Analisis Investasi Piutang Analisis Rasio Likuiditas

4.4.1. Analisis Investasi Piutang

Analisis investasi piutang digunakan untuk menunjukkan besarnya dana yang tertanam dalam satu kali perputaran dan besar kecilnya tergantung jumlah penjualan yang dilakukan dan lamanya periode kredit. Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar dana yang tertanam dalam piutang untuk setiap kali perputaran. Di bawah ini ialah hasil perhitungan analisis investasi piutang pada Tabel 4: Tabel 4. Tabel Analisis Piutang Tahun 2009-2011 Dalam Persentase Analisis Investasi Piutang 2009 2010 2011 Rasio Investasi Piutang 26 31 43 Sumber: PT. Tempo Cabang Bogor, 2009-2011 Pada Tabel 4 menunjukkan 26 investasi terhadap piutang usaha yakni sebesar Rp 7.785.906.672 , lalu pada tahun 2010 naik menjadi 31 terhadap total investasi terhadap piutang dari tahun 2009-2011 yakni sebesar Rp 9.496.552.489, dan pada tahun 2011 semakin meningkat menjadi 43 senilai Rp 13.218.915.663. Hal ini membuktikan investasi terhadap piutang meningkat setiap tahunnya dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengembalian piutang usaha. Rasio investasi piutang pada tahun 2009-2011 disajikan dalam grafik pada Gambar 6, dan terlampir pada Lampiran 6 untuk hasil analisis tren. 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 R u p ia h d a la m Mi ly a r 2009 2010 2011 Tahun Rasio Investasi Piutang Rasio Investasi Piutang Gambar 6. Grafik Rasio Investasi Piutang 2009-2011 PT. Tempo Cab. Bogor,2011 Dari Tabel 4 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa investasi piutang mencapai angka Milyaran Rupiah, angka investasi ini terus meningkat tiap tahunnya dan ini menandakan bahwa piutang baru dapat dikumpulkan dalam waktu yang cukup lama.

4.4.2. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah rasio lancar dan rasio cepat. Di bawah ini menyajikan hasil perhitungan rasio likuiditas perusahaan pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Rasio Likuiditas Tahun 2009-2011 Dalam Persentase Rasio Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 Rasio Lancar 97.38 91.8 92.86 Rasio Cepat 60.45 40.18 44.34 Sumber: PT. Tempo Cabang Bogor, 2009-2011. Rasio likuiditas pada tahun 2009-2011 disajikan dalam grafik pada Gambar 7, dan terlampir pada Lampiran 6 untuk hasil analisis tren. 20 40 60 80 100 Persentase 2009 2010 2011 Tahun Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Gambar 7. Grafik Rasio Likuiditas 2009-2011PT. Tempo Cab. Bogor,2011 Hasil analisis likuiditas yang terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat yang terdapat pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2010 tingkat likuiditas perusahaan menurun hal ini disebabkan aktiva perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,63 atau senilai Rp 129.971.209 tetapi tidak sebanding dengan kenaikan kewajiban perusahaan di tahun 2010 yakni sebesar 3.57 yang senilai Rp 784.718.322. Lalu di tahun 2010-2011 tingkat likuiditas meningkat yang disebabkan aktiva perusahaan mengalami peningkatan sebesar 2.51 atau senilai Rp 537.315.801, namun kenaikan kewajiban yang terjadi tidak sebesar kenaikan tahun 2010 yakni sebesar 1.94 atau senilai Rp 449.980.899. Rasio cepat merupakan perhitungan analisis perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya diluar angka persediaan yang dianggap sebagai aktiva tidak likuid. Angka rasio cepat pada PT. Tempo Cabang Bogor mengalami penurunan di tahun 2009-2010 yakni dikarenakan jumlah aktiva lancar yang menurun sebesar 16.68 yang disebabkan jumlah investasi persediaan naik sebesar Rp 1.960.331.748 sehingga tingkat likuiditas perusahaan menurun, namun pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan tingkat likuiditas yang disebabkan peningkatan aktiva sebesar 6.86 atau penurunan investasi terhadap persediaan sebesar Rp 135.543.274. Rasio lancar dan rasio cepat yang menunjukkan nilai kurang dari 100 menunjukkan bahwa perusahaan harus mewaspadai bahwa saldo piutang yang besar merupakan piutang yang sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.

4.4.3. Analisis Rasio Aktivitas