28
pasangan suami dan istri. Selain itu pertambahan usia juga secara alami dapat menurunkan kondisi fisik maupun psikologis lansia. Hal ini dapat menyebabkan
timbulnya ketegangan di antara suami dan istri yang membuat mereka tidak dapat menerima pendapat satu sama lain sehingga timbulah perceraian.
Berdasarkan penjelasan di atas, penyebab terjadinya perceraian di usia lansia menurut ilmu sosiologis adalah terjadinya fenomena baby boomers
sehingga meningkatkan jumlah lansia. Sedangkan dari sisi psikologis faktor penyebabnya adalah kurangnya emosi positif ketika menikah serta kemunduran
kondisi fisik dan psikologi yang mengarah pada timbulnya permasalahan pada pasangan.
3. Penyebab Perceraian
Perceraian dapat bermula dari beberapa permasalahan di dalam pernikahan yang terjadi sejak lama. Permasalahan yang timbul merupakan
manifestasi dari konflik dan ketegangan yang lebih mendalam. Burgess dan Locke 1960 menjelaskan beberapa permasalahan dalam pernikahan, dimana jika
dibiarkan terlalu lama akan berujung pada perceraian. Dalam studi yang dilakukan oleh Burgess dan Locke 1960, pria dan wanita mengalami permasalahan
pernikahan yang berbeda. Pria umumnya memiliki permasalahan pernikahan di area hubungan percintaan dengan pasangan, seks, perdebatan yang berlangsung
sejak lama, campur tangan dari pihak keluarga pasangan, masalah keuangan, minuman keras, dan tidak adanya teman. Sama halnya dengan pria, wanita juga
mengalami permasalahan pernikahan di area hubungan percintaan dengan
Universitas Sumatera Utara
29
pasangan, seks, perdebatan dengan pasangan, tidak memiliki teman, serta kesulitan keuangan dan memiliki perilaku yang kurang diterima masyarakat.
Burgess dan Locke 1960 juga melakukan studi terhadap permasalahan pernikahan kepada pasangan yang telah bercerai. Subjek pria mengatakan mereka
mengalami kesulitan pernikahan karena hubungan seks yang tidak memuaskan, tidak memiliki anak, campur tangan dari keluarga pasangan, perdebatan dengan
pasangan, dan kurang memiliki teman. Sedangkan bagi wanita, permasalahan yang terjadi selama ia pernah menikah adalah penyakit menular seksual, tidak
adanya dukungan, minuman keras, perjudian, dan suami yang ditahan di penjara. Burgess dan Locke 1960 menjabarkan beberapa faktor yang dapat
menimbulkan konflik di dalam pernikahan, yaitu: a.
Genic and Psychogenic Tensions Genic dan psychogenis tensions ini sering disebut juga dengan
ketidaksesuaian tempramen. Hal ini dapat berkembang dari suami dan istri yang memiliki tempramen yang sama ataupun berbeda. Ketidaksesuaian
tempramen yang dimilliki pasangan dapat mengarah kepada konflik pernikahan, bahkan perceraian.
b. Budaya
Konflik pernikahan dapat bermula dari budaya. Di dalam pernikahan, suami dan istri pasti memiliki kebiasaan yang beragam dalam berbicara, bersikap,
berpikir, dan dalam nilai yang dimiliki pasangan tersebut. Semua hal tersebut tanpa sadar tercipta sejak awal pernikahan. Faktor yang mempengaruhinya
adalah nilai agama dan budaya yang dimiliki masing-masing pasangan.
Universitas Sumatera Utara
30
c. Peran Sosial
Konflik dalam keluarga dapat muncul ketika anggota keluarga memiliki status dan peran sosial yang berbeda. Perbedaan ini akan menciptakan konflik
dalam keluarga jika dianggap lebih penting melebihi pendidikan, agama, dan kemampuan intelektual.
d. Ekonomi
Sikap pasangan terhadap keuangan dapat memprediksi munculnya konflik di dalam pernikahan atau tidak. Pasangan hendaklah memiliki kesamaan sikap
dalam melihat tujuan dan peran ekonomi di dalam keluarga. Jika terjadi perbedaan dalam tujuan menggunakan uang, maka kemungkinan terjadinya
konflik akan lebih besar. e.
Kasih Sayang dan Hubungan Seksual Konflik antara suami dan istri dapat muncul ketika keduanya tidak mampu
mengekspresikan rasa kasih sayang dan kepuasan dalam hubungan seksual. Dalam hubungan seksual, konflik tidak akan muncul jika pasangan memiliki
sikap yang sama dalam tujuan melakukan hubungan seksual, misalnya dengan sama-sama berpikir bahwa hubungan seksual adalah hanya untuk
kegiatan prokreasi atau kegiatan hiburan. Namun jika pasangan memiliki pandangan yang berbeda, maka akan timbul konflik.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa penyebab perceraian dapat dilihat melalui perspektif gender. Selain itu perceraian juga terjadi karena
perbedaan tempramen, budaya, sosial, ekonomi, atau hanya karena sudah tidak memiliki kasih sayang.
Universitas Sumatera Utara
31
4. Dampak Perceraian