tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Kasmir,2008.
2.4.2 Sistem Pembiayaan Syariah
Bank syariah menunjukan pertumbuhan yang meningkat. Ini didorong oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang halal.
Karena jumlah penduduk muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam
pembiayaan ekonomi masyarakat. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah Bank Indonesia 2007 :
1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan dana maupun pihak yang menyediakan dana.
2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi
hasil yang menyertai pembiayaan tersebut. Untuk mendukung prinsip –
prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang memadai. Informasi
ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara lain:
a. Informasi dasar nasabah b. Informasi data penjualanpembelianpenyewaan riil
c. Proyeksi laporan keuangan d. Akad pembiayaan
2.4.3 Jenis-jenis Pembiayaan Syariah
Menurut Karim 2009. Jenis-jenis pembiaayan pada bank syariah terdapat enam macam yaitu pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi
syariah, pembiayaan konsumtif syariah, pembiayaan sindikasi, pembiayaan berdasarkan Take Over, pembiayaan Letter Of Credit LC, berikut
penjelasannya:
1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang
diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal kerja
maksimum 1 satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas PMK dapat diberikan kepada seluruh sektorsubsektor ekonomi
yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat islam dan tidak dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta yang dinyatakan jenuh
olwh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas pembiayaan modal kerja kepada debiturcalon debitur dengan tujuan untuk mengeliminasi risiko dan
mengoptimalkan keuntungan Bank. 2. Pembiayaan Investasi Syariah
Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk:
a. Pendirian proyek baru b. Rehabilitasi
c. Modernisasi d. Ekspansi
e. Relokasi proyek yang sudah ada 3. Pembiayaan Konsumtif Syariah
Secara definitif, konsumtif adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha. Dengan
demikian yang dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat perorangan.
4. Pembiayaan Sindikasi Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari
satu lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiayaan ini diberikan bank kepada nasabah korporasi yang
memiliki nilai transaksi yang sangat besar. 5. Pembiayaan Berdasarkan Take Over
Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menajdi
transaksi yang sesuai dengan syariah. Dalam hal ini, atas permintaan nasabah,
bank syariah melakukan pengambilalihan hutang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau dapat juga menggunakan qard,
disesuaikan dengan ada atau tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional. Setelah nasabah melunasi kewajibannya kepada bank
konvensional, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dengan bank syariah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take
over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas
permintaan nasabah. 6. Pembiayaan Letter Of Credit LC
Secara definit, yang dimaksud dengan pembiayaan Letter Of Credit LC adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor
atau ekspor nasabah. Pada umumnya pembiayaan LC dapat menggunakan beberapa akad, yaitu pembiayaan LC Impor dan pembiayaan LC Ekspor.
2.5. Risiko Kredit Pembiayaan
Menurut Karim 2009. Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank
syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi.
1. Risiko Terkait Produk a. Risiko Terkait Pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts
NCC Yang dimaksud dengan Analisis Risiko Pembiayaan Berbasis Natural
Certainty Contracts adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga kepurusan pembiayaan yang diambil sudah
memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts, seperti
murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, istishna‟. Penilaian risiko ini mencakup 2 dua aspek, yaitu sebagai berikut :
1 Default Risk risiko kebangkrutan yakni risiko yang terjadi pada First Way Out, dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
2 Industry Risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan. Riwayat eksposur pembiayaan yang bersangkutan di bank
konvensional dan pembiayaan yag bersangkutan di bank syariah, terutama perkembangan Non Performing Financing
jenis usaha yang bersangkutan. Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan industry
financial standard. b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi,
pemasaran, teknis produksi, dan keuangan. c. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah,
seperti kondisi grup usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet LC import, bank
garansi, market risk forex risk, interest risk, security risk, riwayat pembayaran tunggakan kewajiban dan restruktrisasi pembiayaan.
3 Recovery Risk risiko jaminan yakni risiko yang terjadi pada Second Way Out dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
a. Kesempurnaan pengikatan jaminan b. Nilai jual kembali jaminan
c. Faktor negatif lainnya, misalnya tuntutan hukum pihak lain
atas jaminan, lamanya taksasi ulang jaminan. d. Kredibilitas penjamin jika ada.
2. Risiko Terkait Pembiayaan Korporasi Kompleksitas dan volume pembiayaan korporasi menimbulkan risiko
tambahan selain risiko yang terkait dengan produk. Oleh karena itu, analisisnya harus lebih komprehensif. Analisis tersebut meliputi:
a. Analisis sales cost, profits, assets and liabilities b. Analisis cash flow
Risiko tambahan yang harus diantisipasi antara lain : 1 Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah
pencairan pembiayaan. 2 Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan.
3 Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank.