28 d
Peningkatan pelayanan pengunjung, dapat dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana serta penyebaran informasi dan
promosi melalui media massa. e
Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan, dapat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan daerah penyangga dan
peningkatan peran serta masyarakat. f
Penguatan kelembagaan,
alternatif ini
dilakukan dengan
mengembangkan kerja sama atau kolaborasi pengelolaan kawasandan peningkatan koordinasi dan integrasi.
g Pengembangan investasi pemanfaatan dan pengusahaan jasa
lingkungan, alternatif ini memungkinkan adanya pemberian izin usaha pariwisata alam.
Gambar 3. Skema AHP
Aspek SDA Ekosistem
Pengembalian Fungsi Tahura Pancoran Mas
Aspek Kesesuaian Lahan Aspek Sosial-Budaya
Aspek Ekonomi
Kemenhut Pemerintah
Kota BLH
Masyarakat
Rehabilitasi RTH Optimalisasi daerah resapan air
Pengembangan wisata
Pemantapan kawasan
Pengelolaan potensi SDA
Perlindungan pengamanan
kawasan Peningkatan
pelayanan Pemberdayaan
masyarakat Penguatan
kelembagaan Pengembangan
investa
si
4.4.5 Pengujian Parameter Regresi
Parameter regresi pada penelitian ini dapat diuji melalui pengujian statistik dan pengujian asumsi klasik pada model. Pengujian statistik yang
dilakukan adalah uji keandalan, uji t dan uji f, sedangkan pengujian asumsi klasik pada model dilakukan melalui uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolineaitas,
dan uji heteroskedastisitas. 1. Uji keandalan
Uji ini dilakukan untuk menilai berhasil atau tidaknya metode yang dilakukan dalam penelitian ini dilihat dari nilai adjusted R
2
nilai koefisien determinasi dari OLS Ordinary Least Square WTP. Menurut Firdaus 2004,
semakin dekat nilai R² dengan satu, maka semakin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Rumus perhitungan R² adalah :
...................................................................................5 Keterangan:
R
2
= Koefisien Determinasi JKR
= Jumlah Kuadrat Regresi JKT
= Jumlah Kuadrat Total 2. Statistik uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadep variabel terikat. Menurut Firdaus 2004,
rumus umum untuk mencari nilai t
hitung
dari masing-masing koefisien regresi adalah:
.......................................................................................................6 Hipotesis statistik: H
o
: β = 0 X tidak berpengaruh terhadap Y H
1
: β ≠ 0 X berpengaruh terhadap Y Nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Jika t
hit
≥ t
tab
atau t
hit
≤ t
tab
maka Ho ditolak atau terima Ho jika
t
tab
t
hit
t
tab
, dengan t
tabel
= t
0,5 α;df=n-2
b
s b
t
31 3. Statistik uji f
Uji ini dilakukan melihat bagaimana pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikatnya. Menurut Firdaus 2004, rumus umum
untuk mencari nilai f
hitung
adalah :
............................................................................................7 Keterangan:
JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom
JKG = jumlah kuadrat galat
K = jumlah peubah
Kriteria uji: Tolak H
jika
F
hit
≥ F
tab
, F
tab
= Fα
v
1
,
v
2
dimana
v
1
= 1
dan
v
2
= n 2
4. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang
dikumpulkan berdistribusi normal. Uji ini dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal dalam grafik. Model memenuhi asumsi
normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
5. Uji multikolinearitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apalah dalam suatu model terdapat
hubungan korelasi sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh variabel-variabel tersebut secara
terpisah terhadap variabel terikat. Pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor VIF. Model dikatakan memiliki masalah kolinearitas apabila nilai tolerance 0,1 atau nilai VIF 10.
6. Uji heteroskedastisas Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana ragam sisaan untuk tiap
pengamatan ke-i dari variabel bebas dalam model regresi tidak sama. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan uji Breusch-Pagan, jika setengah nilai
dari Jumlah Kuadrat Regresi mendekati sebaran Chi-Square dengan derajat 1, maka dapat dikatakan bahwa model tidak memiliki heteroskedastisitas.
32
7. Uji autokorelasi Cara yang paling sering digunakan untuk menguji autokorelasi adalah
dengan statistik uji Durbin-Watson. Menurut Firdaus, 2004 rumus statistik uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
DW =
∑ – ∑
≈ 2 1 - ρ ................................................................................8 Selang nilai dan keputusan hasil uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Nilai Statistik Durbin-Watson Nilai Durbin-Watson
Kesimpulan Kurang dari 1,10
Ada autokorelasi 1,10 dan 1,54
Tidak ada kesimpulan 1,55 dan 2,46
Tidak ada autokorelasi 2,46 dan 2,90
Tidak ada kesimpulan Lebih dari 2,91
Ada autokorelasi Sumber: Firdaus, 2004
33
V GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Raya Pancoran Mas yang terletak di Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Kotamadya
Depok. Tahura Pancoran Mas terletak pada ketinggian 121 m di atas permukaan laut dengan luas wilayah 71.559 m
2
. Tahura Pancoran Mas sebelumnya merupakan Cagar Alam Pancoran
Mas, yang dulu merupakan bagian dari tanah milik seorang tuan tanah keturunan Belanda-Perancis bernama Cornells Chastelein. Status tanah ini adalah tanah
partikelir atau terlepas dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Setelah Chastelein meninggal, tanah tersebut dihibahkan kepada Pemerintah Hindia
Belanda yang selanjutnya menetapkan kawasan ini sebagai kawasan Cagar Alam pada tahun 1926. Pada tanggal 4 Agustus 1952 kawasan Cagar Alam Pancoran
Mas dikelola oleh Pemerintah Indonesia dan pada tanggal 7 Mei 1999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas diubah fungsinya menjadi Taman Hutan Raya
Pancoran Mas dan dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Depok. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan Nomor S.688IV-KK2007 tanggal 16 Juli 2007 yang menyatakan para pengelola kawasan konservasi harus melakukan
penataan blok dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56Menhut-II2006, sampai ada peraturan penataan blok di luar kawasan Taman
Nasional. Sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor: 129KptsDJ-VI1996 disebutkan dalam upaya
pencapaian tujuan pengelolaan, kawasan taman wisata alam ditata dalam blok perlindungan dan blok pemanfaatan sesuai potensinya.
2
Penataan blok pada kawasan Tahura Pancoran Mas Depok diperlukan dalam rangka pengelolaan kawasan dan potensi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya secara efektif untuk memperoleh manfaat yang optimal dan tetap lestari. Penetapan blok Tahura Pancoran Mas Depok ditentukan berdasarkan: 10
potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya, 2 tingkat interaksi dengan
2
Anonim, Penataan Blok Tahura Pancoran Mas Depok, hal. 3
34 masyarakat setempat, 3 kepentingan efektifitas pengelolaan kawasan yang harus
dilakukan.
3
Wilayah pemukiman terdekat dan berbatasan langsung dengan Tahura Pancoran Mas adalah RW 02 Kelurahan Pancoran Mas. Wilayah RW 02
Kelurahan Pancoran Mas terdiri dari 5 RT dengan 365 KK.
5.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan warga RW 02 Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas yang berbatasan langsung dengan
Tahura Pancoran Mas. Karakteristik responden yang diamati antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, status tempat tinggal, dan lama tinggal.
5.2.1 Usia Responden Usia responden pada penelitian ini cukup beragam yaitu antara 27-70 tahun.
Mayoritas responden berusia ≥53 tahun yaitu sebanyak 17 orang 42,5. Sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Karakteristik Usia Responden
5.2.2 Jenis Kelamin Responden
Responden pada penelitian ini mayoritas adalah laki-laki yaitu sebanyak 23 orang atau 57,5 dan responden perempuan sebanyak 17 orang 42,5. Sebaran
responden penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.
3
Anonim, Penataan Blok Tahura Pancoran Mas Depok, hal.4 12
32 13
43 26-34
35-43 44-52
≥53