Kawasan Konservasi Analisis willingness to pay dan alternatif strategi upaya pengembalian fungsi kawasan konservasi (studi kasus: Taman Hutan Raya Pancoran Mas Depok)

10 berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Menurut Saaty 1998, skala terbaik untuk mengukur persepsi adala skala 1 sampai dengan 9. Adapun definisi dari persepsi kualitatif tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Skala penilaian pairwise comparisons Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya 7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen lainnya 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Sumber: Suryadi dan Ramdhani 2000 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga memperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x[n-1]2 buah dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dengan menguji konsistensinya.Jika tidak konsisten maka pengambian data diulangi. 6. Menghitung langkah 3,4,5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 11 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih besar dari 10 maka penilaian data judgement harus diperbaiki.

2.6 Penelitian Terdahulu

Widada 2004 melakukan penelitian tentang nilai manfaat ekonomi dan pemanfaatan area kawasan konservasi bagi masyarakat studi kasus: Taman Nasional Gunung Halimun. Tujuan dari penelitian ini adalah menduga nilai ekonomi total dari Taman Nasional Gunung Haimun TNGH, melakukan analisis internal dan eksternal program pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan TNGH bagi masyarakat, dan merumuskan program strategis pengelolaan TNGH untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar TNGH. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai ekonomi TNGH per tahun yang terdiri dari nilai ekonomi pemanfaatan ekowisata TNGH sebesar Rp 1.266.590.495 yang diperoleh dari rata-rata biaya perjalanan pengunjung, nilai ekonomi penyediaan air berupa air domestik dan air untuk pertanian sebesar Rp 6,64 milyar, nilai pelestarian TNGH sebesar Rp 668.295.955 yang merupakan nilai kesediaan membayar masyarakat sekitar TNGH untuk upaya pelestarian TNGH, nilai penyerapan karbon sebesar Rp 429,8 milyar yang diperoleh meleli perhitungan benefit transfer, nilai pilihan sebesar Rp 760.917.651 yang merupakan potensi nilai manfaat sumberdaya yang ada di TNGH pada masa datang, nilai keberadaan TNGH sebesar Rp 638.210.806 yang diukur berdasarkan willingness to pay masyarakat sekitar TNGH agar keberadaan TNGH dapat dipertahankan sehingga manfaatnya dapat dinikmati terus menerus. Majid 2008 melakukan penelitian tentang analisis willingness to pay pengunjung terhadap upaya pelestarian kawasan Situ Babakan, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pengunjung Situ Babakan, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung Situ Babakan untuk membayar retribusi, menilai besarnya nilai WTP pengunjung sebagai dasar penetapan retribusi, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP dari pengunjung Situ Babakan.Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai rata- rata WTP responden yang diperoleh adalah sebesar Rp 2.104,65, sedangkan untuk nilai total WTP responden adalah sebesar Rp 23.603.663,00 per bulan. Adapun