c Piutang lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika
piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun,
maka aktiva ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dengan judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang
pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. Menurut Horngren dan Harrison 2006, piutang dagang merupakan klaim
dari penjual kepada pembeli sebesar jumlah transaksi yang terjadi. Piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut
biasanya didapatkan dari penjualan barang atau jasa ataupun dari peminjaman uang. Piutang merupakan salah satu bagian dari harta lancar. Ada dua jenis
piutang yaitu piutang dagang dan wesel tagih.
2.1.1. Piutang Tak Tertagih Menurut Horngren dan Harrison 2006, piutang tak tertagih ialah
penjualan secara kredit yang akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. Orang yang tidak dapat membayar sekarang akan melakukan pembelian secara
kredit. Penerimaan dan keuntungan perusahaan akan meningkat karena penjualan meningkat, tapi kerugian yang dialami oleh perusahaan meningkat pula karena
meningkatnya jumlah piutang yang tidak dapat tertagih. Kerugian ini biasanya disebut beban piutang tak tertagih. Perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit, beban piutang tak tertagih merupakan beban yang memang timbul karena kegiatan bisnis perusahaan, sebagai beban usaha tentunya beban piutang tak
tertagih harus diketahui jumlahnya. Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005, tidak ada satupun ketentuan
umum yang dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu piutang atau wesel menjadi tidak tertagih. Jika seorang debitor gagal untuk membayar piutang sesuai
kontrak penjualan ataupun weselnya belum dibayar saat jatuh tempo, tidak berarti bahwa utang-utang tersebut tidak akan dapat ditagih.
Bangkrutnya debitur adalah salah satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang.
2.1.2. Metode Penyisihan Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih
Terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih yakni metode penyisihan allowance method membuat akun
beban piutang tak tertagih dimuka sebelum piutang tersebut dihapus. Prosedur lain yakni, metode penghapusan langsung direct write-off method mengakui
beban bahwa hanya pada saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat ditagih lagi. Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005, metode penghapusan piutang tak
tertagih yakni:
a Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Metode ini digunakan oleh mayoritas perusahaan besar untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih, estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode
fiskal didasarkan pada pengalaman perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di masa depan. Jika perekonomian secara umum kinerjanya baik,
jumlah beban piutang tak tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika perekonomian sedang mengalami resesi. Estimasi piutang tak tertagih biasanya
didasarkan pada jumlah penjualan atau jumlah piutang yakni:
1 Estimasi Berdasarkan Penjualan
Estimasi berdasarkan jumlah penjualan yakni penjualan kredit selama suatu periode bisa digunakan untuk mengestimasi jumlah beban piutang tak tertagih,
jumlah estimasi ini ditambahkan ke saldo yang telah ada pada akun penyisihan piutang tak tertagih. Contoh ayat jurnal penyesuaian,
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
2 Estimasi Berdasarkan Analisis Piutang
Estimasi piutang tak tertagih yakni berdasarkan pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar dengan menggunakan penentuan umur piutang usaha aging
the receivable . Titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh
tempo piutang tersebut. Jumlah hari dinyatakan telah jatuh tempo adalah ditentukan dari tanggal jatuh
tempo sampai tanggal skedul umur piutang dibuat. Skedul umur piutang terdiri atas kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang dalam masing-masing
kelompok umur. Suatu skala presentasi yang terus naik berdasarkan industri atau pengalaman masa lalu perusahaan digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang
tak tertagih dalam masing-masing kelompok. Di bawah ini menunjukkan saldo estimasi penyisihan piutang yang diinginkan sebesar 3.390 yang terdapat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Contoh Estimasi Piutang Tak Tertagih Pada PT. XYZ
Interval Umur Saldo
Persen Jumlah
Belum jatuh Tempo 75.000
2 1.500
Telah jatuh Tempo 1- 30 hari
4.000 5
200 Telah jatuh Tempo
31-60 hari 3.100
10 310
Telah jatuh Tempo 61-90 hari
1.900 20
380 Telah jatuh Tempo
91-180 hari 1.200
30 360
Telah jatuh Tempo 181-365 hari
800 50
400 Telah jatuh Tempo
365 hari 300
80 240
Total 86.300
3.390
Sumber: Warren, 2006
b Metode Penghapusan Langsung untuk Piutang Tak Tertagih
Berdasarkan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagih tidak dicatat sampai piutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi. Jadi, akun
penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir periode. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah diputuskan tidak akan tertagih adalah
sebagai berikut:
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang Usaha PT. XYZ xxx
Jika piutang dibayar dikemudian hari, maka piutang harus ditimbulkan kembali dengan membalik ayat jurnal penghapusan sebelumnya.
Piutang Usaha PT. XYZ xxx
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Lalu untuk mengakui pembayaran atas piutang tersebut yakni:
Kas xxx
Piutang Usaha PT. XYZ xxx
2.2. Pengertian Pengendalian Internal