Tinjauan Umum Akasia Estimasi kandungan karbon tegakan akasia (acacia crassicarpa a. Cunn ex. Benth) dalam Hutan tanaman industri di lahan gambut bekas terbakar. Studi kasus di areal iuphhk-ht pt. Sba wood industries

Akasia yang berduri akis berarti duri. Nama spesies nilotica diberikan oleh Linnaeus dari jajaran pohon Akasia yang paling terkenal di sepanjang sungai Nil Clement, 1998. Akasia juga dikenal sebagai pohon duri, dalam bahasa Inggris disebut whistling thorns duri bersiul atau wattles atau yellow-fever acacia akasia demam kuning dan umbrella acacias akasia payung. Sampai dengan tahun 2005, diperkirakan ada sekitar 1.300 spesies akasia di seluruh dunia. Sekitar 960 di antaranya adalah flora asli Australia, sedangkan sisanya tersebar di daerah tropis ke daerah hangat hingga beriklim sedang dari kedua belahan bumi, termasuk Eropa, Afrika, Asia selatan, dan Amerika . Genus ini kemudian dibagi menjadi lima dengan nama Acacia hanya digunakan untuk spesies Australia dan sebagian besar spesies di luar Australia dibagi menjadi Vachellia dan Senegalia Clement, 1998. Klasifikasi ilmiah Akasia Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Subfamili : Mimosoideae Bangsa : Acacieae Genus : Acacia Spesies : Sekitar 1.300 spesies Jenis-jenis spesies akasia yang khas sebarannya di dunia di antaranya adalah Acacia aneura, Acacia catechu, Acacia baileyana, Acacia berlandieri, Acacia confusa di Hawaii, AS, Acacia constricta di Las Vegas Nevada, AS, Acacia covenyi, Acacia crassicarpa, Acacia dealbata, Acacia denticulosa, Acacia drummodii, Acacia erioloba di Sossusvlei, Namibia, Acacia fimbriata di Kebun Raya Nasional Australia, Canberra, Acacia heterophylla, Acacia koa, Acacia longifolia, Acacia melanoxylon di Nazaré, Portugal, Acacia saligna di Side, Turki, Acacia schinoides di Kebun Raya Nasional Australia, Acacia tetragonophylla di Geelong Botanic Gardens, Victoria, Australia, Acacia pennata, Acacia pennata di hutan Talakona, India, Acacia pycnantha, Acacia rigidula, Acacia tortuosa Clement, 1998. Acacia crassicarpa Cunn Ex. Benth merupakan salah satu tanaman dari famili Leguminaceae, subfamili Mimosoideae. Jenis ini umumnya dikenal dengan nama Northern Wattle Australia atau Red Wattle Papua New Guinea. Acacia crassicarpa tumbuh di sepanjang pesisir utara dan daerah pedalaman Queensland. Menyebar luas di bagian baret Papua New Guinea dan di perbatasan Irian Jaya Turnbull, 1986 Acacia crassicarpa dapat tumbuh pada jenis tanah yang bervariasi, mengandung kadar garam tidak subur, mempunyai drainase tidak sempurna yang tergenang pada saat musim hujan dan kering pada musim kemarau serta merupakan tanaman yang cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan. Banyak dijumpai di daerah beriklim humid dan subhumid yang mempunyai suhu maksimum rata-rata pada musim panas sebesar 32-34°C, suhu minimum rata-rata pada musim dingin sebesar 12-21°C dan suhu harian maksimum mencapai 32°C Turnbull, 1986. Acacia crassicarpa termasuk jenis dengan daya adaptasi dan toleransi tinggi tehadap kondisi lingkungan yang buruk. Jenis ini dapat tumbuh pada tanah dengan drainase buruk atau tergenang, tanah berlumpur, tanah terdegradasi, tanah berpasir, toleran terhadap kandungan garam yang agak tinggi dalam tanah Turnbull, 1986. Kemampuan tumbuh yang baik pada berbagai termpat tumbuh, tipe dan kondisi tanah yang buruk menyebabkan jenis ini banyak dipilih untuk rehabilitasi lahan kritis dan konservasi tanah. Acacia crassicarpa termasuk jenis yang tahan terhadap kekeringan, oleh karena itu jenis ini memiliki nilai penting di daerah semi arid dan arid. Acacia crassicarpa mempunyai tinggi berkisar 10-20 m, dan kadang-kadang dapat mencapai 30 m pada kondisi yang cocok. Batang tanaman ini mempunyai kulit berwarna coklat gelap keabuan keras dan mempunyai alur-alur vertikal yang tajam. Bagian dalam kulit berserat dan berwarna merah dengan diameter batang yang jarang lebih dari 50 mm. Daunnya bertekstur halus berwarna hijau keabuan dan mempunyai 3-7 tulang daun yang menonjol berwarna kekuning-kuningan. Berbunga majemuk yang terdiri dari sumbu sentral dengan bunga-bunga duduk. Berwarna kuning terang, panjang 4-7 cm, tangkai yang menopang anak daun yang tebal, berkelamin ganda, panjang benang sari 2-3 mm, dengan ovari pendek Turnbull, 1986. Acacia crassicarpa dapat digunakan sebagai pelindung tanah dalam mencegah erosi. Kayunya dapat digunakan untuk kayu energi, baik kayu bakar maupun pembuatan arang dan untuk konstruksi berat , meubel, bahan baku pembuatan kapal, lantai, veneer, dan pulp. Selain itu dapat digunakan untuk mengontrol pertumbuhan gulma dan sebagai spesies yang efektif untuk rehabilitasi lahan yang banyak ditumbuh oleh Imperata cylindrica Turnbull, 1986.

2.9. Tegakan

Low stocking dan high stocking Berdasarkan personal communication dengan pihak Planning Management Departement PMD PT. SBA Wood Industries, belum dilakukan penetapan nilai pasti dari suatu petak yang termasuk klasifikasi low stocking maupun high stocking. Namun demikian berdasarkan dokumentasi laporan hasil panen diketahui rata-rata volume setiap tegakan adalah sebesar 130m 3 ha. Oleh karena itu diasumsikan bahwa tegakan yang termasuk low stocking adalah tegakan dengan volume per hektar kurang dari setengah volume rata-rata hasil panen 65m 3 ha, sedangkan tegakan high stocking adalah tegakan dengan volume per hektar lebih dari setengah volume rata-rata hasil panen 65m 3 ha. BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan gambut IUPHHK-HT PT. SBA Wood Industries. Areal yang dipilih adalah hutan tanaman Acacia crassicarpa pada petak low stocking dan high stocking. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hutan tanaman Acacia crassicarpa berumur 3 tahun masing-masing pada petak low stocking dan high stocking. Alat-alat yang digunakan adalah kompas, pita meter, patok, alat pengukur tinggi haga, pita meter, kertas label, tali rafia, kantong plastik, golok, timbangan, oven, kamera, alat tulis, koran dan tally sheet.

3.3. Metode Pengambilan Data

Jenis-jenis data yang digunakan untuk kegiatan penelitian dibagi 2, yaitu: 1. Data Primer : Tinggi total pohon, diameter pohon 1,3 m dari atas tanah, berat basah dan berat kering tumbuhan bawah serta serasah pada setiap areal penelitian, serta kedalaman lapisan gambut. 2. Data Sekunder: Kondisi umum wilayah, data iklim curah hujan, suhu, kelembaban, jenis tanah, vegetasi, peta lahan atau penyebaran petak, peta luasan tanaman PT. SBA Wood Industries.

3.4. Prosedur Penelitian

a. Penentuan petak penelitian Petak pengamatan yang digunakan dalam penelitian adalah areal hutan tanaman Acacia crassicarpa berumur 3 tahun masing-masing pada petak low