kering makan bagian dalam kayu sehingga serangan kurang terlihat jelas. Lebih lanjut, data derajat serangan diperoleh melalui pengamatan langsung yang
subjektif. Selain itu, rayap tanah memiliki jumlah bakteri pencernaan yang lebih banyaksehingga proses pencernaannya lebih cepat.
4.3.2 Mortalitas rayap kayu kering
Nilai rata-rata mortalitas rayap kayu kering dapat dilihat dalam Gambar 14.
37.6 38
43.2 100
100 100
20 40
60 80
100 120
Pulai Sengon
Mindi
Jenis Kayu M
o rt
a lit
a s
Kontrol Pengasapan tiga minggu
Gambar 12. Mortalitas rayap kayu kering C. cynocephalus Light pada pengujian keawetan kayu pulai, sengon, dan mindi
Gambar 14 di atas menunjukan adanya perbedaan mortalitas antara contoh uji kontrol dan contoh uji yang diasapi selama 3 minggu. Nilai rata-rata mortalitas
rayap tanah untuk contoh uji yang diawetkan dengan pengasapan selama 3 minggu adalah 100. Artinya semua rayap mati pada saat proses pengujian
selesai dilakukan selama 12 minggu. Sedangkan untuk contoh uji kontrol nilai mortalitas rata-rata berkisar antara 37,6 pulai hingga 43,2 mindi.
Dari nilai mortalitas, maka dapat ditentukan kelas keawetan kayu yang dikelompokan berdasarkan kriteria Sumarni et al. 2003 yang disajikan dalam
Tabel 4. Untuk kayu yang diawetkan dengan metode pengasapan, semuanya masuk dalam kelas awet I, artinya memiliki ketahanan sangat tahan very
resistance. Sedangkan kayu yang tidak diawetkan semuanya memiliki kelas awet V, artinya memiliki kelas awet sangat buruk very poor.
Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan, jenis kayu, dan interaksi antara factor perlakuan dan jenis kayu terhadap nilai mortalitas rayap tanah,
dilakukan analisis ragam yang hasilnya disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Analisis ragam mortalitas rayap kayu kering
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F
hit
F
tabel
0,05 0,01 Perlakuan
Jenis Perlakuan¤Jenis
Galat Total
1 2
2 24
29 19.167
48.800 48.800
840.000 28298.800
27361.200 24.400
24.400 35.000
781.75 0.70
0.70 4.26
3.4 3.4
7.82 5.61
5.61
Keterangan : = sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99
Hasil analisis ragam dalam Tabel di atas menunjukan bahwa perlakuan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai mortalitas
rayap tanah dikarenakan F
hit
781,75F
tabel
7,82 pada tingkat kepercayaan 99. Sedangkan pengaruh jenis kayu serta interaksi antara faktor perlakuan dan jenis
kayu tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap nilai mortalitas rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F
hit
0,7F
tabel
3,4 untuk faktor jenis kayu dan F
hit
0,7F
tabel
3,4 untuk faktor interaksi antara perlakuan dan jenis kayu pada tingkat kepercayaan 95. Karena hanya faktor perlakuan yang menunjukan
pengaruh yang sangat nyata, maka uji lanjut Duncan hanya dilakukan pada faktor perlakuan pada tingkat kepercayaan 99.
Penyebab kematian rayap kayu kering hampir sama dengan rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai derajat serangan yang rendah dan kehilangan
berat yang rendah pula lampiran 6. Berbeda dengan pengujian rayap tanah, jenis kayu tidak berpengaruh terhadap mortalitas rayap kayu kering. Mekipun
mortalitas rayap kayu kering pada kayu mindi lebih besar dibandingkan pada kayu sengon dan pulai, namun berdasarkan analisis keragaman hal tersebut masih
berada dalam taraf tidak berbeda nyata.
4.3.3 Kehilangan Berat