15 konsentrasi 100 µgml pada sel inang E. coli Clontech, USA. Gambar plasmid GFPuv dapat dilihat
pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta vektor pGFPuv Clontech, USA
F. MEKANISME MUTASI MELALUI TRANSFORMASI
Mutasi didefinisikan sebagai perubahan sekuen DNA. Mutasi dapat terjadi karena penggantian sepasang basa, penghilangan atau penyisipan satu atau lebih pasangan basa, atau perubahan secara
umum pada struktur kromosom Klug et al. 2006. Sel atau organisme mutan merupakan sel atau organisme yang yang telah mengalami perubahan fenotip akibat dari proses mutasi sehingga dikenal
dengan non wild-type. Mekanisme pembuatan mutan yang digunakan pada penelitian ini adalah penyisipan plasmid ke dalam sel bakteri inang melalui transformasi. Menurut Klug et al. 2006,
transformasi merupakan salah satu mekanisme transfer DNA atau plasmid pada bakteri selain konjugasi dan transduksi. Plasmid atau DNA eksogenus diambil oleh sel bakteri inang yang
mengakibatkan terjadinya perubahan genetik pada sel inang. Pada populasi bakteri, hanya sel yang kompeten saja yang yang dapat mengambil DNA dari lingkungan. Cohen et al. 1972 menyatakan
bahwa salah satu cara untuk membentuk sel kompeten adalah dengan menggunakan larutan CaCl
2.
Membran sel akan bersifat permeabel terhadap ion klorida, tetapi nonpermeabel terhadap ion kalsium. Ketika ion klorida memasuki sel inang, molekul air ikut masuk sehingga sel akan membengkak dan
memerlukan DNA dari lingkungan. Sel kompeten yang telah dibuat harus disimpan pada suhu yang sangat rendah -70
C. Ketika transformasi akan dilakukan, thawing sel harus dilakukan di dalam es selama 5-10 menit. Kemudian
plasmid ditambahkan ke dalam sel kompeten yang diikuti dengan perlakuan heat-shock pada suhu 42
C selama 45 detik Sambrook dan Russel 2001. Ketika sel bakteri dipanaskan, serangakaian gen diekspresikan yang mengakibatkan bakteri dapat bertahan pada suhu tersebut. Serangkaian gen ini
disebut dengan heat-shock genes. Tahap ini dibutuhkan dalam pengambilan plasmid atau DNA eksogenus oleh sel inang. Pada suhu di atas 42
C, kemampuan bakteri untuk mengambil plasmid atau DNA eksogenus lebih rendah, sedangkan pada suhu ekstrem bakteri akan mati Li et al. 2010.
Menurut Sambrook dan Russel 2001 setelah tahap heat-shock, medium SOC ditambahkan dan diinkubasi pada suhu 37
C selama 1 jam. Kemudian disebar pada agar cawan yang mengandung
16 antibiotik dan diinkubasi pada suhu 37
C selama 1 malam. Mekanisme singkat transformasi kimiawi dengan larutan CaCl
2
dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Transformasi kimiawi sel kompeten NextGen Sciences 2005 Plasmid ditambahkan ke dalam larutan
CaCl
2
yang sudah mengandung sel Sel dan plasmid didiamkan di dalam es
selama 30 menit
Perlakuan heat-sock pada suhu 42 C
selama 45 detik Larutkan sel ke dalam SOC dan
inkubasi selama 1 jam
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung varietas Pioneer dengan tipe biji dent yang diperoleh dari Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian bahan lain yang digunakan adalah produk
maizena komersial, ampisilin, air destilata, alkohol 70, spirtus, natrium hipoklorit NaOCl 2, natrium bisulfit, kapas, kertas tisu, plastik, aluminium foil, media pertumbuhan TSA Tryptone Soy
Agar, DFIA Druggan Forsythe Iversen Agar, BHI Brain Heart Infusion, BPW Buffered Peptone Water, PDA Potato Dextrose Agar, MRSB De Man Rogosa Sharp Broth, dan NB Nutrient
Broth. Kultur bakteri yang digunakan terdiri dari isolat Cronobacter spp. normal YR t2a asal susu formula Meutia 2008, isolat normal DES c7 asal maizena Gitapratiwi 2011, isolat normal FWH c3
Hamdani 2012, isolat mutan YR t2a, isolat mutan DES c7, isolat mutan FWH c3 Nurjanah et al. 2012 dan isolat-isolat dari fermentasi spontan selama perendaman jagung Pediococcus sp.,
Lactobacillus plantarum, Lactobacillus lactis, Lactobacillus brevis, Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Fusarium oxysporum, Kodamaea ohmeri, Candida krusei, dan Candida zeylanoides
Rahmawati et al. 2012. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari peralatan untuk produksi maizena dan
peralatan analisis analisis maizena dan analisis mikrobiologi. Peralatan untuk produksi maizena yaitu disc mill, grinder, oven, blender, loyang, baskom, kain saring, dan ayakan 100 mesh. Peralatan
untuk analisis terdiri dari neraca, whitenessmeter, mikroskop polarisasi, mikroskop cahaya, stomacher, waterbath, inkubator suhu 37
C, inkubator suhu 55 C, autoklaf, oven, lampu ultraviolet
366 nm, pipet mikro, tip pipet, tabung reaksi berulir, cawan petri, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, sudip, sendok, rak tabung reaksi, hocky stick, pipet Mohr, pipet tetes, bulb, bunsen, kaca
preparat, dan gelas objek.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan dari bulan Maret-Desember 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan pilot plant
SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari pembuatan maizena dari jagung kuning, penentuan metode deteksi Cronobacter spp. mutan, serta pengujian Cronobacter spp. mutan selama perendaman jagung dan
pengeringan maizena. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.
1. Pembuatan Maizena
Biji jagung kering digiling secara kasar dengan disc mill menjadi grits jagung. Lalu grits jagung dibersihkan dari kotoran fisik seperti sekam, pasir, batu, sisa tongkol, dan bagian tubuh
serangga. Grits jagung yang telah bersih lalu dicuci untuk membersihkan kotoran yang tersisa dan memisahkan endosperma dari lembaga dan perikarp Johnson dan May 2003. Kemudian grits
endosperma direndam dalam larutan natrium bisulfit 0.25 dengan perbandingan 1 : 5 1 bagian