Dampak Perceraian PERCERAIAN 1. Definisi Perceraian

31

4. Dampak Perceraian

Perceraian tidak menghilangkan masalah. Masih ada dampak yang ditimbulkan setelah bercerai. Dampak dari perceraian lebih traumatik dibandingkan dengan kematian karena sebelum dan sesudah perceraian akan timbul rasa sakit dan tekanan emosional dalam diri seseorang. Dampak lainnya adalah cela sosial yang diberikan oleh masyarakat. Perceraian juga memberikan pengaruh kepada anak-anak. Mereka akan merasa malu karena merasa berbeda. Hal ini dapat merusak konsep diri anak. Lebih lengkapnya, berikut penjabaran mengenai masalah yang umum dihadapi pria dan wanita setelah bercerai oleh Hurlock 1996: a. Masalah ekonomi. Setelah bercerai, baik istri maupun suami mengalami kurangnya pendapatan keluarga karena harus menghidupi dua rumah tangga. Seringkali istri harus bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. b. Masalah praktis. Suami dan istri melakukan pekerjaan rumah tangga bersama-sama. Namun setelah bercerai mereka harus mengerjakan semua rutinitas terebut masing-masing. c. Masalah psikologis. Individu akan merasa tidak menentu dan identitasnya “kabur” setelah bercerai. Hal ini khususnya terjadi pada wanita karena selama menikah identitasnya sangat tergantung pada suaminya. d. Masalah emosional. Setelah perceraian akan timbul rasa bersalah, kemarahan, benci, dendam, dan cemas mengenai hari ke depannya, sehingga mengakibatkan perubahan kepribadian. Universitas Sumatera Utara 32 e. Masalah sosial. Permasalahan sosial biasanya terjadi kepada wanita karena kehidupan sosialnya hanya terbatas kepada sanak saudara dan teman dekat saja. Kehidupan sosial pria lebih baik dibandingkan wanita, walaupun ia akan merasa tersisih juga. f. Masalah kesepian. Pria akan merasa lebih kesepian dibandingkan wanita, khususnya di hari libur. Hal ini karena pria biasa menyerahkan urusan anak- anak kepada istrinya pada saat-saat seperti itu. g. Masalah pembagian tanggung jawab terhadap pemeliharaan anak. Masalah penyesuaian diri akan timbul pada orang tua dan anak setelah pembagian hak asuh. Terlebih lagi jika kedua orang tua mendapatkan hak asuh. Bila hak asuh jatuh di salah satu pihak ayah atau ibu, maka ia akan menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan anak yang tidak patuh dan tanggung jawab. h. Masalah seksual. Bercerai dapat menyebabkan aktivitas seksual terhenti. Cara untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menikah kembali. Jarak antara bercerai dan menikah kembali relatif lebih panjang pada wanita dibandingkan dengan pria. i. Masalah perubahan konsep diri. Rasa kebencian akan timbul setelah bercerai, tidak peduli siapa yang menyebabkan perceraian terjadi. Perasaan ini akan selalu mewarnai konsep diri mereka yang dapat mengarah kepada perubahan kepribadian. Lebih lanjut, Landis dan Landis 1960 mengungkapkan enam masalah yang timbul sebagai dampak dari perceraian, di antaranya: Universitas Sumatera Utara 33 a. Seseorang harus menerima dirinya sendiri setelah perceraian. Rasa tidak aman dan tidak percaya terhadap orang lain timbul setelah bercerai. Hal ini hanya akan menambah masalah. b. Menyesuaikan diri setelah terkejut secara emosional akibat perceraian. c. Perubahan dalam kehidupan sosial. d. Permasalahan keuangan yang umumnya terjadi pada pria dan wanita. Wanita harus mencari dukungan finansial baru setelah perceraian. Sedangkan pria harus tetap menghidupi anak dan istrinya meskipun telah bercerai. e. Bagi wanita, ia harus mengatur kembali seluruh hidupnya setelah bercerai. f. Permasalahan emosional.

5. Penyesuaian Perceraian