Kehilangan berat kayu sengon dan pulai berbeda nyata dengan kayu mindi. Hal tersebut terjadi karena rayap tanah lebih menykai kayu sengon dan pulai yang
memiliki berat jenis lebih rendah dari pada kayu mindi. Namun setelah kayu diasapi tiga minggu, jenis kayu tidak memberikan pengaruh nyata karena setiap
kayu memiliki zat anti rayap yang sama. Zat tersebut bersifat racun terhadap rayap tanah sehingga menyebabkan kematian apabila rayap tetap mengkonsumsi zat
tersebut.
4.3 Sifat Anti Rayap Kayu Kering
Cryptotermes cynocephalus Ligth Parameter yang digunakan untuk menentukan sifat anti rayap kering sama
dengan parameter yang digunakan untuk menentukan sifat anti rayap tanah, yaitu derajat serangan, mortalitas, dan kehilangan berat. Derajat serangan rayap
dilakukan dengan menggunkan skala yang mengacu kepada Padlinurjaji et al. 1988 yang disajikan dalam Tabel 2. Sedangkan kelas keawetan berdasarkan nilai
mortalitas dan kehilangan berat akibat serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren mengacu pada Sumarni et. al. 2003 yang disajikan
dalam Tabel 4.
4.3.1 Derajat serangan
Nilai rata-rata derajat serangan rayap kayu kering dapat dilihat pada Gambar 12.
40 59
27 2
2.4 0.8
10 20
30 40
50 60
70
Pulai Sengon
Mindi
Jenis Kayu D
e ra
ja t S
e ra
n g
a n
Kontrol Pengasapan tiga minggu
Gambar 12. Derajat serangan rayap kayu kering C. cynocephalus Light terhadap kayu pulai, sengon, dan mindi.
Gambar 12 menunjukan adanya perbedaan tingkat derajat serangan antara contoh uji kontrol dan contoh uji yang diasapi selama 3 minggu. Nilai rata-rata
derajat serangan rayap kayu kering untuk contoh uji yang diawetkan dengan pengasapan selama 3 minggu berkisar antara 0,8 mindi hingga 2 pulai
sedangkan untuk contoh uji kontrol nilai derajat serangan rata-rata berkisar antara 27 mindi hingga 59 sengon.
Derajat serangan contoh uji yang melalui proses pengasapan semuanya berada pada pada level B, artinya serangan rayap hanya berupa ada bekas gigitan
rayap slightly attacked. Sedangkan untuk contoh uji kontrol kayu sengon, derajat serangan berada pada level D serangan berat, berupa saluran yang dalam dan
lebar heavily attacked. Sedangkan derajat serangan kayu pulai dan mindi kontrol berada pada level C Serangan ringan berupa saluran yang tidak dalam
dan lebar moderatly attacked. Serangan rayap kayu kering terhadap contoh uji kontrol dapat dilihat
dalam Gambar 13.
Gambar 13. Kerusakan akibat serangan rayap tanah pada pengujian kontol
terhadap kayu pulai 1, sengon 2, dan mindi 3. Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan, jenis kayu, serta interaksi
antara perlakuan dan jenis kayu terhadap nilai derajat serangan akibat serangan rayap kayu kering dilakukan analisis ragam yang hasilnya disajikan dalam Tabel
13.
Tabel 13. Analisis ragam derajat serangan rayap kayu kering Sumber
Keragaman Derajat
Bebas Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F
hit
F
tabel
0,05 0,01 Perlakuan
Jenis Perlakuan¤Jenis
Galat Total
1 2
2 24
29 12160.533
1422.467 1174.467
460.000 15217.467
12160.533 711.233
587.233 19.167
634.46 37.11
30.64 4.26
3.4 3.4
7.82 5.61
5.61
Keterangan : = sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99
Hasil analisis ragam dalam Tabel 13 menunjukan bahwa perlakuan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai derajat
serangan akibat serangan rayap kayu kering dikarenakan F
hit
634,46F
tabel
7,82 pada tingkat kepercayaan 99. Pengaruh jenis kayu serta interaksi antara faktor
perlakuan dan jenis kayu juga memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai derajat serangan akibat serangan rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
F
hit
37,11F
tabel
5,61 untuk faktor jenis kayu dan F
hit
30,64F
tabel
5,61 untuk faktor interaksi antara perlakuan dan jenis kayu pada tingkat kepercayaan 99.
Karena ketiga sumber keragaman menunjukan pengaruh yang sangat nyata, maka selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan pada tingkat kepercayaan 99.
Tabel 14. Uji Duncan derajat serangan rayap kayu kering Duncan Grouping Derajat serangan rata-rata
Interaksi A
B C
D D
D 59,0
40,0 27,0
2,0 2,4
0,8 kontrol ¤ sengon
kontrol ¤ pulai kontrol ¤ mindi
asap ¤ mindi asap ¤ pulai
asap¤ sengon
Hasil uji lanjut Duncan Dalam Tabel 14 menunjukan bahwa pada pengujian kontrol jenis kayu sengon, pulai, dan mindi memiliki perbedaan nilai
derajat serangan yang berbeda nyata. Sedangkan setelah melalui proses pengasapan selama tiga mingggu, jenis kayu tidak memiliki perbedaan nyata
terhadap nilai derajat serangan. Pada pengujian kontrol, derajat serangan rayap tanah lebih tinggi dari pada
rayap kayu kering. Hal tersebut terjadi karena rayap tanah memakan kayu dari bagian luar sehingga serangannya dapat dilihat lebih jelas sedangkan rayap kayu
kering makan bagian dalam kayu sehingga serangan kurang terlihat jelas. Lebih lanjut, data derajat serangan diperoleh melalui pengamatan langsung yang
subjektif. Selain itu, rayap tanah memiliki jumlah bakteri pencernaan yang lebih banyaksehingga proses pencernaannya lebih cepat.
4.3.2 Mortalitas rayap kayu kering