Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan, jenis kayu, dan interaksi antara factor perlakuan dan jenis kayu terhadap nilai mortalitas rayap tanah,
dilakukan analisis ragam yang hasilnya disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Analisis ragam mortalitas rayap kayu kering
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F
hit
F
tabel
0,05 0,01 Perlakuan
Jenis Perlakuan¤Jenis
Galat Total
1 2
2 24
29 19.167
48.800 48.800
840.000 28298.800
27361.200 24.400
24.400 35.000
781.75 0.70
0.70 4.26
3.4 3.4
7.82 5.61
5.61
Keterangan : = sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99
Hasil analisis ragam dalam Tabel di atas menunjukan bahwa perlakuan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai mortalitas
rayap tanah dikarenakan F
hit
781,75F
tabel
7,82 pada tingkat kepercayaan 99. Sedangkan pengaruh jenis kayu serta interaksi antara faktor perlakuan dan jenis
kayu tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap nilai mortalitas rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F
hit
0,7F
tabel
3,4 untuk faktor jenis kayu dan F
hit
0,7F
tabel
3,4 untuk faktor interaksi antara perlakuan dan jenis kayu pada tingkat kepercayaan 95. Karena hanya faktor perlakuan yang menunjukan
pengaruh yang sangat nyata, maka uji lanjut Duncan hanya dilakukan pada faktor perlakuan pada tingkat kepercayaan 99.
Penyebab kematian rayap kayu kering hampir sama dengan rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai derajat serangan yang rendah dan kehilangan
berat yang rendah pula lampiran 6. Berbeda dengan pengujian rayap tanah, jenis kayu tidak berpengaruh terhadap mortalitas rayap kayu kering. Mekipun
mortalitas rayap kayu kering pada kayu mindi lebih besar dibandingkan pada kayu sengon dan pulai, namun berdasarkan analisis keragaman hal tersebut masih
berada dalam taraf tidak berbeda nyata.
4.3.3 Kehilangan Berat
Nilai rata-rata kehilangan beat akibat serangan rayap kayu kering dapat dilhat dalam Gambar 15.
10.12 7.92
6.19
0.99 1.63
0.84 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
Pulai Sengon
Mindi
Jenis Kayu P
e nur
una n B
e ra
t
Kontrol Pengasapan tiga minggu
Gambar 15. Penurunan berat kayu pulai, sengon, dan mindi akibat serangan rayap kayu kering C. cynocephalus Light
Gambar 15 di atas menunjukan adanya perbedaan kehilangan berat antara contoh uji kontrol dan contoh uji yang diasapi selama 3 minggu. Nilai rata-rata
kehilangan berat akibat serangan rayap tanah untuk contoh uji yang diawetkan dengan pengasapan selama 3 minggu berkisar antara 0.84 - 1,63. Sedangkan
untuk contoh uji kontrol nilai rata-rata kehilangan berat berkisar antara 6,19 mindi hingga 10,12 pulai.
Dari nilai rata-rata kehilangan berat, maka dapat ditentukan kelas keawetan kayu yang dikelompokan berdasarkan kriteria Sumarni et al. 2003.
Untuk kayu yang diawetkan dengan metode pengasapan, semuanya masuk dalam kelas awet I, artinya memiliki ketahanan sangat tahan very resistance. Untuk
kayu yang tidak diawetkan, kayu pulai memiliki kelas keawetan IV, artinya memiliki ketahanan kayu buruk poor. Sedangkan kayu pulai dan sengon yang
tidak diawetkan memiliki kelas awet III, artinya memiliki ketahanan sedang moderate.
Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan, jenis kayu, dan interaksi antara perlakuan dan jenis kayu terhadap nilai kehilangan berat contoh uji akibat
serangan rayap kayu kering, dilakukan analisis ragam yang hasilnya disajikan dalam Tabel 16.
Hasil analisis ragam dalam Tabel 16 menunjukan bahwa perlakuan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai kehilangan
berat akibat serangan rayap tanah dikarenakan F
hit
80,29F
tabel
7,82 pada tingkat
kepercayaan 99. Sedangakan pengaruh jenis kayu serta interaksi antara faktor perlakuan dan jenis kayu memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai
kehilangan berat akibat serangan rayap kayu kering. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F
hit
2,35F
tabel
3,4 untuk faktor jenis kayu dan F
hit
2,16F
tabel
3,4 untuk faktor interaksi antara perlakuan dan jenis kayu pada tingkat kepercayaan 95.
Karena hanya faktor perlakuan yang menunjukan pengaruh yang sangat nyata, maka uji lanjut Duncan hanya dilakukan pada faktor perlakuan pada tingkat
kepercayaan 99. Tabel 16. Analisis ragam kehilangan berat akibat serangan rayap kayu kering
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F
hit
F
tabel
0,05 0,01 Perlakuan
Jenis Perlakuan¤Jenis
Galat Total
1 2
2 24
29 360.187
21.067 19.349
107.670 508.273
360.187 10.533
9.674 4.486
80.29 2.35
2.16 4.26
3.4 3.4
7.82 5.61
5.61
Keterangan : = sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99
Jenis kayu tidak mempengaruhi nilai kehilangan berat baik pada kayu kontrol maupun pada kayu yang diasapi. Hal tersebut membuktikan bahwa jumlah
kayu yang dimakan rayap hampir sama pada setia jenis. BJ kayu tidak mempengaruhi kemampuan rayap kayu kering untuk makan.
Untuk pengujian kontrol, kelas keawetan kayu pulai, mindi, dan sengon berbeda dengan sumber pustaka. Perbedaan tersebut disebabkan karena penelitian
ini diuji terhadap satu jenis organisme perusak, sedangkan klasifikasi dalam sumber pustaka didasarkan pada berbagai variasi kondisi dimana kayu tersebut
dipakai. Dari nilai mortalitas dan kehilangan berat, dapat diketahui bahwa proses
pengawetan dengan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap keawetan kayu. Proses pengasapan selama tiga minggu dapat
meningkatkan kelas keawetan kayu menjadi kelas awet I. Zat yang dihasilkan selama proses pengasapan bersifat insektisida terhadap rayap sehingga dapat
menjadi racun dan tidak disukai oleh rayap. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai derajat serangan yang sangat kecil, mortalitas yang sangat tinggi, dan kehilangan
berat yang sangat kecil Lampiran 5 dan 6.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan