Pendugaan dan Pengukuran Biomassa

Pendugaan biomassa dengan pendekatan kedua menggunakan persamaan regresi biomassa berdasarkan diameter batang pohon dengan persamaan : Biomassa diatas tanah Y = aD b Brown, 1989 Dimana : Y = biomassa pohon kg D = diameter setinggi dada 130 cm, a dan b merupakan konstanta Dasar dari persamaan regresi biomassa adalah hanya mendekati biomassa rata-rata per pohon menurut sebaran diameter, dengan menggabungkan sejumlah pohon pada setiap kelas diameter dan menjumlahkan total seluruh pohon untuk kelas diameter.

2.6. Model Pendugaan Biomassa dan Karbon

Model biomassa menyimulasikan penyerapan karbon melalui proses fotosintesis dan kehilangan karbon melalui respirasi. Penyerapan karbon bersih akan disimpan dalam organ tumbuhan dalam bentuk biomassa. Fungsi dan model biomassa dipresentasikan melalui persamaan dengan tinggi dan diameter pohon. Beberapa persamaan umum model penduga biomassa pohon yang telah dipakai oleh beberapa peneliti antara lain: W = aD b ..............................Brown, 1997 W = a + bD + cD 2 ..............Brown, 1997 W = aD 2 H b ......................Ogawa, 1965 W = a + bD 2 H....................Brown, 1997

2.7. Hutan Tanaman Industri

Di dalam menentukan sistem silvikultur pembangunan hutan tanaman industri harus mempertimbangkan berbagai hal, yaitu: - Peraturan ditetapkan oleh pemerintah. - Tujuan pembangunan hutan tanaman yaitu untuk menghasilkan kayu sebagai bahan baku yang memenuhi persyaratan industri pulp - Jenis tanaman yang dipilih, pada saat ini, yang ditetapkan perusahaan adalah Acacia mangium dan Acacia crassicarpa. - Kondisi lahan hutan tanaman, terutama yang menyangkut potenidaya dukung lahan serta tingkat kesesuaiannya terhadap penerapan uatu sistem silvikultur hutan tanaman. Dalam hal ini yang diperhatikan anatara lain tipe kelas lahan, tinkat kesuburan, kondisi fisiogeografi, hidrologi dan jenis tanah. - Ketersediaan sumber daya manusia, sarana, dan teknologi pendukung. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No. 88Kpts-II1996, sistem silvikultur yang dilaksanakan adalah tebang habis dengan permudaan buatan THPB, disesuaikan dengan tujuan perusahaan, jenis tanaman pokok dan, rotasi tebangan, potensi standing stock dan pertumbuhan volume riap volume growth increment. Adapun kondisi lahan dan ketersediaan saranateknologi merupakan faktor-faktor yang berpengaruh yang dapat menghambatmemperlancar pelaksanaan sistem silvikulturnya. Kondisi edafis areal kerja sebagian besar adalah hutan rawa gambut peat. Sehingga sistem silvikultur THPB juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Pada daerah peat tantangan utama yang dihadapi adalah menciptakan suatu sistem untuk mengatur keseimbangan tinggi muka air tanah water level agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan memiliki sistem perakaran yang maksimal. Teknik tersebut dikenal dengan Water Management System melalui pembuatan zona-zona air melalui kanalisasi. Tantangan lain adalah kondisi tanah yang cenderung masam dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Tujuan utama pembangunan hutan tanaman adalah untuk menghasilkan kayu sebagai bahan baku industri pulp. Kayu yang sesuai sebagai bahan baku pulp mempunyai persyaratan sebagai berikut: a. Pertumbuhan cepat, kulminasi riap pada umur muda, batang relatif lurus, dapat ditanam dengan mudah dan murah. b. Mempunyai kadar selulosa tinggi, berserat panjang, mempunyai kadar lignin rendah, warna cerah dan zat ekstraktif rendah. Berdasarkan hal tersebut maka jenis tanaman disesuaikan dengan daya saing, nilai jual dan daya tumbuh serta peningkatan kesejahteraan masyarakat