bergaris yang ditulis dengan tangan dan alat hitung yang digunakan pun
hanya kalkulator
standar. Dari
hasil pemasukan,
Pemilikmenyetorkan pada Bank. e. Modal kerja yang terbatas.
Prosedur yang masih dianggap berbelit dan tempo pengembalian yang relatif singkat yaitu satu bulan, menyebabkan UD. SF tidak
mengandalkan peminjaman kredit yang ditawarkan pihak Bank. Modal usaha didapat dari pembayaran diawal oleh pelanggan yang
hanya cukup membeli bahan baku produk. Kekurangan modal pada saat proses produksi berlangsung, ditangulangi dengan melakukan
pembelian bahan baku produksi dengan sistem pembayaran di belakang saat pelanggan telah membayar lunas pesanannya. Kendala
ini disiasati pemilik dalam mengelola perputaran uang, agar proses produksi tetap berjalan. Sering kali kondisi tersebut menyebabkan
UD. SF memiliki hutang di beberapa pihak penyedia bahan baku, khususnya.
f. Kurang konsistensinya anggota organisasi terhadap tugas-tugasnya. Pembagian kerja yang kurang berfungsi sesuai job description
membuat konsistensi pekerja tidak berjalan baik. Hal ini terkadang mengakibatkan produk menunggu pada beberapa proses tertentu,
karena pekerja yang bertanggungjawab menangani sedang melakukan pekerjaan yang bukan tanggungjawabnya. Besar kemungkinan,
kondisi ini memunculkan pekerjaan yang tumpang tindih dan penguluran waktu proses.
B. Faktor Strategis Eksternal
1. Peluang Oportunities
a. Adanya program pemerintah “Go Green”
Program pemerintah yang saat ini sedang gencar disosialisasikan antara lain adalah
“Go Green” . Program yang berkonsentrasi pada urusan penyelamatan lingkungan melalui meminimalkan penggunaan
bahan baku yang merusak alam. Salah satu kegiatan produksi yang dilakukan oleh UD. SF adalah mengutamakan penggunaan bahan
baku kayu dengan sertifikat legal. Dengan begitu, para pemasok yang dipilih-pun adalah agen-agen penyedia kayu furniture dengan legalitas
yang tepat. Hal tersebut, mampu menumbuhkan kepercayaan diri unit usaha ini bahwa, unit usaha ini mampu menyediakan produk
berkualitas tanpa merusak lingkungan. b. Meningkatnya perkekonomian Negara dengan program UKM
mandiri Kemudahan pengajuan Kredit Usaha Rakyat KUR dari
pemerintah membantu unit usaha ini dalam memperoleh pinjaman usaha dengan sistem pengembalian mudah. Sehingga, UKM dapat
mengajukan pinjaman
yang akan
terus mempertahankan
keberlangsungan usahanya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi pendapatan Negara melalui perdagangan UKM mandiri, karena
bertambahnya minat untuk menndirikan sebuah UKM oleh masyarakat. Semakin banyak UKM yang tumbuh dan berkembang
tentu akan membuka peluang ekspor, sehingga nilai ekspor non-migas negara akan meningkatkan sumber devisa negara.
c. Adanya dukungan pemerintah dalam memajukan sektor non migas, melalui program Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Pembinaan yang selalu dilakukan pemerintah merupakan usaha pemantauan perkembangan usaha kecil mandiri. Peluang ini dapat
membantu unit usaha sekecil UD. SF dalam perluasan pasar lebih luas lagi, atau mempertahankan pasar yang sudah ada terlebih dahulu
dimiliki UD. Suryani Furniture. d. Tersedianya pasar furnitur yang selalu berkembang.
Pekembangan mode, khususnya dalam bidang mabelfurniture berdampak pada perkembangan pasar produk. Konsumen akan
semakin mencari produsen berkualitas baik dan produk yang tidak kalah baik dengan produk produksi perusahaan skala nasional.
Konsumen juga cenderung membali produk dengan harga murah dengan mutu yang bersaing pula. Maka dari itu, dengan tingkat
permintaan yang demikian, sangat terbuka peluang bagi UD. SF untuk mengembangkan “sayap”-nya kembali.
e. Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah dalam usaha peningkatan sektor perekonomian
Kerjasama yang telah terjalin baik oleh instansi pemerintah, tentu saja sangat berpeluang membantu unit usaha milik Pemilikini
meningkatkan produksi dan penjualannya. Dengan memenangkan beberapa tender dari pemerintah, tentu pembayaran awal akan menjadi
modal berjalannya proses produksi. Sehingga perekonomian Negara terbantu peningkatannya. Selain itu, pemerintah akan memberi contoh
nyata bagi masyarakat untuk menciantai produk dalam negeri, khususnya produk buatan UKM yang juga tidak berkualitas.
f. Ketersediaan bahan baku yang cukup Kecukupan akan bahan baku tentu saja akan memberikan
dampak positif dalam kelancaran melakukan produksi. Dengan begitu, produksi akan selalu berjalan dengan baik tanpa ada penundaan waktu
produksi yang disebabkan oleh kekurangan bahan baku.
2. Ancaman Threats