Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengawetan Kayu

aromatic hydrocarbons dalam jumlah yang banyak yang komposisinya sebagian besar terdiri dari phenol, aldehid, keton, asam organik, alkohol, eter, hidrokarbon dan berbagai senyawa heterocyclic.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengasapan dari proses pengarangan limbah kayu akasia selama tiga minggu terhadap ketahanan kayu pulai, sengon, dan mindi dari serangan rayap tanah dan rayap kayu kering.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan informasi keawetan kayu dari kayu yang diawetkan dengan metode pengasapan selama tiga minggu. 2. Dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengawetkan kayu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengawetan Kayu

Pengawetan kayu didefinisikan sebagai seni dalam melindungi struktur kayu dari gangguan mikroorganisme perusak kayu. Secara umum, pengawetan kayu adalah suatu tindakan memasukkan bahan kimia beracun kedalam kayu dengan tujuan agar umur pemakaian life service kayu menjadi lebih lama. Weiss 1916. Tujuan utama dari pengawetan kayu adalah untuk memperpanjang umur pemakaian bahan dalam konstruksi yang permanen maupun semi permanen. Dengan demikian, pengawetan kayu akan mengurangi biaya akhir dari produk itu dan menghindari penggantian yang terlalu sering. Penghematan yang diperoleh dari pemakain kayu yang diawetkan dalam setiap bentuk konstruksi kayu didapat dari pengurangan biaya tahunan pemeliharaan bangunan Hunt Garratt 1986. Pengawetan kayu dapat memanfaatkan jenis kayu yang kurang awet yang tadinya tidak atau kurang dimanfaatkan dengan baik. Hal ini berarti dapat memanfaatkan SDA secara efisien. Sedangkan dari sisi industri, pengawetan kayu memungkinkan bertambahnya kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Secara ekonomi kayu yang diawetkan lebih menguntungkan daripada yang tidak diawetkan meskipun pada awalnya biaya yang dikeluarkan terasa lebih tinggi karena kondisi tertentu. Meskipun demikian, kayu yang diawetkan dapat bertahan lama sehingga tidak perlu ada penggantian kayu yang terlalu sering. Hal tersebut dapat mengurangi biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. Sehingga dapat dikatakan porsi biaya pengawetan relatif kecil dari seluruh investasi yang ditanamkan. Supriana 1999 menyatakan bahwa metode pengasapan merupakan metode tradisional yang sudah lama digunakan di Indonesia untuk mengawetkan kayu. Kayu diletakan di atas asap kayu dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga kayu akan lebih kering dan lebih tahan terhadap serangan biodeteorasi.

2.2 Keawetan Kayu