Metode Pengambilan Data Prosedur Penelitian

stocking dan high stocking. Penempatan petak contoh di lapangan dilakukan secara Random Sampling. Pada masing-masing umur tegakan dibuat 5 petak contoh berukuran 20 m x 20 m. Di dalam petak contoh tersebut dibangun 4 subplot berukuran 2 m x 2 m pada setiap sudut untuk analisis vegetasi tumbuhan bawah dan serasah. Desain petak penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 20m 20 m 20 m 2 2 m 2 m keterangan: n = petak contoh pengukuran d t pohon a = subplot pengambilan tumbuhan bawah serasah Gambar 3. Desain petak penelitian untuk analisis vegetasi berupa pohon 20m x 20 m dan serasahtumbuhan bawah 2mx 2m b. Pengukuran tinggi total dan diameter pohon Setiap pohon pada masing-masing tegakan Acacia crassicarpa di petak low stocking dan high stocking diukur tinggi total dan diameternya pada 1,3 m di atas permukaan tanah. c. Pengambilan contoh serasah dan tumbuhan bawah Semua serasah dan tumbuhan bawah di atas permukaan tanah yang terletak di dalam petak contoh ukuran 2 m x 2 m diambil secara destruktif dan ditimbang berat basahnya. Tumbuhan bawah meliputi semak belukar yang berdiameter batang 5 cm, tumbuhan menjalar, rumput-rumputan atau gulma. n a a a a Estimasi biomassa tumbuhan bawah dilakukan dengan mengambil bagian tanaman Hairiah dan Rahayu, 2007. Sebelum penimbangan berat basah di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pemisahan bagian tumbuhan bawah.

3.5. Analisis Data

Setelah pengambilan data di lapangan kemudian dilakukan analisis data hasil pengukuran untuk mengetahui : 1. Karbon dan Biomassa a. Pendugaan Kadar Air Data primer tumbuhan bawah dan serasah yang diperoleh dihitung berat basahnya kemudian dikeringtanurkan untuk mengetahui berat keringnya. Untuk itu dilakukan pengovenan pada suhu 105° C selama 48 jam. Menurut Haygreen dan Bower 1989 kadar air dihitung dengan menggunakan rumus : KA = BBc – BKc x 100 BKc Keterangan : KA = persen kadar air BKc = berat kering contoh BBc = berat basah contoh b. Menghitung Berat Kering Penentuan berat kering tumbuhan bawah dan serasah diketahui setelah pengovenan. Menurut Haygreen dan Bowyer 1989 apabila berat basah diketahui dan kandungan air telah diperoleh dari contoh uji kecil maka berat kering dari masing-masing sampel dapat dihitung dengan rumus : BKT = BB x 100 1+ KA 100 Keterangan : BKT = berat kering tanur BB = berat basah KA = persen kadar air Berat kering yang dihasilkan setelah pengovenan dinyatakan dalam satuan gram yang kemudian dikonversi ke kilogram per hektar untuk mengetahui biomassa tumbuhan bawah dan serasah yang terdapat pada masing-masing areal. c. Pendugaan Biomassa Tegakan Akasia Menurut Brown 1997 ada dua pendekatan untuk menduga biomassa dari pohon yaitu pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampai batang bebas cabang yang kemudian diubah menjadi jumlah biomassa tonha, sedangkan yang kedua secara langsung dengan menggunakan persamaan regresi biomassa. Dalam prakteknya metode kedua lebih sering digunakan dibanding metode pertama karena dapat memberikan nilai dugaan biomassa dari komponen- komponen pohon misalnya batang, cabang, ranting, tajuk dan daun secara langsung berdasarkan data diameter danatau tinggi pohon. Selain itu pendugaan biomassa dengan cara ini dapat memberikan hasil dugaan yang akurasinya dapat diuji dan dipertanggungjawabkan. Bersarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Palembang, pendugaan volume pohon berdiri pada tegakan Acacia crassicarpa dengan kulit dapat diperoleh dengan dua pendekatan antara lain:

1. Persamaan regresi model penduga volume pohon dengan kulit

Persamaan regresi yang terbentuk dalam menyusun model penduga volume pohon dengan kulit sebagai berikut: Vdk = 0.0000741D 1,96 H 0,780 Keterangan: Vdk : volume pohon dengan kulit m 3 D : diameter setinggi dadaDbh cm H : tinggi total m