Risiko Kredit Pembiayaan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok
Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan. Riwayat eksposur pembiayaan yang bersangkutan di bank
konvensional dan pembiayaan yag bersangkutan di bank syariah, terutama perkembangan Non Performing Financing
jenis usaha yang bersangkutan. Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan industry
financial standard. b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi,
pemasaran, teknis produksi, dan keuangan. c. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah,
seperti kondisi grup usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet LC import, bank
garansi, market risk forex risk, interest risk, security risk, riwayat pembayaran tunggakan kewajiban dan restruktrisasi pembiayaan.
3 Recovery Risk risiko jaminan yakni risiko yang terjadi pada Second Way Out dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
a. Kesempurnaan pengikatan jaminan b. Nilai jual kembali jaminan
c. Faktor negatif lainnya, misalnya tuntutan hukum pihak lain
atas jaminan, lamanya taksasi ulang jaminan. d. Kredibilitas penjamin jika ada.
2. Risiko Terkait Pembiayaan Korporasi Kompleksitas dan volume pembiayaan korporasi menimbulkan risiko
tambahan selain risiko yang terkait dengan produk. Oleh karena itu, analisisnya harus lebih komprehensif. Analisis tersebut meliputi:
a. Analisis sales cost, profits, assets and liabilities b. Analisis cash flow
Risiko tambahan yang harus diantisipasi antara lain : 1 Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah
pencairan pembiayaan. 2 Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan.
3 Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank.
Menurut Khan dan Ahmed 2008. Risiko kredit merupakan risiko yang paling krusial dalam dunia perbankan. Hal ini dikarenakan, kegagalan bank dalam
mengelola risiko ini, dapat memicu munculnya risiko likuiditas, suku bunga, penurunan kualitas aset dan risiko-risiko lainnya. Tingkat risiko kredit yang
dimiliki bank, memiliki efek negatif bagi kualitas aset yang diinvestasikan. Apakah bank syariah menghadapi risikio kredit yang lebih besar atau lebih kecil
jika dibandingkan dengan bank konvensional? Jawaban atas pertanyaan ini, bergantung pada beberapa faktor berikut ini.
a. Karakteristik risiko kredit yang secara umum melekat pada pembiayaan syariah.
b. Karakteristik risiko yang secara khusus melekat pada model pembiayaan syariah yang relatif berbeda.
c. Akurasi dalam menghitung kemungkinan kerugian kredit. d. Ketersediaan teknik mitigasi risiko.
Karim 2009 juga menyatakan bahwa risiko pembiayaan terkait dengan produk pembiayaan. Risiko-risiko yang terkait pada produk pembiayaan adalah :
1. Risiko pada murabahah adalah bagi hasil kepada dana pihak ketiga menjadi tidak bersaing karena terlalu panjangnya jangka waktu
pengembalian pembiayaan. 2. Risiko pada Ijarah adalah rusaknya barang oleh nasabah di luar
pemakaian normal. 3. Risiko pada IMBT terjadi saat pembayaran dilakukan dengan metode
balloon payment, yakni pembayaran angsuran dalam jumlah besar di akhir periode.
4. Risiko Salam dan Istishna ada dua yaitu risiko gagal menyerahkan barang dan risiko jatuhnya harga barang.
5. Risiko pada Mudharabah dan Musyarakah meliputi tiga aspek yaitu, Business risk risiko bisnis yang akan dibiayai, Shrinking risk risiko
berkurangnya nilai pembiayaan mudharabah dan musyarakah, Character risk risiko karakter buruk mudharib
Menurut Rivai dan Veithzal 2008. Di dalam pembiayaan, berbagai risiko yang perlu menjadi perhatian, antara lain:
a. Risiko Politik Banyak penyaluran pembiayaan yang gagal sebagai akibat tidak adanya
kebijakan politik yang jelas. Politik yang stabil merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan usahacustomer. Suatu negara yangs
edang bergejolak seperti Indonesia pada kurun waktu 1997 – 2003 dan sendi-sendi
perekonomian jancur, maka banyak usaha yang hancur berantakan, macet, dan bahkan sulit untuk kembali bangkit seperti sebelum terjadi krisis moneter pada
pertengahan tahun 1997. Akibat krisis moneter ini, banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar da akhirnya merefleksi hancurnya bisnis perbankan yang
berakhir dengan likuidasi beberapa bank. b. Risiko Sifat Usaha
Setiap jenis usaha mempunyai risiko sesuai karakter usahanya, bahkan antarusaha yang sejenis pun memiliki risiko yang berbeda pula. Oleh karena itu,
ketika akan membiayai suatu jenis usaha customer perlu diketahui secara baik kemungkinan risiko yang akan dihadapi di kemudian hari, sehingga dapat
diantisipasi sebelum risiko tersebut benar-benar terjadi. Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan tidak menyamakan setiap jenis usaha, dan
penyaluran pembiayaan tetap perlu melihatnya kasus per kasus. c. Risiko Geografis
Risiko geografis ini dimungkinkan timbul karena kesalahan memilih tempat lokasi usaha, sebagai akibat kurang cermatnya memilih lokasi yang tepat dan
aman. Pembiayaan usaha customer yang berlokasi di daerah rawan gempa, daerah gunung berapi, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, daerah yang
sesungguhnya tidak cocok untuk bisnis yang dimohon oleh customer. d. Risiko Persaingan
Bisnis apa pun yang ingin dimasukidigeluti oleh customer tidak akan terlepas dari akan terjadinya persaingan bisnis. Persaingan ini dapat terjadi antara
customer dengan usaha yang senjenis, atau dapat pula antarbank yang ingin sama- sama membiayai proyek sejenis atau bahkan pada proyek yang sama.
e. Risiko Ketidakpastian Usaha
Ketidakmampuan memprediksimeramal kondisi yang akan datang berakibat fatal bagi bisnis. Akibatnya banyak usaha yang dilakukan secara
spekulasi dan bukan didasarkan pada perhitungan yang akurat.