Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
3.4.3 Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh untuk karakteristik penunggak pembayaran disajikan dalam bentuk tabel, kemudian data karakteristik tersebut dianalisis secara deskriptif
yang mencakup karakteristik individu, karakteristik usaha, serta hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik usaha dengan pola pembayaran tunggakan
piutang. Karakteristik individu yang dianalisis terdiri dari usia, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat keakraban dengan sales. Sedangkan karakteristik usaha meliputi pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit,
omzet usaha, dan pengalaman kredit. Adapun analisis hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik usaha
dengan pola pembayaran piutang meliputi: hubungan usia dengan pola pembayaran piutang, tingkat pendidikan dengan pola pembayaran piutang, Jumlah tanggungan
keluarga dengan pola pembayaran piutang, tingkat keakraban sales dengan pemilik outlet, pengalaman usaha dengan pola pembayaran piutang, jangka waktu
pengembalian piutang dengan pola pembayaran piutang, omzet usaha dengan pola pembayaran piutang, dan pengalaman kredit dengan pola pembayaran piutang. Pola
pembayaran piutang yaitu cara outlet dalam menjalankan kewajiban berupa tunggakan pembayaran piutang kepada pihak PT. Tempo. Dalam analisis ini, akan
dilihat bagaimana hubungan antara variabel pola pembayaran tunggakan piutang usaha terhadap variabel-variabel yang diduga mempengaruhinya.
3.4.4 Analisis Regresi Logistik
Metode regresi logistik, seperti halnya regresi linier, adalah suatu metode analisa statistika yang mendeskripsikan hubungan sebuah peubah respon dengan satu
atau lebih peubah bebas. Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen respon merupakan variabel dikotomi. Variabel
dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak
adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Tidak seperti regresi linier biasa, regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan antara variabel
independen dan dependen secara linier. Regresi logistik akan membentuk variabel prediktorrespon log p1-p yang merupakan kombinasi linier dari variabel
independen. Nilai variabel prediktor ini kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas dengan fungsi logit.
Logit pi = loge pi1-pi
...................................................................8 Dengan pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah
respon untuk orang ke-i dan loge adalah logaritma dengan basis bilangan e. Kategori sukses secara umum merupakan kategori yang menjadi perhatian dalam penelitian.
Model yang digunakan dalam analisis regresi logistik biner adalah :
Logitpi = b0 + b1x ......................................................................9
Dengan logit pi adalah nilai transformasi logit untuk peluang kejadian sukses, b0 adalah intersep model garis regresi, b1 adalah slope model garis regresi dan X
adalah peubah penjelas. Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang odds ratios terkait dengan nilai setiap prediktor. Peluang odds dari suatu kejadian
diartikan sebagai probabilitas hasil yang muncul yang dibagi dengan probabilitas suatu kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang odds ratios merupakan
sekumpulan peluang yang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi prediktor diartikan sebagai jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat rasio peluang 1
atau turun rasio peluang 1 ketika nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian
piutang pada PT. Tempo Cabang Bogor, terdapat variabel bebas antara lain : karakteristik individu dan karakteristik usia, yaitu: usia, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga, tingkat keakraban dengan sales, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian piutang, omzet usaha, dan pengalaman kredit.
Rumus yang digunakan adalah:
Yij = f Xij ................................................................................10
Dimana,
Yij = Pengembalian piutang tak tertagih piutang macet
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini meliputi aspek karakteristik individu dan karakteristik usaha yang diduga menjadi penyebab-penyebab dalam peningkatan
piutang tak tertagih pada PT. Tempo Cabang Bogor. Hipotesis dirumuskan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu oleh Dicky 2009,
Rusdani 2010,dan Astri 2011. Rumusan Hipotesis tersebut adalah :
Faktor usia dipakai dengan pertimbangan bahwa semakin tinggi umur seseorang, maka akan mematangkan kemampuan berfikirnya. Dalam hal ini akan
berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X1 : Usia debitur diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
Pendidikan nasabah merupakan lamanya nasabah mengikuti pendidikan formal. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai, debitur akan semakin menyadari
dan mengetahui pentingnya mengelola usahanya dengan baik, sehingga pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X2 : Pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
Jumlah tanggungan keluarga, semakin banyak jumlah tanggungan keluarga atau anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan keluarga tersebut, maka akan
semakin besar pengeluaran yang diperlukan. Semakin besar pengeluaran untuk keluarga, diduga akan mengurangi alokasi pembayaran untuk pengembalian piutang.
Jumlah anggota keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X3: Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian piutang
Dalam penelitian-penelitian terdahulu, analisis terhadap karakteristik individu yang diduga menjadi penyebab piutang tak tertagih yakni pembinaan yang dilakukan
terhadap debitur, tetapi dalam penelitian untuk mengetahui penyebab-penyebab piutang tak tertagih pada PT. Tempo Cabang Bogor bukan berupa pembinaan tetapi
tingkat keakraban dengan salespetugas yang diberi kepercayaan untuk menagih piutang tersebut.
Tingkat keakraban diduga mampu memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan piutang tak tertagih, yakni semakin sales memiliki tingkat keakraban
yang cukup tinggi terhadap pemilik outlet diduga mampu memberikan kelonggaran waktu terhadap waktu pembayaran piutang, maka:
X4: Tingkat keakraban diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian piutang
Pengalaman usaha mempengaruhi kemampuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif terbaik.
Berdasarkan pengalaman usaha tersebut pengusaha dapat menghindari dan mengurangi risiko yang dapat menggagalkan usaha. Pengalaman usaha berpengaruh
positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X5: Pengalaman usaha diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
Jangka waktu pengembalian piutang berhubungan dengan lama waktu yang diperlukan oleh pengusaha untuk melaksanakan usahanya. Dengan waktu
pengembalian piutang yang lama, pengusaha dapat menjalankan usaha yang memerlukan waktuumur produksi yang lama. Jangka waktu pengembalian piutang
diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X6: Jangka waktu pengembalian diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
Omzet usaha menentukan tingkat pendapatan pengusaha dari usaha yang dijalankannya. Semakin tinggi omzet usaha akan meningkatkan usaha, sehingga akan
meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar piutang. Omzet usaha berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X7 : Omzet usaha diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
Pengalaman pengambilan kredit, merupakan ukuran berapa kali debitur sudah pernah mengambil kredit sebelumnya. Dengan demikian semakin tingginya
pengalaman debitur dalam mengambil kredit, maka akan semakin mengerti betapa pentingnya ketepatan dalam pembayaran kredit. Pengalaman pengambilan kredit
diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian piutang, maka:
X8 : Pengalaman kredit diduga berpengaruh positif terhadap pengembalian piutang
.
3.5. Penetapan Skala Pengukuran Variabel Penelitian