melihat bahwa faktor pendukung penyesuaian diri meliputi area personal dan sosial. Faktor personal seperti kondisi fisik, psikologis, dan kematangan perkembangan. Faktor sosial seperti lingkungan, agama, dan budaya.

5. Karakteristik Penyesuaian Diri yang Baik

Schneiders 1964 mengatakan individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah yang memiliki respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan juga baik wholesome. Baik wholesome memiliki arti respon penyesuaiannya sesuai dengan lingkungan, dalam hubungan kemasyarakatan, dan juga dalam hubungan dengan Tuhan. Individu yang memiliki penyesuaian yang baik juga merupakan seseorang yang memiliki keterbatasan namun dapat diatasi dengan kepribadian dan kapasitas dirinya; telah belajar bagaimana berinteraksi dengan dirinya dan lingkungan dengan cara yang dewasa, baik, efisien, dan memuaskan; dan mampu mengatasi konflik mental, frustrasi, serta kesulitan diri maupun sosial tanpa mengembangkan Universitas Sumatera Utara 19 perilaku symptomatis. Dengan kata lain, individu yang menyesuaikan diri dengan baik relatif tidak mengalami gejala-gejala seperti kecemasan yang kronis, obsesi, fobia, tidak mampu untuk membuat keputusan, dan gangguan psikosomatis lainnya yang mengganggu moral, sosial, keyakinan, dan pekerjaan dari individu tersebut. Lebih lanjut, Schneiders mengklasifikasikan kriteria penyesuaian diri yang baik ke dalam 16 poin sebagai berikut: 1. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri. 2. Objektivitas dan penerimaan diri. 3. Kendali dan perkembangan diri. 4. Integrasi personal. 5. Tujuan yang baik dan terarah. 6. Perspektif yang adekuat. 7. Selera humor. 8. Tanggung jawab. 9. Kematangan respon. 10. Pengembangan kebiasaan diri yang baik. 11. Mampu beradaptasi. 12. Bebas dari respon simtomatis atau cacat. 13. Mampu berinteraksi dan menaruh minat terhadap orang lain. 14. Keluasan minat dalam bekerja dan bermain. 15. Kepuasan dalam bekerja dan bermain. 16. Orientasi pada kenyataan yang adekuat. Universitas Sumatera Utara 20

6. Penyesuaian Diri Lansia

Setiap tahap perkembangan mewajibkan individu untuk melakukan penyesuaian diri, baik itu terkait kondisi fisik maupun psikologis. Hal ini tak terkecuali bagi lansia. Terdapat berbagai kriteria dalam menilai penyesuaian diri yang dilakukan oeh lansia. Empat kriteria di bawah ini merupakan yang paling umum menurut Hurlock 1996. a. Kualitas pola perilaku Penyesuaian diri yang baik pada diri lansia hendaknya sesuai dengan teori aktivitas activity theory dimana teori ini menjelaskan jika seharusnya pria dan wanita tetap beraktivitas di masa tuanya sebagaimana yang ia lakukan di masa muda ataupun mencari aktivitas pengganti apabila sudah pensiun, terlibat masalah keuangan, maupun pindah ke lingkungan baru. Penyesuaian diri yang buruk adalah penyesuaian diri yang karakteristiknya seperti teori pelepasan teori disengagement theory. Teori mengatakan bahwa individu lebih memilih untuk membatasi kegiatannya baik secara sukarela maupun tidak. Penyesuaian diri yang baik juga dapat terlihat dalam diri lansia jika ia mampu menyesuaikan diri di masa mudanya. b. Perilaku emosional Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia lebih apatis dalam kehidupan dan juga kurang responsif. Lansia juga sulit untuk mengekspresikan perasaan kasih sayang kepada orang lain. Di lain sisi, perasaan emosional lansia semakin kuat sehingga lansia sangat mudah untuk marah. Dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda, lansia umumnya tidak memiliki wadah Universitas Sumatera Utara 21 untuk menyalurkan emosi mereka sehingga mereka menjadi cemas dan tertekan dalam waktu yang lama. c. Kepribadian Banyak yang mengatakan semakin tua seseorang maka ia akan bertingkah seperti anak-anak. Sebenarnya pola kepribadian yang terbentuk di masa tua merupakan manifestasi dari sifat yang sudah ada di dalam diri dan kemudian menjadi semakin tampak di masa tua karena adanya tekanan-tekanan di hari tua. d. Derajat kepuasan atau kebahagiaan Kriteria yang dipakai untuk mengukur kebahagiaan lansia adalah rentang antara keadaan diri yang sebenarnya real selves dan keadaan pribadi yang ideal ideal selves. Jika jarak di antara keduanya kecil, maka lansia akan memandang kehidupannya sebagai suatu hal yang memuaskan dan memberikan kebahagiaan. Namun jika terdapat perbedaan yang cukup besar di antara keduanya, maka lansia akan memandang kehidupannya dengan kekecewaan dan ketidakbahagiaan. Kebahagiaan lansia di masa tua juga dipengaruhi oleh “Tiga A Kebahagiaan” Three A’s of Happiness yaitu acceptance penerimaan, affection kasih sayang, dan achievement pencapaian. Bila seseorang tidak mampu memenuhi salah satu dari ketiga hal tersebut, kecil kemungkinan bagi lansia untuk bisa bahagia di masa tuanya. Barrett dalam Hurlock 1996 menjelaskan hal lain yang dapat membuat lansia bahagia yaitu kesiapan Universitas Sumatera Utara 22 lansia dalam menghadapi masa pensiun dan memandangnya sebagai masa kejayaan the golden years. Tidak semua penyesuaian diri yang dilakukan lansia merupakan penyesuaian diri yang baik. Ada beberapa kriteria yang menunjukkan penyesuaian diri lansia yang buruk. Namun terlebih dahulu kita akan membahas penyesuaian diri yang baik menurut Hurlock 1996, kemudian diikuti oleh kriteria penyesuaian diri yang buruk. Penyesuaian Diri yang Baik 1. Minat yang kuat dan beragam 2. Kemandirian dalam hal ekonomi, yang memungkinkan untuk hidup mandiri 3. Membangun hubungan sosial dengan segala umur dan tidak terbatas pada orang-orang lanjut usia saja 4. Kenikmatan kerja yang menyenangkan dan bermanfaat tetapi tidak memerlukan banyak biaya 5. Berpartisipasi dalam organisasi kemasyarakatan 6. Kemampuan untuk memelihara rumah tanpa mengerahkan terlalu banyak tenaga fisik 7. Kemampuan untuk menikmati berbagai kegiatan masa kini tanpa menyesali masa lampau 8. Mengurangi kecemasan terhadap diri sendiri maupun orang lain 9. Menikmati kegiatan dari hari ke hari walaupun aktivitas tersebut dilakukan berulang-ulang Universitas Sumatera Utara 23 10. Menghindari kritik dari orang lain, terutama dari orang yang lebih muda 11. Menghindari kesalahan khususnya tentang kondisi tempat tinggal dan perlakuan dari orang lain Penyesuaian Diri yang Buruk 1. Kurang memiliki minat dan kurang berpartisipasi dalam lingkungan 2. Menarik diri dalam dunia khayalan 3. Selalu mengenang masa lalu 4. Selalu cemas karena didorong perasaan menganggur 5. Kurang bersemangat dan produktivitas rendah 6. Menganggap bahwa melakukan suatu aktvitas berarti membuang waktu 7. Merasa kesepian karena hubungan dalam keluarga sangat kaku 8. Terisolasi secara geografis 9. Tinggal di panti jompo maupun bersama anak yang telah dewasa 10. Selalu mengeluh dan mengkritik sesuatu 11. Menolak mengikuti kegiatan orang-orang lansia karena menganggapnya membosankan.

B. LANSIA 1. Definisi Lansia