Manfaat penelitian Estimasi kandungan karbon tegakan akasia (acacia crassicarpa a. Cunn ex. Benth) dalam Hutan tanaman industri di lahan gambut bekas terbakar. Studi kasus di areal iuphhk-ht pt. Sba wood industries

1.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran dari estimasi kandungan karbon tegakan Akasia Acacia crassicarpa Cunn Ex. Benth dalam hutan tanaman dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran potensi kandungan karbon pada tegaikan tegakan Akasia Acacia crassicarpa. Pengelolaan tegakan Akasia Potensi tegakan, serasah dan tumbuhan bawah Potensi tegakan, serasah dan tumbuhan bawah Pengikat karbon Biomassa di atas permukaan tanah Tegakan high stocking Tegakan low stocking Analisis jumlah karbon terikat Perbandingan biomassa total Lahan gambut Kebakaran hutan dan lahan Perubahan iklim global Aktivitas manusia Peningkatan gas rumah kaca HTI Rehabilitasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebakaran Hutan dan Lahan

Brown dan Davis 1973 mendefinisikan kebakaran hutan sebagai suatu proses pembakaran yang menyebar secara bebas dengan mengkonsumsi bahan bakar alam yang terdapat dalam hutan misalnya serasah, rumput, ranting-ranting kayu mati, tiang, gulma, semak, dedaunan dan pohon-pohon segar lainnya. Selanjutnya Clar dan Chatten 1945 mengatakan bahwa kebakaran dapat terjadi bila terdapat tiga unsur sekaligus dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya yang sering disebut dengan segitiga api atau fire triangle yaitu bahan bakar, panas, dan oksigen yang digambarkan sebagai berikut: Bahan bakar Panas Oksigen Gambar 2. Prinsip segitiga api Brown dan Davis 1973 Kebakaran hutan dapat menjalar baik secara vertikal maupun horizontal ke semua arah free burning karena sifatnya yang tidak tertekan. Proses pembakaran merupakan kebalikan dari proses fotosintesis Brown dan Davis, 1973 yang dapat dijelaskan secara reaksi kimia, sebagai berikut: Proses fotosintesis: 6CO 2 + 6H 2 O + energi matahari C 6 H 12 O 6 + 6O 2 Proses pembakaran: C 6 H 12 O 6 + 6O 2 + energi api 6CO 2 + 6H 2 O + panas energi Selama proses kebakaran dapat diperlihatkan lima fase pembakaran Debano et al., 1998, yaitu: a. Fase pra pemanasan pre-ignition Pada tahap ini bahan bakar mulai terpanaskan, kering dan mulai mengalami pyrolisasi, yaitu terjadi pelepasan uap air, CO 2 , dan gas-gas mudah terbakar termasuk metana, methanol dan hydrogen. Selulosa menunjukkan suhu API