Latar Belakang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok

Tabel 1. Realisasi pembiayaan BNI Syariah KCPM Depok No Periode 2012 Target KCP Mikro dalam rupiah Realisasi Target Pencairan dalam rupiah Tingkat Pertumbuhan 1 Januari 1.200.000.000 33.000.000 2,75 2 Februari 1.200.000.000 135.500.000 11,29 3 Maret 1.200.000.000 150.100.000 12,51 4 April 1.200.000.000 198.000.000 16,50 5 Mei 1.200.000.000 246.000.000 20,50 6 Juni 1.200.000.000 343.000.000 28,58 7 Juli 1.200.000.000 302.000.000 25,17 8 Agustus 1.200.000.000 320.000.000 26,67 Total 9.600.000.000 1.727.600.000 18,00 Sumber : Bank BNI Syariah KCPM Depok Data diolah 2012 Gambar 1. Grafik realisasi pembiayaan vs outstanding KCPM Depok Sumber : Bank BNI Syariah KCPM Depok Data diolah 2012 Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa BNI Syariah KCP Mikro Depok terus mengalami pertumbuhan, namun tidak begitu signifikan terhadap target. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sisi realisasi pembiayaan setiap bulannya hanya mampu dicapai pada angka 371 juta rupiah di bulan ke-7, masih jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 1,2 milyar rupiah per bulan. Namun, outstanding pembiayaan terus mengalami peningkatkan yang dapat disimpulkan bahwa KCPM Depok mampu memantau dan menjaga hubungan dengan nasabah eksisting dengan baik. Sebelum merealisasikan pembiayaan Mikro iB Hasanah calon nasabah yang mengajukan pembiayaan kepada BNI Syariah KCPM Depok terlebih dahulu dilakukan analisa oleh beberapa pihak, mulai dari Asisten Pemasaran, Analisis Pembiayaan dan terakhir Pimpinan CabangCabang Pembantu. Hal pertama yang dilakukan oleh Analis Pembiayaan untuk menilai layak atau tidaknya calon nasabah tersebut adalah mengecek riwayat pembiayaan calon nasabah di Bank Indonesia melalui BI Checking. Pada tahap ini, lanjut atau tidaknya pada tahap penilaian berikutnya sangat penting sekali. Jika calon nasabah memiliki riwayat pembiayaan dibawah tingkat kolektibilitas II, maka calon nasabah tersebut akan langsung dinyatakan gagal untuk tahap selanjutnya. Hal ini menjadi penyebab pertama dalam realisasi pembiayaan sehingga KCPM Depok belum mencapai target. Namun, BI Checking merupakan bagian penting yang tidak bisa digantikan karena peranannya dalam menyaring nasabah berkualitas baik atau buruk. Di dalam metode penilaian bank secara umum kepada calon nasabah pembiayaan umumnya menggunakan metode 5C Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Of Economy . Metode inipun juga digunakan di Bank Mikro, khususnya Bank BNI Syariah KCPM Depok. Namun, berdasarkan informasi dari bagian Analis Pembiayaan bahwa konsep yang diterapkan dari metode 5C hanya 3C saja yaitu Character, Capacity dan Collateral yang biasa digunakan di Bank Mikro. Melalui 3C ini, Analis Pembiayaan Mikro melakukan analisa risiko pembiayaan terhadap calon debitur dari sisi kualitas karakternya, kemampuan membayar angsuran juga kesesuaian nilai jaminan dengan nominal pembiayaan yang akan diajukan. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok ? 2. Bagaimana metode penilaian yang dipertimbangkan dalam menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan. 2. Menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah berdasarkan konsep 5C di BNI Syariah KCPM Depok.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Membuktikan faktor-faktor realisasi pembiayaan dari konsep 5C yang sesuai dengan konsep pembiayaan perbankan syariah mikro khususnya untuk BNI Syariah KCPM Depok, 2. Memberikan informasi kepada BNI Syariah KCPM Depok mengenai karakter calon debitur pembiayaan mikro secara umum dan khusus dalam realisasi pembiayaan, 3. Memberikan informasi kepada BNI Syariah KCPM Depok dan Bank Syariah Mikro yang lain mengenai potensi risiko pembiayaan dilihat dari sektor usaha yang dijalankan calon debitur agar menjadi pertimbangan dalam realisasi pembiayaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas hanya pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah periode Januari sd Agustus 2012, karenapada periode ini merupakan tahap penilaian dan evaluasi. dengan menggunakanpendekatan konsep 5C, analisis regresi linier berganda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM 2.1.1. Definisi UMKM Usaha mikro kecil menengah merupakan usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 mendefinisikan kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM sebagai berikut: 1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. 3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.