Analisis Kandungan Gula Optimasi Pemurnian Polisakarida dari Mikroalga BTM 11 Sebagai Inhibitor RNA Helikase Virus Hepatitis C

Gambar 18 Inhibisi polisakarida fraksi ion-exchange terhadap aktivitas ATPase RNA helikase HCV. Aktivitas penghambatan tertinggi adalah sebesar 74,6 dengan konsentrasi 0,7205 mM pada fraksi ke-10. Nilai ini merupakan nilai murni aktivitas penghambatan karena sudah dikurangi dengan kontrol negatif yaitu NaCl 0,25 M. Aktivitas penghambatan ini lebih rendah dari hasil kromatografi gel filtrasi. Hal ini diduga karena interaksi yang lebih kuat antara eluen dengan polisakarida inhibitor pada kromatografi gel filtrasi, sehingga zat aktif akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak. Rinaudo 2006 menjelaskan polisakarida berikatan kuat dengan molekul polar dengan cara membentuk ikatan hidrogen dari gugus –OH yang dimilikinya. Tabulasi data aktivitas penghambatan dari hasil fraksinasi kromatografi ion-exchange dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.5 Analisis Kandungan Gula

Fraksi aktif dalam penghambatan terhadap RNA helikase HCV pada tiap teknik kromatografi dianalisis untuk menentukan konsentrasi gula penyusun polisakarida pada sampel. Gula penyusun polisakarida yang dianalisis dalam penelitian ini adalah glukosa. Penentuan konsentrasi gula mengacu pada kurva standar glukosa Lampiran 6. Hasil analisis gula dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Analisis kandungan gula Sampel Aktivitas inhibisi Kandungan gula mgmL Kromatografi gel filtrasi Fraksi 12 71,23 3,51 Fraksi 13 78,76 2,97 Fraksi 14 65,77 0,45 Kromatografi ion-exchange Fraksi 10 74,57 3,21 Fraksi 11 72,94 3,50 Fraksi 12 70,42 3,77 74,6 72,92 62,72 71,66 49,89 24,84 -20 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 P en gh am b at an Fraksi ke- Hasil pada Tabel 4 menunjukkan bahwa fraksi 13 kromatografi gel filtrasi dengan nilai aktivitas penghambatan tertinggi terhadap RNA helikase HCV memiliki konsentrasi gula sebesar 2,97 mgmL, sedangkan fraksi 10 kromatografi ion-exchange memiliki konsentrasi gula sebesar 3,21 mgmL. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gula tidak selalu berkorelasi dengan aktivitas penghambatan dari polisakarida inhibitor, dikarenakan analisis hanya dilakukan terhadap glukosa yang merupakan salah satu penyusun polisakarida. Sehingga dalam aktivitas menghambat RNA helikase HCV, tidak tertutup kemungkinan bahwa glukosa berikatan dengan senyawa lain. Penelitian ini menggunakan metode fenol-asam sulfat. Dubois et al. 1956 menjelaskan bahwa prinsip metode fenol-asam sulfat adalah gula sederhana, oligosakarida, polisakarida dan turunannya, termasuk metil eter akan membentuk warna kuning ketika direaksikan dengan fenol yang terkonsentrasi pada asam sulfat. Metode ini mengukur besarnya kandungan gula di dalam sampel, baik yang dalam kondisi berikatan maupun senyawa bebas. Bennet dan Steitz 1978 menjelaskan bahwa senyawa glukosa dalam keadaan terikatterkonjugasi dapat menghambat aktivitas ATPase dengan cara mengubah konformasi bentuk enzim heksokinase. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa glukosa juga dapat menghambat aktivitas ATPase dari enzim RNA helikase. Utama et al. 2000 menjelaskan bahwa enzim RNA helikase memperoleh energi untuk membuka ikatan dupleks RNA virus hepatitis C dari aktivitasnya sebagai ATPase dalam menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik Pi. Mukherjee et al. 2012 menyebutkan bahwa terdapat beberapa senyawa lain yang berperan sebagai inhibitor RNA helikase HCV yaitu triphenylmethane, acridone, amidinoanthracycline, tropolone, symmetrical benzimidazole, dan turunan senyawa primuline.

4.6 Analisis Kemurnian Fraksi Aktif Polisakarida Inhibitor