3.3.3 Penambahan berat
Penambahan berat contoh uji dilakukan untuk mengtahui jumpah zat yang dihasilkan selama proses pengasapan yang menempel pada kayu. Beberapa contoh
uji diambil untuk mengetahui kadar airnya sehingga diketahui BKT estimasi dari contoh uji tersebut. Penambahan berat kayu dapat dihitung menggunakan
persamaan: 100
2 2
1 x
W W
W M
− =
Keterangan : M
= Persentase penambahan berat kayu uji W1
= Berat kering tanur estimasi BKTest kayu setelah diasapi g W2
= Berat kering tanur estimasi BKTest kayu sebelum diasapi g BKT estimasi digunakan untuk memprediksi berat kering tanur ketika
kadar air KA kayu diketahui. BKT estimasi dapat dihitung menggunakan persamaan:
BKTest = 100
1 KA
BB +
Sumber: Haygreen et.al. 2003
Nilai KA dihitung menggunakan persamaan: KA kondisi basah =
100 x
BKT BKT
BB −
Sumber: Haygreen et.al. 2003
Keterangan: BB
= Berat basah g KA
= Kadar air BKT = Berat kering tanur g
3.3.4 Prosedur pengujian ketahanan contoh uji terhadap rayap
Setelah didiamkan selama empat minggu dari proses pengasapan berakhir, contoh uji yang telah diawetkan dan kontrol diumpankan kepada rayap tanah dan
rayap kayu kering. Jumlah contoh yang diamati sesuai dengan kayu uji yang disiapkan yaitu 5 contoh uji untuk masing-masing jenis kayu pada setiap jenis
yang telah diawetkan dan kontrol. Prosedur pengujian rayap tanah dilakukan berdasarkan metode yang
dilakukan oleh Sumarni dan Roliadi 2002. Sebanyak 200 gram pasir kering berukuran 60 mesh dimasukan ke dalam jampot. Kemudian air ditambahkan ke
dalam jampot yang berisi pasir tersebut sehingga kadar air pasir 7 di bawah kapasitas menahan air water holding capacity. Water holding capacity adalah
persentase air yang dibutuhkan untuk menjenuhkan pasir. Untuk mengetahui besarnya water holding capacity dapat dihitung melalui persamaan:
WHC = 100
× BP
BA
Sumber : Bureau 2005
Keterangan: WHC = Water holding capacity
BA = Berat air untuk menjenuhkan pasir g
BP = Berat pasir g
Jadi jumlah air yang diperlukan untuk melembabkan pasir dapat dihitung melalui persamaan:
JA = g
WHC 200
100 7 ×
−
Sumber : Bureau 2005
Keterangan: JA
= Jumlah air yang ditambahkan untuk mencapai kadar air pasir 7 di bawah kapasitas menahan air g
WHC = Water holding capacity Setelah air dimasukan kedalam jampot, campuran pasir dan air diaduk
sehingga kelembabannya merata. Setelah kelembabannya rata, contoh uji
dimasukan ke dalam jampot yang telah berisi pasir lembab tersebut dengan posisi bagian contoh uji paling lebar menempel pada dinding jampot. Kemudian
sebanyak 200 ekor rayap tanah pekerja yang sehat dan aktif dimasukan ke dalam jampot. Jampot ditimbang dan dimasukan ke dalam wadah plastik, lalu ditutup
dengan kantong keresek hitam untuk mengurangi penguapan air. Wadah disimpan dalam ruangan gelap pada suhu kamar selama 4 minggu. Setiap minggu aktivitas
rayap dalam jampot diamati dan masing-masing jampot ditimbang. Jika kadar air pasir turun dua persen atau lebih, air ditambahkan secukupnya pada jampot
tersebut sehingga kadar airnya kembali seperti semula. Pengujian rayap tanah dapat dilihat dalam Gambar 4.
Jampot
Rayap tanah Pasir
Contoh uji
Gambar 4. Pengujian rayap tanah. Proses pengujian rayap kayu kering mengacu pada Sumarni et al. 2003.
Pada salah satu sisi yang terlebar pada contoh uji dipasang semprong kaca berdiameter 18 mm dan tingggi 35 mm yang direkatkan menggunakan lilin agar
menempel pada kayu. Ke dalam semprong kaca tersebut dimasukkan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Ligth sebanyak 50 ekor rayap pekerja yang
sehat dan aktif, kemudian semprong ditutup dengan kapas. Contoh uji tersebut disimpan di tempat gelap selama 12 minggu. Pengujian rayap kayu kering dapat
dilihat dalam Gambar 5.
18 mm Kapas
35 mm SemprongGelas kaca
Rayap 8 mm
20 mm Sampel uji kayu
50 mm Gambar 5. Pengujian rayap kayu kering.
3.3.5
Pegamatan
Pengamatan dilakukan pada contoh uji setelah mencapai waktu akhir pengujian, untuk rayap kayu kering setelah 12 minggu dan rayap tanah setelah 4
minggu. Pada akhir pengujian ditetapkan derajat serangan, mortalitas persen kematian rayap, dan kehilangan berat weight loss.
Respon utama yang diukur dalam pengujian ini adalah derajat serangan setiap kayu uji. Derajat serangan rayap dilakukan dengan menggunkan skala yang
mengacu kepada Padlinurjaji et al. 1988. Penentuan derajat serangan dilakuakan secara manual menggunakan pengamatan langsung terhadap tingkat kerusakan
kayu. Tingkat derajat serangan dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Derajat serangan rayap
Tingkat level
Kondisi contoh uji Sample condition Nila
Score A
Utuh, tidak ada serangan no damage on surface area 0 B
Ada bekas gigitan rayap slightly attaced 0 - 20
C Serangan ringan berupa saluran yang tidak dalam dan lebar
moderatly attacked 21 - 40
D Serangan verat, berupa saluran yang dalam dan lebar
heavily attacked 41 - 60
E Kayu hancur, kurang lebih 50 kayu habis dimakan rayap
very heavily attacked 61 - 80
Sumber : Padlinurjaji et al. 1988
. Data mortalitas dan kehilangan berat ditetapkan untuk menentukan
klasifikasi kelas keawetan kayu. Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan
rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren dapat dilihat dalam Tabel 3. Sedangkan klasifikasi ketahan kayu terhadap serangan kayu kering Cryptotermes
cynocephalus Light dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 3. Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus
Holmgren
Kelas Jumlah Kematian
Mortalitas, Penurunan Berat
Weight loss, Ketahanan resistance
I 63,300 3,52
Sangat tahan
very resistance II
50,600 – 63,300 3,52 – 7,5
Tahan resistance III
33,100 – 50,600 7,5 - 10,96
Sedang moderate IV
20,818 – 33,100 10,96 - 18,94
Buruk poor V
20,818 18,94 – 31,89
Sangat buruk very poor
Sumber : Sumarni dan Roliadi 2002
Tabel 4. Klasifikasi ketahan kayu terhadap serangan kayu kering Cryptotermes cynocephalus
Light
Kelas Jumlah Kematian
Mortalitas, Penurunan Berat
Weight loss, Ketahanan Resistance
I 89,24 2,303 Sangat
tahan very resistance
II 89,24-76,64 2,303-4,406 Tahan
resistance III 76,64-64,48 4,406-8,158
Sedang moderate
IV 64,48-50,40 8,158-28,096 Buruk
poor V 50,40 28,096
Sangat buruk
very poor
Sumber: Sumarni et al. 2003
Mortalitas rayap kayu kering, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
100 x
N Mij
Kij =
Sumber: Kompes Deptan 1995
Keterangan : Kij
= Persentase mortalitas rayap pada kayu uji ke-j dan perlakuan ke-i Mij
= Jumlah rayap yang mati pada kayu uji ke-j dan perlakuan ke-i N
= Jumlah rayap yang diberikan 50 untuk uji rayap kayu kering; 200 untuk uji rayap tanah
Penurunan berat weight loss dapat dihitung mengggunakan persamaan sebagai berikut:
Sumber: Kompes Deptan 1995
Keterangan : Pij
= Persentase penurunan berat pada kayu uji dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
W1ij = Berat kayu sebelum diumpankan g pada kayu uji dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
W2ij = Berat kayu setelah diumpankan g pada kayu uji dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
3.4 Metode Analisis Data