9
2.4 Contingent Valuation Method
Contingent Valuation Method CVM merupakan metode yang digunakan untuk mengukur nilai non-pemanfaatan dari suatu sumberdaya alam.
Pendekatan ini disebut contingent tergantung karena informasi yang diperoleh sangat bergantung pada hipotesis yang dibangun Fauzi 2004. Pendekatan ini
bertujuan untuk mengetahui keinginan membayar nilai WTP dari masyarakat untuk perbaikan kualitas lingkungan dan mengetahui keinginan menerima nilai
WTA ganti rugi atas kerusakan lingkungan akibat dari pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan.
Meskipun CVM dianggap sebagai pendekatan yang cukup baik untuk menilai WTP, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan CVM. Kelemahan yang sering terjadi pada pendekatan ini adalah timbulnya bias. Penyebab utama terjadinya bias adalah strategi yang keliru dan
adanya design bias. Selain itu, Carson et al 2001 dalam Fauzi 2004 bahwa realibilitas pengukuran CVM membutuhkan desain yang sangat cermat untuk
menghindari fenomena warm glow atau fenomena dimana responden ingin menyenangkan pewawancara dengan memberikan jawaban setuju Becker 1974.
2.5 Analytical Hierarchy Process
Menurut Saaty 1991 dalam Dwipa 2013, analytical hierarchy process adalah bentuk pengorganisasian informasi dan berbagai keputusan secara rasional
agar dapat memili alternatif yang lebih disukai.Tahapan-tahapan dalam AHP meliputi:
1. Menentukan masalah dan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan
dengan sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan
10 berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Menurut Saaty 1998, skala terbaik untuk mengukur persepsi adala skala 1 sampai dengan
9. Adapun definisi dari persepsi kualitatif tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Skala penilaian pairwise comparisons
Intensitas Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari
elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen
lainnya
7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari
elemen lainnya
9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari
elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan
Sumber: Suryadi dan Ramdhani 2000
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga memperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x[n-1]2 buah dengan n adalah banyaknya elemen
yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dengan menguji konsistensinya.Jika tidak konsisten
maka pengambian data diulangi. 6. Menghitung langkah 3,4,5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk
mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.