1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Mempelajari teknik pemurnian terbaik dari polisakarida mikroalga BTM 11
sebagai inhibitor RNA helikase virus hepatitis C;
2
Mengukur kandungan gula dari polisakarida inhibitor termurnikan; 3 Mempelajari profil senyawa polisakarida inhibitor yang paling aktif.
16
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroalga
Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang dapat ditemukan di perairan tawar dan laut. Mekanisme fotosintesis mikroalga mirip dengan
tumbuhan darat, dikarenakan kesamaan pada struktur selulosa yang dimilikinya.Bila dibandingkan dengan organisme fotosintetik lainnya, mikroalga
paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO
2
untuk keperluan fotosintesis karena organisme ini mengandung klorofil serta pigmen-pigmen lain untuk mengkonversi fotosintesis menjadi biomassa dan
akumulasi pati. Mikroalga hidup secara planktonik di perairan, namun juga dapat hidup secara epifit dan bentik di dasar perairan yang memiliki intensitas cahaya
yang cukup Rodjaroen et al. 2007; Gouveia 2011; Barsanti Gualtieri 2005. Mikroalga juga memiliki bentuk yang bervariasi seperti filamen, spiral dan bulat.
Berbagai macam morfologi mikroalga dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Morfologi mikroalga A: Pterosperma, B: Nephroselmis, C:Tetraselmis D: Chlorella, E: Oocytis, F: Haematococcus, G: Pediastrum, H:
Bulbochaete, I: Chaetophora dan J: Ulothrix Leliaert et al. 2012. Mikroalga dapat dibagi ke dalam empat kelompok utama NREL 2003:
1 Diatom Bacillariophyceae. Mikroalga dalam kelompok ini mendominasi mikroalga di laut, namun
beberapa jenis diketahui hidup di air tawar. Sebanyak 100.000 jenis mikroalga yang termasuk dalam kelompok ini. Diatom mengandung silika yang
terpolimerisasi dalam dinding sel. Karbon disimpan dalam bentuk minyak nabati maupun polimer karbohidrat yang disebut chrysolaminarin.
2 Alga hijau Chlorophyceae. Mikroalga yang memiliki kelimpahan tinggi terutama di perairan tawar dan
hidup dalam bentuk soliter maupun koloni. Karbon disimpan dalam bentuk pati. 3 Alga hijau biru Cyanophyceae.
Mikroalga kelompok ini memiliki struktur yang lebih menyerupai bakteri dan berperan dalam fiksasi nitrogen. Sekitar 2000 jenis mikroalga yang termasuk
dalam kelompok ini tersebar dalam berbagai habitat. 4 Ganggang emas Chrysophyceae.
Kelompok alga ini menyerupai diatom, namun memiliki pigmen yang lebih rumit, dan nampak berwarna kuning, jingga atau cokelat.
Mikroalga telah sejak lama dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, terutama sebagai sumber vitamin, antioksidan, pewarna atau bahan aditif yang
aman, serta digunakan pula dalam industri farmakologi dalam skala besar. Hal ini tidak lepas dari komposisi kimia yang terkandung dalam mikroalga, dapat dilihat
pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi kimia protein, karbohidrat, lipid dan asam nukleat dalam
dari bobot kering mikroalga. Mikroalga
Protein Karbohidrat Lipid
As. Nukleat Scenedesmus obliquus
Scenedesmus quandricauda Scenedesmus dimorphus
Chlamydomonas rheinhardii Chlorella vulgaris
Chlorella pyrenoidosa Spirogyra sp.
Dunaliella salina Euglena gracilis
Prymnesium parvum Tetraselmis maculata
Porphyridium cruentum Spirulina platensis
Spirulina maxima Synechoccus sp.
Anabaena cylindrica 50-56
47 4
8-18 48
51-58 57
5 6-20
57 39-61
28-45 52
28-39 46-63
60-71 63
43-56 10-17
10 -
21-52 17
12-17 26
33-64 32
14-18 25-33
15 40-57
4 8-14
13-16 15
25-30 12-14
1 1,9
16-40 21
14-22
1 2
11-21 1
6 1
4-20 22-38
2 3
2 9-14
2 4-9
2 6-7
11 1
4-7 3-6
3 -
3 -
3 -
4-5 4
- 4
- 4
- 4
- 1-2
1 -
1 -
2-5 3-4,5
5
5 -
Sumber: Becker 1994
2.2 Pemanfaatan Mikroalga di Bidang Kesehatan