2.6 Deskripsi Kayu yang Digunakan
2.6.1 Akasia Acacia mangium Willd
Nama botanis : Acacia mangium Willd, famili Leguminous-Fabaceae
Mandang Pandit 1997. Nama daerah :
kasia, kihia Sunda; acacia, mangium berlaku umum Mandang Pandit 1997.
Nama lain :
Northern black wattle standar nama perdagangan Australia; akasia kuning Malaysia; papua wattle Papua New Guenia;
japanese acacia Jepang; auri Filipina Mandang Pandit 1997. Penyebaran :
Australia, Indonesia, Papua New Guenia Mandang Pandit 1997.
Ciri umum : kayu teras berwarna coklat sampai coklat tua, kadang-
kadang coklat zaitun sampai coklat kelabu, batasnya tegas dengan gubal yang berwarna kuning pucat sampai kuning jerami; corak polos atau
berjalur-jalur berwarna gelap dan terang bergantian pada bidang radial; tekstur halus sampai agak kasar dan merata; arah serat biasanya lurus,
kadang-kadang berpadu; permukaan agak mengkilap; kesan raba licin;
kekerasan agak keras sampai keras Mandang Pandit 1997. Sifat Kayu
: Berat Jenis 0,69 0,49-0,84; kelas kuat III-II Mandang
Pandit 1997.
Kegunaan : Bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu,
jendela, perabot rumah tangga, lantai, papan dinding, tiang pancang, gerobak, dan roda Mandang Pandit 1997.
2.6.2 Pulai Alstonia scholaris R.Br.
Nama botanis : Alstonia scholaris R.Br., famili Apocynaceae
Martawijaya et al. 1981. Nama daerah :
Gabus, ginti, pelaik, pelawai, pulai, pule, tuturan Smt; ampalai, binthung, jelentik, kubita, pelai, pelantan Klm; gabusan, lame,
polay, pule Jw; Kasidula, lingaru, loi, montoti, talanggilala, tongkoya, rita Slw; angar, bintang, hange, leleko, pule, puli, susu Mlk; lete, pela,
pera NT; bengui, agera, setaka, susuh IJ Martawijaya et al. 1981.
Nama lain :
Basong Mly; dita PI; chatian, shaitanwood Ind; milky, white cheese wood Aust; mo cua Vn; margelang Swk; shaitan
Fr, Sp, It, Nl, Gm Martawijaya et al. 1981. Penyebaran :
Seluruh Indonesia Martawijaya et al. 1981. Ciri umum :
kayu teras berwarna putih krem, kayu gubal berwarna hampir sama dan sukar dibedakan dengan kayu teras; tekstur kayu agak
halus sampai hampir kasar; arah serat lurus atau agak bergelombang, kadang-kadang agak berpadu; permukaan kayu keset sampai licin;
permukaan kayu mengkilap Martawijaya et al. 1981.
Struktur :
Pori hampir seluruhnya atau sebagian besar bergabung 2-7 dalam arah radial, diameter 50-300 ยต, frekuensi 2-5 per mm
2
, bidang
perforasi sederhana Martawijaya et al. 1981. Sifat kayu
: Berat jenis 0,30 0,27-0,49; kelas kuat IV-V; termasuk
kelas awet V, mudah diserang jamur biru dan bubuk kayu kering; daya tahan terhadap rayap kayu kering Cryptotermes cynochephalus Light
termasuk kelas III; termasuk kelas mudah diawetkan. Keterawetan termasuk kelas mudah Martawijaya et al. 1981.
Kegunaan : Kayu pulai dapat dipakai untuk peti, korek api, cetakan
beton, serta untuk barang kerajinan seperti kelom, wayang golek, topeng, dan lain-lain Martawijaya et al. 1981. Akar pulai yang dikunyah dengan
pinang dapat menghilangkan segala pedih dalam sisi badan dan dada. Getahnya dimanfaatkan untuk mematikan kuman, obat mematangkan
bengkak, obat sakit telinga, dan menghasilkan permen karet berkualitas tinggi. Daunnya berkhasiat untuk mengobati penyakit sipilis dan beri-beri.
Kulitnya yang mengandung alkaloid bermanfaat untuk mengobati demam, memperkuat lambung dan isi perut, membersihkan lambung dari lendir,
menambah nafsu makan, mengempiskan perut kembung dan limfa yang membengkak, panas dalam, malaria, kencing manis, wasir, penyakit kulit,
juga untuk splash cologne Dephut 2007
2.6.3 Sengon Paraserianthes falcatria L Nielson