nyata terhadap nilai mortalitas rayap tanah. Hal tersebut terjadi karena setelah melalui proses pengasapan, semua kayu mengandung zat anti rayap yang sama
pada permukaannya.
4.2.3 Kehilangan Berat
Nilai kehilangan berat ditentukan berdasarkan penurunan berat yang terjadi selama proses pengumpanan contoh uji. Semakin banyak kayu yang
dimakan rayap selama proses pengumpanan, maka semakin tinggi kehilangan berat. Gambar 11 menunjukan adanya perbedaan kehilangan berat antara contoh
uji kontrol dan contoh uji yang diasapi selama 3 minggu. Nilai rata-rata kehilangan berat akibat serangan rayap tanah untuk contoh uji yang diawetkan
dengan pengasapan selama 3 minggu tidak terlalu berbeda antara yang satu dengan lainnya yaitu berkisar antara 0.58 - 0,68. Sedangkan untuk contoh uji
kontrol yang tidak diasapi, nilai rata-rata kehilangan berat berkisar antara 10,34 hingga 37,32. Nilai rata-rata penurunan berat terbesar pada contoh uji kontrol
sebesar 37,32 pada kayu sengon dan terkecil 10,34 pada kayu mindi.
36.39 37.32
10.34 0.68
0.85 0.58
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
Pulai Sengon
Mindi
Jenis Kayu Pe
nu ru
na n
B e
ra t
Kontrol Pengasapan tiga minggu
Gambar 11. Penurunan berat kayu pulai, sengon, dan mindi akibat serangan rayap tanah C. curvgnathus Holmgren.
Dari nilai rata-rata kehilangan berat, maka dapat ditentukan kelas keawetan kayu yang dikelompokan berdasarkan kriteria Sumarni dan Roliadi
2002 yang disajikan dalam Tabel 3. Untuk kayu yang diawetkan dengan metode pengasapan, semuanya masuk dalam kelas awet I, artinya memiliki ketahanan
sangat tahan very resistance. Sedangkan kayu yang tidak diawetkan memiliki
kelas keawetan V sangat buruk untuk kayu pulai dan sengon, serta kelas awet III sedang untuk kayu mindi.
Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan, jenis kayu, dan interaksi antara perlakuan dan jenis kayu terhadap nilai kehilangan berat akibat serangan
rayap tanah, dilakukan analisis ragam yang hasilnya disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Analisis ragam kehilangan berat akibat serangan rayap tanah
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F
hit
F
tabel
0,05 0,01 Perlakuan
Jenis Perlakuan¤Jenis
Galat Total
1 2
2 24
29 5595.136
1189.975 1156.185
553.219 8494.516
5595.136 594.987
578.093 23.051
242.73 25.81
25.08 4.26
3.4 3.4
7.82 5.61
5.61
Keterangan : = sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99
Hasil analisis ragam dalam Tabel di atas menunjukan bahwa perlakuan pengasapan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai kehilangan
berat akibat serangan rayap tanah dikarenakan F
hit
242,73F
tabel
7,82 pada tingkat kepercayaan 99. Pengaruh jenis kayu serta interaksi antara faktor
perlakuan dan jenis kayu juga memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai kehilangan berat akibat serangan rayap tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
F
hit
25,81F
tabel
5,61 untuk faktor jenis kayu dan F
hit
25,08F
tabel
5,61 untuk faktor interaksi antara perlakuan dan jenis kayu pada tingkat kepercayaan 99.
Karena ketiga sumber keragaman menunjukan pengaruh yang sangat nyata, maka selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan pada tingkat kepercayaan 99.
Tabel 12. Uji Duncan kehilangan berat akibat serangan rayap tanah Duncan Grouping Weight loss rata-rata Interaksi
A A
B D
D D
37,3 36,4
10,3 0,8
0,7 0,6
kontrol ¤ sengon kontrol ¤ pulai
kontrol ¤ mindi asap ¤ sengon
asap ¤ pulai asap ¤ mindi
Hasil uji lanjut Duncan dalam Tabel 12 menunjukan bahwa pada pengujian kontrol, kehilangan berat kayu sengon dan pulai tidak berbeda nyata.
Kehilangan berat kayu sengon dan pulai berbeda nyata dengan kayu mindi. Hal tersebut terjadi karena rayap tanah lebih menykai kayu sengon dan pulai yang
memiliki berat jenis lebih rendah dari pada kayu mindi. Namun setelah kayu diasapi tiga minggu, jenis kayu tidak memberikan pengaruh nyata karena setiap
kayu memiliki zat anti rayap yang sama. Zat tersebut bersifat racun terhadap rayap tanah sehingga menyebabkan kematian apabila rayap tetap mengkonsumsi zat
tersebut.
4.3 Sifat Anti Rayap Kayu Kering