kemudian dijabarkan berdasarkan indikator-indikator penyesuaian diri yang normal menurut Schneiders 1964.
f. Menarik kesimpulan serta membuat diskusi dan saran.
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diperoleh untuk menjawab rumusan permasalahan yang telah ditentukan. Selanjutnya
peneliti membuat diskusi berdasarkan kesimpulan dan hasil yang telah diperoleh. Kemudian peneliti memasukkan saran-saran yang sesuai dengan
kesimpulan, diskusi, dan hasil penelitian.
3. Tahap Pencatatan Data
Data yang didapatkan melalui proses wawancara akan diubah menjadi bentuk tulisan yang disebut dengan verbatim. Verbatim merupakan proses
mendengar lalu menuliskan kata per kata hasil rekaman wawancara kemudian diketik. Tujuan dari pembuatan verbatim adalah untuk menganalisis data lebih
lanjut Poerwandari, 2007.
4. Prosedur Analisis Data
Poerwandari 2007 membagi prosedur analisis data ke dalam lima tahap, yaitu:
a. Koding
Langkah pertama yang paling penting sebelum menganalisis data adalah dengan memberikan kode-kode pada materi yang dperoleh. Tujuannya adalah
untuk mengorganisasi dan menciptakan data yang sistematis serta detail
Universitas Sumatera Utara
sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Secara praktis dan efektif, Poerwandari merumuskan beberapa langkah
koding yang dilakukan melalui: 1
Peneliti menyusun transkripsi verbatim dengan kolom kosong di samping kanan dan kiri transkrip. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemberian
kode pada transkrip tersebut. 2
Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip dan atau catatan lapangan tersebut.
3 Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode
tertentu.
b. Organisasi Data
Dengan data kualitatif yang sangat banyak dan beragam, peneliti wajib mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin.
Highlen dan Finley dalam Poerwandari, 2007 mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk dapat memperoleh
kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta menyimpan data dan analisi yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.
c. Analisis Tematik
Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks,
kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu, atau hal-hal di antara atau
Universitas Sumatera Utara
gabungan yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan data, dan secara maksimal memungkinkan interpretasi data.
Tema-tema dapat diperoleh secara induktif dari informasi metah atau diperoleh secara deduktif dari teori atau penelitian sebelumnya.
d. Pengujian Terhadap Dugaan
Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dengan mempelajari data, peneliti mengembangkan dugaan-dugaan yang adalah juga kesimpulan-kesimpulan
sementara. Agar dapat meyakini temuannya serta terus menajamkan tema dan pola yang ditemukan, peneliti perlu juga perlu mencari data yang memberikan
gambaran-gambaran yang berbeda dari pola-pola yang muncul tersebut.
e. Tahapan Interpretasi
Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang
diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Kvale dalam Poerwandari, 2007 menguraikan konteks interpretasi pemahaman teoritis
adalah konteks yang paling konseptual yang menggunakan kerangka teoritis untuk memahami pernyataan-pernyataan yang ada, sehingga dapat
memahami konteks pemahaman diri partisipan maupun penalaran umum. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori penyesuaian diri oleh
Scheniders 1964 terhadap lansia yang bercerai.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa hasil serta pembahasan berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kedua partisipan. Analisa dan pembahasan akan dibagi perorang
agar memudahkan pemahaman pembaca mengenai penyesuaian diri lansia pasca bercerai. Langkah pertama dari adalah dengan menjabarkan analisa data dari
partisipan seperti identitas diri serta latar belakang partisipan. Selanjutnya adalah penjabaran data hasil wawancara serta pembahasan berdasarkan indikator
penyesuaian diri yang normal menurut Schneiders 1964. Pada kutipan wawancara nantinya disertai pemberian kode-kode khusus.
Tujuan dari pemberian kode tersebut adalah sebagai cara untuk mempermudah pengorganisasian dan sistematisasi data Poerwandari, 2007. Misalnya kode
W.R.P.P.MDN.25Nov13b1-3h1 memiliki makna data tersebut diambil melalui proses wawancara W kepada respoden R yang berjenis kelamin perempuan
P. Partisipan merupakan seorang ibu rumah tangga IRT. 25Nov13 menunjukkan bahwa wawancara dilakukan pada tanggal 25 November 2013. b1-3
merujuk kepada kutipan wawancara yang terletak di baris 1 sampai 3 pada halaman refleksi dan analisa terlampir, sedangkan h1 merujuk kepada nomor
halaman dimana kutipan wawancara tercantum.
Universitas Sumatera Utara
A. HASIL 1. Analisa Data Partisipan