Pembuatan Pati Jagung Maizena

10

b. Pembuatan Pati Jagung Maizena

Pembuatan pati jagung maizena terdiri dari tahap pembersihan, perendaman, penggilingan, pemisahan serat dan gluten, dan pengeringan. Pembersihan dilakukan untuk memisahkan biji jagung dari partikel asing berukuran besar seperti tongkol, batu, dan sekam, serta partikel asing berukuran kecil seperti kernel yang hancur, debu, pasir, dan bagian tubuh serangga. Penggunaan magnet juga sering dilakukan untuk menghilangkan partikel asing berupa besi yang dapat merusak peralatan proses Johnson dan May 2003. Biji jagung yang telah dibersihkan lalu direndam di dalam air dengan kondisi suhu, waktu, konsentrasi sulfur dioksida, dan sirkulasi air rendaman yang terkontrol. Kondisi ini diperlukan untuk mempermudah difusi air ke dalam lembaga, endosperma, dan komponen seluler lainnya. Penggunaan 0.12-0.2 SO 2 berfungsi sebagai agen pereduksi yang memecah ikatan disulfida pada matriks protein yang memerangkap granula pati dan mendukung pertumbuhan bakteri Lactobacillus alami untuk memproduksi asam laktat melalui fermentasi gula bebas yang kemudian dilepas ke air perendam. Asam laktat dapat memperlunak biji jagung, melarutkan protein endosperma, dan memperlemah dinding sel endosperma. Hal ini dapat mempermudah endosperma untuk digiling pada tahap selanjutnya. Kombinasi suhu dan waktu perendaman yang biasa diterapkan adalah 50 C selama 40 jam Johnson dan May 2003. Menurut Haros dan Suarez 1997, penggunaan gas SO 2 dapat digantikan dengan natrium bisulfit untuk skala laboratorium. Perendaman ini dilakukan pada suhu 52 C selama 48 jam. Penggunaan suhu lebih dari 55 C dapat menginaktivasi Lactobacillus alami sehingga mengurangi produksi asam laktat Johnson dan May 2003. Sementara apabila perendaman dilakukan pada suhu lebih rendah dari 45 C, akan terbentuk alkohol yang diproduksi oleh khamir alami yang terdapat pada biji melalui fermentasi karbohidrat. Kemudian perendaman yang dilakukan lebih dari 96 jam juga dapat mengakibatkan penurunan viskositas pati yang dihasilkan Berkhout 1976. Tahap selanjutnya setelah perendaman adalah penggilingan. Penggilingan dapat dilakukan dengan disc mill atau grinder yang disertai dengan penambahan air. Tahap ini bertujuan untuk menghancurkan biji sehingga pati yang terperangkap dalam matriks bahan terekstrak, serta komponen lain dapat dipisahkan dengan mudah. Suspensi hasil penggilingan lalu dipompa ke hydrocyclone untuk memisahkan lembaga berdasarkan densitasnya. Lembaga memiliki densitas yang rendah karena memiliki kandungan minyak yang tinggi, sehingga akan berada di bagian atas. Setelah dipisahkan dari lembaga, suspensi dialirkan ke suatu alat yang dapat memisahkan serat dari suspensi pati-gluten. Hasil pemisahan serat sebagian besar mengandung pati dan gluten, serta sebagian kecil komponen-komponen yang terlarut. Pemisahan pati dan gluten juga dilakukan berdasarkan perbedaan densitas. Gluten memiliki densitas yang lebih rendah dari pada pati, sehingga pati akan mengendap. Pati hasil pengendapan lalu dicuci dengan hydrocyclone untuk memisahkan gluten dan komponen terlarut lain yang masih tersisa Johnson dan May 2003. Setelah itu pati dapat langsung dikeringkan atau diberi perlakuan dengan bahan kimia seperti bahan pemucat dan asam untuk memodifikasi karakteristik pati sesuai permintaan konsumen. Residu bahan kimia dicuci melalui sentrifugasi atau penyaringan vakum. Kombinasi suhu dan waktu pengeringan yang biasa digunakan adalah 50 C selama 24 jam Johnson dan May 2003. Bubuk maizena hasil pengeringan memiliki kadar air basis basah sebesar 11 Watson 1984. 11

C. AMPISILIN