mikro untuk membantu para pegawai bumiputera yang terlilit hutang. Cikal bakal inilah yang terus berkembang pada era kolonial smapai kemerdekaan Indonesia
dengan wujudnya yang sekarang adalah Bank Rakyat Indonesia. Robinson dari Aryo 2011 dalam bukunya The Microfinance Revolution,
Volume 1: Sustanaible Finance for the Poor, menyatakan bahwa kredit dapat menjadi sarana yang powerful untuk penanggulangan kemiskinan bila digunakan
secara efektif kepada economically active poor dan creditworthy. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Sebstad dan Cohen dari Aryo
2011 bahwa penerima kredit mikro berada di sekitar garis kemiskinan. Sedangkan untuk extreme poor, program-program kemiskinan yang bersifat
subsidi lebih tepat untuk mengangkat mereka ke atas garis kemiskinan. Fundamental filosofi dari microfinance menurut mouhiuddin dari aryo 2011
adalah mengubah lingkaran „setan‟ kemiskinan „low income, no savings, no investments, lower income
‟, menjadi spiral kesehjateraan yaitu „an expanding system of low income, acces to credit, investment, higher income, small savings,
and still more credit lendings to even higher income‟ .
2.2.2. Bentuk Kelembagaan Microfinance di Indonesia
Berdasarkan penelitian Tika Arundina dan Yusuf Wibisono 2011, secara umum lembaga keuangan mikro LKM di Indonesia terdiri dari : i LKM
berbentuk bank, yaitu Bank Perkreditan Rakyat BPR, BPR Syariah, dan Unit Mikro dari Bank Umum seperti BRI Unit Desa dan Danamon Simpan Pinjam; ii
LKM berbentuk koperasi, yaitu Koperasi Simpan Pinjam KSP, Unit Simpan Pinjam USP, Koperasi Jasa Keuangan Syariah UJKS; dan iii LKM bukan
bank bukan koperasi, yaitu Badan Kredit Desa BKD, Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan LDKP, dan Baitul Maal Tamwiil BMT.
Sedangkan dilihat dari aspek operasional-nya, LKM di Indonesia terdiri dari: i saving-led microfinance, yang bertumpu pada mobilisasi dana tabungan
dari nasabah dengan system keanggotaan; ii credit-led microfinance, yang bertumpu pada penyaluran kredit mikro dengan tidak mengandalkan dana dari
tabungan namun dari sumber pendanaan lain; iii micro-banking, yaitu perbankan umum yang didesain untuk melakukan jasa keuangan mikro; dan iv linkage
model, yaitu linkage lembaga keuangan yang lebih besar dengan LKM seperti linkage bank umum dengan BPR.
2.2.3. Prinsip Dasar Islamic Microfinance Lembaga Keuangan Mikro
Islam
Menurut Kaleem dan Ahmed dari Ascarya 2011 perbedaan prinsip dasar dari Islamic Microfinance dan Conventional Microfinance dengan pendekatan
Charity-Based Microfinance lembaga keuangan mikro berdasarkan pendekatan aspek sosial adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek sosial
Lembaga Keuangan Mikro Konvensional
Lembaga Keuangan Mikro Islam
Sumber dana Bantuan internasional
Filantropi lokal zakat, infaq, sedekah, dan dana
wakaf Penggunaan
dana Peroleh keuntungan
Pemberdayaan social ekonomi
Jenis biaya Berbasis bunga
Bebas bunga Sifat dana
Hutang Sosial
Sifat pemulihan
Dipaksa pemulihan melauli tekanan per grup
Tekanan masyarakat Jenis
kontributor Bukan relawan
Relawan Jenis
pemberdayaan Wanita
Keluarga atau perorangan Jenis motivasi
Komersial Persaudaraan
Tingkat partisipasi
Beberapa anggota wajib oleh setiap anggota masyarakat
Beberapa anggota wajib oleh setiap anggota masyarakat
Sumber : Kaleem dan Ahmed dari Ascarya 2011 diterjemahkan.
Berdasarkan pendekatan tersebut, perbedaan paling mendasar antara Conventional Microfinance dan Islamic Microfinance terdapat pada filosofi
sistem yang menjadi panduan dalam menjalankan bisnisnya. Namun, keduanya
memiliki pedekatan yang mirip yaitu pada social community untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesehjateraan masyarakat.
Sedangkan menurut Mazher dari Ascarya 2011 perbedaan prinsip dasar dari Islamic Microfinance dan Conventional Microfinance dengan pendekatan
Market-Based Microfinance lembaga keuangan mikro berdasarkan pendekatan pasar adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek pasar
Lembaga Keuangan Mikro Konvensional
Lembaga Keuangan Mikro Islam
Sumber Dana Bantuan internasional, Dana
pihak ketiga Bantuan internasional, Dana
pihak ketiga Model
pembiayaankre dit
Berbasis bunga Berbasis prinsip islam
Pembiayaan orang miskin
Tidak termasuk Termasuk
Bentuk dana Tunai
Barang Biaya-biaya
Biaya-biaya keanggotaan dipotong di awal
Tidak ada potongan di awal Kelompok
target Wanita
Keluarga Sasaran
Pemberdayaan wanita Kemudahan dan ketersediaan
pembiayaan Kewajiban
pinjaman atau pembiayaan
penerima wanita Penerima dan istri keluarga
Insentif pekerja Moneter
Moneter dan keagamaan Pelayanan
dalam kasus yang terjadi
Kelompokpemusatan tekanan dan pelayanan
Kelompokpemusatanistri
Program pengembangan
sosial Sekuler non-Islam: perilaku,
etika dan pengembangan sosial Keagamaan Islami: perilaku,
etika dan pengembangan sosial
Sumber : Kaleem dan Ahmed dari Ascarya 2011 diterjemahkan.
Berdasarkan pendekatan tersebut, perbedaan paling mendasar antara Conventional Microfinance dan Islamic Microfinance terdapat pada tujuan,
dimana Conventional Microfinance lebih fokus pada pemberdayaan wanita
sedangkan Islamic Microfinance lebih fokus pada kemudahan dan penggunaan dari pembiayaan yang disalurkan. Namun, keduanya memiliki pedekatan yang
mirip yaitu pada kelompok atau grup dalam mengelola dan peningkatan kesehjateraan.
2.3. Bank 2.3.1. Definisi Bank
Pengertian bank dalam pasal 1 Undang- undang No.10 tahun 1998 yaitu: ”
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Kasmir, 2008.
2.3.2. Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18
– 20 Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam
sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan
MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia BMI yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata
berkembang cukup pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makasar, dan kota lainnya. Kasmir,2008.
2.4. Pembiayaan Syariah 2.4.1. Pengertian Pembiayaan Syariah
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan yang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Kasmir,2008.
2.4.2 Sistem Pembiayaan Syariah
Bank syariah menunjukan pertumbuhan yang meningkat. Ini didorong oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang halal.
Karena jumlah penduduk muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam
pembiayaan ekonomi masyarakat. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah Bank Indonesia 2007 :
1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan dana maupun pihak yang menyediakan dana.
2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi
hasil yang menyertai pembiayaan tersebut. Untuk mendukung prinsip –
prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang memadai. Informasi
ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara lain:
a. Informasi dasar nasabah b. Informasi data penjualanpembelianpenyewaan riil
c. Proyeksi laporan keuangan d. Akad pembiayaan
2.4.3 Jenis-jenis Pembiayaan Syariah
Menurut Karim 2009. Jenis-jenis pembiaayan pada bank syariah terdapat enam macam yaitu pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi
syariah, pembiayaan konsumtif syariah, pembiayaan sindikasi, pembiayaan berdasarkan Take Over, pembiayaan Letter Of Credit LC, berikut
penjelasannya: